Sehun berjalan keluar dari ruang klub art of music di lantai tiga dan mulai menuruni anak tangga dengan malas karena Siera masih saja mengobrol ringan dengan Park Chorong. Sesekali ia mendapati gadis di samping adiknya itu melirik ke arahnya dan jika bertemu pandang, gadis itu langsung mengalihkan perhatiannya kembali ke arah Siera atau terkadang malah menunduk.
Aneh. Sehun mendengus dalam hati. Ada apa dengan gadis-gadis di sini? Mengapa tiap kali ia bertemu dengan gadis Korea, mereka semua tidak ada yang bersikap normal di depannya? Tidak Hayoung, tidak teman gadis itu tadi pagi, dan sekarang—Park Chorong pun juga demikian? Astaga, apa tidak bisa adiknya ini mempunyai teman yang normal-normal saja?
"Mengapa kau tidak pernah bercerita padaku jika kau punya Oppa sehebat Oh Sehun?" tanya Chorong sembari melirik ke arah Sehun dan tersenyum. "Aku jadi tidak sabar untuk mengenalkannya kepada anggota klub yang lain. Mereka pasti sangat senang karena mendapatkan anggota baru yang berbakat seperti Sehun-ssi ini."
Seperti biasa Siera menanggapinya dengan ceria. "Kau jangan terlalu memuji Oppa-ku ini, Sunbae." Ia menyikut lengan Sehun, kemudian mendekatkan wajahnya ke telinga Chorong seraya berbisik, "Nanti dia bisa terbang tinggi jika kau puji seperti itu."
Chorong tertawa pelan. "Aku tidak sedang memujinya." Ia melirik sekilas ke arah Sehun yang sedari tadi diam, seolah hanya terfokus pada satu per satu anak tangga di depan. "Tetapi itu memang kenyataan. Tadi kau lihat sendiri, kan? Bagaimana Oppa-mu memainkan piano dengan nada ciptaannya dan itu sangat menyentuh sekali." Chorong berhenti sejenak untuk menarik napas. "Dan aku sangat yakin, nada itu tercipta ketika kau sedang merasakan sesuatu yang sangat mendalam. Benar begitu Sehun-ssi?" tanyanya sambil memiringkan kepalanya menatap Sehun.
Sehun menoleh terlalu cepat, agak terkejut karena Chorong bisa menebaknya dengan tepat. Just like this, itulah judulnya. Nada itu tercipta tepat sebulan setelah Jo meninggal. Entah, pada saat itu ia seperti merasakan rindu yang teramat sangat, tetapi ia tidak tahu rindu kepada siapa? Ia hanya membiarkan hatinya yang bermain, sementara tangannya menari lancar di atas tuts-tuts baloknya. Yaah.. just like this. Seulas senyum kecil yang hambar tersungging di bibir Sehun, tetapi ia tidak berkata apa-apa.
Chorong melompati anak tangga terakhir di lantai dua dan berbalik menghadang langkah Siera. "Oh, Siera-yah, sebelumnya aku ingin berterima kasih karena kau telah mendatangkan Sehun-ssi untuk bergabung di klub kita," katanya dengan wajah berbinar. Lalu ia beralih menatap Sehun dan tersenyum lebih lebar. "Terima kasih Sehun-ssi. Sekali lagi terima kasih banyak," lanjutnya sambil membungkuk berkali-kali.
Sehun mengernyitkan dahi melihat tingkah gadis di depannya itu. Ia jadi semakin yakin untuk tidak mencari kekasih di kampus ini karena semua gadis di sini benar-benar aneh. Akhirnya ia hanya mengangguk dan tersenyum tipis. "Tidak masalah." Ini pun karena terpaksa aku melakukannya. Ia menatap ke arah Siera dengan tajam, sementara Siera hanya tersenyum lebar ke arahnya sambil mengerjap-ngerjapkan mata, menggoda. "Baiklah jika tidak ada lagi yang harus dibicarakan." Ia pura-pura melihat jam di tangan. "Aku pamit karena masih ada urusan lain lagi yang lebih penting," katanya dengan penekanan nada saat mengucapkan kata 'lebih penting'.
"Oh begitu?" Seketika itu juga ekspresi wajah Chorong berubah kecewa. "Aku baru saja ingin mengajakmu dan Siera makan siang bersama."
"Tidak perlu," seru Sehun cepat, bahkan terlalu cepat. Ia memaksakan seulas senyum. "Terima kasih Chorong-ssi," lanjutnya dengan suara yang diusahakan terdengar lembut. Ia buru-buru membungkukkan tubuhnya sebagai ucapan selamat tinggal dan langsung menuruni anak tangga berikutnya dengan cepat menuju lantai satu.
"Maaf, kau tidak kecewa, kan?" Sehun bisa mendengar Siera masih berbicara dengan Chorong. "Sepertinya urusan Oppa memang penting karena tidak biasanya dia bersikap seperti itu. Mungkin kali lain kita bisa makan bersama?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Someday For You (Oh Couple_Sehun_Hayoung)
FanfictionAwalnya Oh Hayoung lebih memilih jauh-jauh dari laki-laki dingin, sombong, cuek, dan angkuh bernama Oh Sehun yang telah membuat harinya sial. Suatu ketika untuk kali pertama, ia melihat laki-laki itu tersenyum-bagaimana bisa laki-laki itu tersenyum...