Bab 6

420 55 3
                                    

Tidak diragukan lagi, hari ini adalah hari yang sangat menyenangkan untuk Park Chorong. Dalam beberapa detik sekali, ia mengangkat wajah dan mencuri-curi pandang ke arah Sehun yang berjalan di samping menuju tempat parkiran, kemudian tersenyum sendiri sembari mengigit bibir. Ia tidak menyangka bisa pulang untuk kali kedua bersama Sehun setelah latihan di klub. Dan yang paling menyenangkan lagi adalah ketika melihat sikap Siera tadi yang dengan sengaja malah memaksa Sehun untuk mengantarkannya pulang, sementara gadis itu mengatakan akan mampir ke suatu tempat lebih dulu karena masih ada urusan yang belum terselesaikan.

Chorong menengadah menatap langit. Matahari sore di musim dingin tinggal seperempat lagi akan tenggelam dan berganti dengan kegelapan malam. Udara yang berhembus pun sudah mulai terasa dingin, pertanda akan ada pergantian suhu yang agak drastis malam ini. Ia lebih mempererat jaketnya, berjaga-jaga untuk serangan dingin yang akan menusuk-nusuk kulit sambil mengikuti langkah Sehun yang sudah cukup jauh darinya.

Chorong berusaha mengejar, walau sulit rasanya untuk melangkah lebih cepat lagi di cuaca yang cukup dingin dan juga jalanan yang licin. Akhirnya ia hanya bisa menghela napas panjang. Selama setengah perjalanan tidak ada satu kata pun yang keluar dari mulut Sehun. Laki-laki itu tetap berjalan tenang di depan. Tidak ada basa-basi yang mengatakan apakah Chorong kedinginan atau apakah laki-laki itu harus meminjamkan jaket untuknya, atau mungkin hanya sekedar kata-kata singkat yang membuat suasana yang sudah sepi ini tidak menjadi lebih hening.

Lagi-lagi Chorong hanya bisa menghela napas panjang. Ia sudah tahu dari awal Sehun adalah laki-laki yang tidak banyak bicara dan terkesan agak cuek. Mungkin ia juga tahu, bahwa tidak mudah untuk mendapatkan perhatiannya apalagi sampai ingin menaklukkan hatinya. Ya, ia sadar dengan semua hal itu. Namun entah mengapa setelah menghabiskan dua minggu kemarin bersama dengan laki-laki itu di klub. Saling bertukar informasi, pendapat, dan berlatih bersama, ia merasa inilah tantangannya jika ingin dilihat oleh Sehun.

"Apa kau keberatan jika aku menurunkanmu di pertigaan jalan?"

Chorong terkesiap dan mengangkat wajahnya ketika mendengar suara Sehun yang baru saja bicara. Ia memandangi ke sekeliling, baru sadar jika ia telah tiba di parkiran dan melihat Sehun membukakan pintu mobil untuknya. "Hmm?"

"Apa kau keberatan jika aku menurunkanmu di pertigaan jalan?" ulang Sehun lagi. "Maaf kali ini aku tidak bisa mengantarkanmu sampai rumah. Aku masih harus ke toko buku," lanjutnya. "Tadinya aku ingin memberitahumu ketika Siera memintaku untuk mengantarmu pulang. Tetapi kau tahu sendiri, kan?" Ia memasukkan kedua tangannya ke saku jaket sembari mengangkat bahu. "Tidak ada kesempatan untuk menyela jika adikku sudah berbicara."

Chorong tertawa kecil dan mengangguk setuju. "Ya, kau benar."

Sehun tersenyum samar. Tanpa menunggu Chorong masuk, ia sudah berbalik, berjalan memutar dan membuka pintu sebelah kiri mobilnya. Sebelum masuk, ia menoleh lagi ke arah Chorong. "Masuklah."

Chorong mengangguk dan masuk ke mobil. Sementara mobil Sehun mulai melaju keluar dari parkiran, ia memasang safety belt, menyandarkan punggung ke belakang, lalu mendesah kecewa. Padahal ia sudah senang dengan kenyataan Sehun akan mengantarkannya pulang, dan tadinya ia malah bermaksud ingin mengajak laki-laki itu makan malam terlebih dulu. Namun sepertinya rencana hanya tinggal rencana saja. Sepertinya ia harus memikirkan rencana lain lagi yang masuk akal untuk membuat Sehun bisa lebih lama bersamanya saat ini.

Tetapi apa?

Chorong melirik Sehun yang mengemudi di sampingnya. Seperti biasa laki-laki itu diam saja dan hanya terfokus pada jalanan di depan. Akhirnya ia berdeham, memberanikan diri bertanya, "Apa kau keberatan jika aku ikut denganmu ke toko buku?"

Sehun menoleh sebentar. "Kau mau ikut?"

Chorong menggigit bibir dan melirik Sehun lagi. "Jika kau tidak keberatan," jawabnya. Karena tidak ada tanggapan dari Sehun, ia buru-buru melanjutkan, "Nanti kau tetap turunkan aku di pertigaan jalan. Aku...aku hanya sedang tidak ingin cepat-cepat sampai di rumah."

Someday For You (Oh Couple_Sehun_Hayoung)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang