12

4.7K 543 19
                                    

Kenapa dia membayar biaya operasi Minhyun? Apakah Ia sudah tahu?  Siapa yang memberitahunya?

Sial. Aku berlari ke ruang operasi dan melihat Eomma menangis.

"Dokter bilang kita harus menunggu disini dan terus berdoa untuk Minhyun."
Eomma menangkup wajahku, "Tenang ya Joohyun, dia pasti akan baik-baik saja, Minhyun itu kuat sepertimu."

Aku mengangguk dan menyeka air mataku, "Eomma, Junmyeon, dia.. dia yang membayar biaya operasi ini."

"Aku tahu. Dia sedang bersama pendeta di Gereja, kalian berdua harus bicara."

Apa? Dia mengunjungi Minhyun? Ya Tuhan.

Aku datang ke Gereja Rumah Sakit dan duduk disebelahnya. Aku menghela napas panjang menahan seluruh amarahku, "Kenapa kau membayar biaya operasi anakku?"

"Karna dia juga anakku." Suaranya penuh dengan kekecewaan.

"Siapa yang memberitahumu?"
Tidak usah ditanya, Suho sudah tahu segalanya.

"Ingat saat kau meninggalkan Busan? Aku mengikutimu." Pantas saja Ia mengambil penerbangan sehari lebih cepat.
"Aku melihat dia, dia.." Ia menutup matanya seperti menahan sakit, "Dia adalah versi kecilku, Seperti itulah rupaku saat aku masih kecil dulu. Aku memberitahu EXO soal itu, dan Chanyeol.. Chanyeol memberikanku sebuah pengakuan.."

Dia berbalik kepadaku dengan matanya yang berkaca-kaca menahan air mata, yang sebentar lagi akan pecah, "A.. Aku minta maaf, karna menjadi seorang pengecut yang brengsek dan meninggalkanmu saat duniamu hancur."

Dia memegang tanganku dan menggenggamnya sangat kuat yang malah membuatku tangisku semakin kencang tak terbendung,
"Aku mencarimu tapi aku tak pernah melihatmu lagi, Appa bilang bahwa Ia sudah mengusirmu dari rumah. Dia tak memberitahuku bahwa kau benar-benar hamil."

Dia menghapus air matanya, "A.. Aku ingin membunuh diriku sendiri saat aku tahu semua yang menimpamu terutama yang terjadi pada Minhyun..."

Aku menatapnya, kemarahanku padanya mulai menghilang seperti bayang-bayang. Saat ini, aku hanya ingin mendengarkan dia.

"Aku ingin.. Aku ingin bersamanya dalam waktu yang lama, aku ingin mewujudkan hal itu untuknya. Aku ingin memperbaiki semuanya. Dan aku ingin kau tahu seberapa besar aku menyesal telah meninggalkanmu." Dia menangis seakan tak ada hari esok.

Saat dia mulai tenang, aku menceritakan tentang situasi Minhyun, "Dia baru berusia enam bulan saat aku menyadari ada yang aneh padanya. Aku membawanya ke Rumah Sakit terdekat dan mereka memberitahuku bahwa jantung Minhyun bocor. Ada lubang besar dijantungnya. Dan.. Dan itu juga ikut melukai organ hatinya.."

Dia meletakkan lengannya di bahuku dan menarikku lebih dekat, "Mereka bilang biasanya lubang itu akan mengecil seiring waktu, namun tidak dengan kasus Minhyun. Itu tidak mengecil dan malah menjadi parah.." Suho menyeka air mataku, "Aku tahu yang akan terjadi, karna itu aku bekerja keras mencari uang untuk Minhyun."

Dia memelukku dan mengusap punggungku, "Aku disini sekarang, kita akan bersama melalui ini semua. Aku janji."

"Aku sangat takut, sangat takut akan apa yang terjadi. Ini adalah serangan jantungnya yang ketiga dan aku tahu ini adalah sesuatu yang serius, tapi aku belum siap menghadapinya. Aku tak bisa hidup tanpa dia."
Aku menangis di depannya dan aku tak tahu bahwa aku bisa melakukan itu lagi setelah hampir lima tahun.

Aku tak pernah mengira aku bisa sedekat ini dengan dia. Aku tak suka situasi ini tapi aku tak bisa menemukan rasa marah di hatiku. Sudah hilang.

Setelah beberapa jam, kami kembali ke ruang operasi dan operasinya masih berjalan. Kami tak tahu kapan ini akan berakhir.

Suho pergi ke kafetaria dan kembali membawa makanan ringan.
Dia memberi Eomma makanan dan duduk disebelahku, "Kau mau ini?"

"Tidak, aku tak lapar. Aku butuh air putih." Dia kemudian pergi membawakanku air putih.

"Bukankah kau punya jadwal hari ini?" Karna ini sudah jam 2 pagi.

Dia menggeleng lemah, "Aku bebas seminggu ini. Aku ingin dekat dengan Minhyun. Aku beruntung karna bisa mengatur jadwalku sendiri."

"Kau tak perlu melakukan itu. Kau bisa datang jika kau sedang luang saja."

Dia memegang tanganku, "Kan sudah kubilang, aku akan memperbaiki semuanya."

Pintu terbuka dan Dokter keluar. Aku berjalan mendekati Dokter yang kemudian disusul Suho yang berdiri disebelahku.

"Nyonya Joohyun, aku perlu berbicara pribadi denganmu." Dia menatap Suho, "Hanya kita berdua ya."

"Dia.. Dia Ayah Minhyun," Aku menunjuk Suho, "Bisakah dia ikut?"

Dokter mengangguk dan Eomma menatapku sayu, "Kami akan bicara dengan Dokter, Eomma. Tidak papa kan kutinggal sebentar?"

"Pergilah."

Kami mengikuti Dokter yang berjalan ke ruangannya. "Duduklah."

Aku duduk di sebelah Suho, "Jadi, apa yang akan kita bicarakan?"

Dia menghela napas yang membuat tanganku gemetar, Aku merasa Suho memegang tanganku.

"Saya akan berbicara langsung ke intinya. Nyonya Kim dan Tuan Kim, Putra kalian hanya memiliki sisa waktu tiga bulan. Itu yang paling la--"

"Beraninya kau menentukan waktu kematian Putraku!" Air mataku mulai tak bisa dikendalikan, "Sudah cukup! Kami membayar banyak untuk semua prosedur sialan itu! Dan kau bilang sisa waktu anakku hanya tiga bulan?"

Aku meraih kerah Dokter dan menariknya, "Siapa.. Siapa kau sampai beraninya berkata bahwa Putraku--"

"Tenangkan dirimu, Joohyun." Suho menahan dan memelukku dari belakang.

Aku melepas genggamanku dari kerah Dokter dan terjatuh. Lututku serasa kosong. Aku menangis sejadi-jadinya. Aku tak tahu apa yang harus dilakukan. Apa yang sudah kulakukan sampai mendapatkan semua ini?

Tiga bulan? Tiga bulan itu terlalu cepat. Bagaimana bisa Suho dekat dengan Minhyun? Bagaimana cara aku memperbaiki semua dalam waktu tiga bulan?

Aku tak pernah mengira akan tiba di titik ini, aku melakukan segalanya untuk menyelamatkan Minhyun. Aku tak bisa membiarkan Minhyun pergi.. Aku tak bisa..

Suho membantuku berdiri dan mengajakku keluar dari ruang Dokter brengsek itu. Dia menghapus air mataku dengan tangannya, "Jangan seperti ini, kita kan mau menemui Minhyun."

Aku mengiyakan saran Suho dan segera merapikan penampilanku. Aku harus menyemangati Minhyun. Kami harus bahagia didepan Minhyun.

***

Sorry for typo(s)

Anyway, saya tahu kalo Suho itu agamanya Buddha, tapi saya ubah sedikit untuk menyesuaikan situasi.

Keep support yaa~❤

Bad Boy [SuRene]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang