5

4.8K 631 9
                                    

Still A Flashback

***

"Apa ini?" Aku melihat Appa memegang testpack milikku.

Ya Tuhan! Kenapa aku menaruhnya sembarangan? Air mataku mulai membasahi pipiku, aku tak bisa berkata ala-apa. Aku tidak tahu apa yang harus kulakukan dan kukatakan. Aku tak tau cara mengatasinya. Sialan! Bagaimana bisa kau lupa membuangnya!

"Beritahu aku! Apa kau hamil?!" Appa menarik lenganku dan berteriak padaku.

"I-Iya, Appa"

Lalu ia menamparku. Tamparan yang pantas untukku. Aku tak bisa mengelak atau menahannya mengingat itu semua adalah balasannya.

Aku melihat ia memukul kaca di belakangku. Tangannya berdarah. Ia sangat sedih. Aku mencoba memegangnya, "Ap..Pa"

Aku meraih tangannya namun ia malah mendorongku dengan kuat. Ia lalu keluar dan mengobrak-abrik lemari kamarku dan mengeluarkan semua pakaianku, "Aku menyekolahkanmu tidak untuk menjadi anak kurangajar, yang menjual dirinya! Aku bekerja keras, memberikanmu semua fasilitas berkelas dan yang kau lakukan mempermalukan kami! Keluar dari rumah ini sekarang juga!"

Aku memohon pada Eomma agar ia bisa membiarkanku tinggal disini, namun Eomma pun tak bisa melakukan apapun. Ia hanya memelukku dan membantuku mengemasi pakaianku.

Aku menuruni tangga dengan berat hati, "Berikan semuanya, kartu, kunci mobil, gadget" Aku harus hidup dengan apa? "Ini, Appa"

"Ambil uang ini, sewalah apartemen di dekat sini. Lalu hubungi Eomma, Eomma akan mengunjungimu." Aku selalu berterimakasih mempunyai Eomma seperti dia.

***

"Ahjumma, ada apartemen yang kosong lagi?"

"Kenapa kau pergi dari rumah diusia yang muda, Nak?" Aku menceritakan semuanya, aku merasa lega setelahnya. Beliau memahamiku dan memberikan kunci apartemenku dan menyuruhku segera istirahat.

Satu hal yang terlintas di kepalaku, aku harus segera mencari pekerjaan untukku dan bayiku.

Kau bisa bayangkan rasanya saat orang yang kau sayangi menjebakmu dalam suatu masalah, lalu Ia pergi dan mengabaikanmu seperti angin.

Bad Boy [SuRene]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang