20

2.8K 331 22
                                    

Aku merasa sangat bersalah setelah memberinya syarat seperti itu. Aku bahkan masih ingat wajah penuh harapnya dan setelah itu aku akan menghancurkan wajah itu. Menenggelamkannya dalam palung kesedihan. Seperti yang telah Ia lakukan padaku.

***

Aku terbangun pukul 2 pagi karna sebuah panggilan yang menggangu, "Yeoboseyo?"

"Buka pintunya, sekarang." Aku dapat merasakan setiap penekanan katanya.

Dia didepan pintu menungguku, dengan sebuah gitar.

What The...

Dia  benar-benar melalukannya.

Dia masuk kerumahku dan langsung mengambil tempat disofa. Dia mulai memetik gitarnya. Hatiku rasanya ingin melompat saking bahagianya, seperti seorang fangirl yang mendapat bunga dari Oppa pujaannya.

Tapi, itu tak merubah pandanganku padanya

"Wae?"

"Eung?" Dia menghentikan petikan gitarnya, "Kau menyuruhku bukan?" Matanya sibuk memahami arti kataku barusan.

"Lalu? Kau pikir aku akan benar menepati janjiku?"

"Joohyun.."

"Sama sepertimu, aku tak akan menepati setiap janjiku, khusus padamu. Karna aku.. benar-benar membencimu, Kim Junmyeon."

"Really? There's no second chance?"

"No, at all"

Aku menaiki tangga yang diikuti pandangan sedih dari Junmyeon.
Imi belum seberapa dengan apa yang kau lakukan dulu.

***

Langkahku terhenti disebuah kedai bir pinggir jalan, entah setan apa yang merasuk.
Aku belum pernah ke tempat ini seumur hidupku, bahkan merasakan yang disebut soju pun belum pernah.
Apalagi sudah memiliki seorang anak, hal-hal seperti ini hanya memotong masa indahku dengan Minhyun.

Aku hanya memandangi soju dan kaki babi yang sudah disiapkan, sejauh ini aku hanya baru memakan panggangan kaki babi.
Pandanganku teralih pada soju, kemudian mengingat semua masalahku dengan Suho.

Sial. Aku jadi yakin untuk menenggak minuman ini, setidaknya bebanku berkurang sesaat.

"Ya!" Seseorang menggengam tanganku dan menarik gelas soju milikku, "So-Song Mino?!"

Ya, Song Mino pemilik nama dari nama Song Minhyun.

"Apa ini? Kau lupa janjimu?!"

Sial. Pria ini lagi.

Flashback

"Siapa pria tampan ini? Keponakanmu? Atau anak asuhmu?" Ucapnya seraya mengelus puncak kepala Minhyun.

"Dia anakku Mino."

"Ya, aku tau Joohyun. Kau menganggap semua anak yang kau kenal itu anakmu kan?"

"Dia anak biologisku"

"Apa?!" Matanya terbelalak, menatapku tak percaya, "Aku tak salah dengar?! Tunggu, siapa ayahnya?"

Aku hanya melihatnya kemudian melihat Minhyun, seolah memberi isyarat untuk menebak.

"Kim--"

"Ya, kau benar."

"Bajingan itu--"

Jangan menyumpahi didepan Minhyun." Ucapku seraya memeluk dan menutup telinga Minhyun.

***

"Bae Minhyun? Nama yang aneh, terdengar seperti wanita."

"Lalu apa? Memberinya marga Kim lalu semua orang menuduhku?"

"Lebih baik menyuruhnya bertanggung jawab."

Aku hanya menunduk lesu, andai saja semudah itu pasti sekarang namanya bukan Bae Minhyun.

"Atau, Minhyun.. Song?"

"Eung?"

"Ya... Aku meminjamkan namaku."

"Tapi kau.."

"Akulah pria itu.. Aku Ayah dari Song Minhyun." Ucapnya tegas.

Aku hanya bisa menangis, seolah dialah satu-satunya bentengku.

"Tapi kau harus janji untuk menjaga dirimu. Aku tak mau kau melukai dirimu sendiri." Dia menghela napas panjang, "Aku tau kau hampir melompat dari gedung dan kau membeli banyak minuman untuk bunuh diri kan? Jaga dirimu untuk minhyun. Kita akan menjaganya bersama."

Sayangnya benteng itu kembali runtuh. Mino menghilang tak lama setelah itu.

Geurae, Semua ayah Minhyun seorang brengsek, semuanya.

***

Harusnya aku meninjunya karna membuatku menelan pahit semua janjinya, tapi aku malah memeluknya erat. Menghirup semua aroma tubuhnya yang kurindukam.

"Wanita bodoh, kau harus menjaga kesehatanmu, sampai aku kembali. Tapi kau berniat memperpendeknya. Kau menyuruhku menjaga anakmu sendirian?"

"Junmyeon... Dia kembali"

"Sial, sudah kuduga. Karma itu aku kembali."

"Ingat ucapanku? Aku Ayah dari Song Minhyun. Dan selamanya seperti itu."

Seandainya bisa seperti itu. Seandainya...

***
 
KLARIFIKASI

Aku udah ninggalin work ini 3 bulan lamanya bahkan hampir 4 bulan, tapi semua bukan kemauan aku.

Aku bentrok dengan author asli

Entah kenapa dia nyuruh aku pause work aku ini, tiap minggu aku kontak dia minta ijin, tapi dibalesnya pasti 3 minggu kemudian.

Setiap dibales pasti intinya jangan lanjut dulu. Sampe diulur baru kemaren dibolehin lagi, aku sampe badmood banget. Aku tiap hari ke wattpad buat ngeliat balesan author asli. Yang follow aku pasti liat selama hiatus aku masih vote atau comment story orang lain. Bukan berarti aku ga tanggung jawab, tapi karna emang gaada izin.

Kalo aku hajar aja nulis tanpa izin bisa kena hak cipta kan, apalagi fans author itu garang, aku gamau akun aku ke banned kan.

Dan yang ngeselin lagi, cerita ini di pause pas tengah konflik kan, lagi banyak yang baca, banyak yang minta lanjut, jadi banyak yang digantung. Aku kesel karna aku juga tau rasanya cerita favorit digantung sedangkan authornya melalang buana vote cerita orang.

Aku nulis ini udah males banget, mikirin orang2 yang udah lupa cerita sebelumnya dan mungkin udah males sama aku, kalian pasti tau lah rasanya. Aku udah malesin perhatiin typo dan segalam macem.

Tapi aku juga mau minta maaf sama kalian, mungkin usaha aku kurang keras buat bujuk author asli. Sekali lagi aku minta maaf buat kalian yang follow cerita ini bahkan mungkin ngecek kapan ini lanjut. Aku sampe ngecek komen kalian dari episode 1, bayangin antusiasnya kalian sama cerita ini. Kalo gaada kendala aku bakal lanjutin sampe tamat. Karnaaaaa

Aku ada rencana selesai ditengah aja, karna keribetan dengan author asli. Aku mau lanjutin 2 chap aja dan liat reaksi, kalau masih banyak yang ingat cerita ini bakal aku lanjut, kalau gak ya bye.

Sekali lagi aku minta maaf buat para pembaca yang digantungin berbulan-bulan dan terimakasih buat yang masih bandel ngebaca ff ini

I Love Ya!

Jangan nanya nama author asli, gondok parah sumpah.

Bad Boy [SuRene]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang