2

7.3K 689 22
                                    

Aku tergesa-gesa menuju rumah sakit. Tolong selamatkan dia. Dia harapan hidupku. Tolong. Aku memaksamu.

Disana, Ia terbaring di ruang ICU. Aku menyadari ada tabung yang tersambung dengannya. Kenapa harus dia? Kenapa tidak aku?

"Dokter bilang, kita membutuhkan banyak uang, sangat banyak untuk transplantasi. Dan juga ia butuh jawaban kita malam ini. Kita tak bisa terlambat sedetik pun. Apa yang harus kita lakukan Joohyun?"

Aku perlahan menghapus air mataku.

Aku tidak bisa melepaskannya, dia segalanya yang ku butuhkan. Dia alasan aku masih hidup dan bekerja keras untuk masa depan kita. Kita.

Lalu aku teringat dengan panggilan beberapa waktu lalu.
Tidak! Aku tak mungkin melakukannya. Tidak mungkin.

Terima itu Joohyun, ini untuk dia.
Terima penawaran itu dan lupakan tentang harga diri.

"Beritahu Dokter kita akan menerima prosedur transplantasi"

"Tapi dari mana kita dapat uang sebanyak itu?"

"T-Tidak usah khawatir."
Aku memeluknya, "Aku pergi dulu, saat ia sadar nanti, katakan pada Minhyuk bahwa aku sangat mencintainya."

"Hati-hati dijalan"

"Tentu saja."

Aku pergi ke area parkir dan menghubungi orang bernama Kang Jaehyun tersebut. Setelah beberapa deringan, ia menjawabnya.

"Hallo? Ini aku, Bae Joohyun."
Aku menelan ludah.

[Oh, ini kau Nona Joohyun, apa yang bisa kulakukan untukmu?]

"Mari kita bicara 4 mata."

[Tentu saja, gedung SM selalu terbuka untukmu]

Aku mulai mengendarai mobilku kearah gedung sialan itu. Tolong beritahu aku, bahwa aku melakukan hal yang benar. Aku mohon.

Wajahnya muncul di pikiranku.
Ini semua untukmu.

***

Aku terus berpikir dan menimbang apakah aku harus dan sanggup memasuki ruangan tersebut. Ini terasa seperti neraka saat tahu bahwa aku harus memasuki gedung itu.

Aku menghibur diriku bahwa aku tak punya hubungan apapun dengan gedung ini. Bahwa aku asing dengan gedung ini. Aku terus berusaha.

Sakitnya masih terasa di hatiku, pikiranku, dan jiwaku. Ini masih setia disana.

Aku mengingat bagaimana perusahaan ini menghancurkan hidupku. Dan sekarang, aku akan berada disana.

Aku mendengus dan mulai melangkah kedalam.

Aku bertanya pada seseorang dimana ruang Kang Jaehyun, untungnya ia mengantarku kesana.

Setiap langkah yang ku ambil terasa seperti palu yang menimpaku makin kuat. Aku sampai keringat dingin. Aku melihat wajah orang yang sepertinya familiar. Sesuatu yang tidak pernah berubah, aku yakin.

Aku mengetuk pintunya dan masuk.

"Annyeong haseyo. Bae Joohyun imnida." Aku berbicara dengan dingin.

"Annyeong haseyo, silahkan duduk."

Jadi ini si Kang Jaehyun itu. Ia benar-benar mirip dengan Kang Minhyuk

"Kau mirip dengan Minhyuk"

"Tentu saja, ia keponakanku. Hanya saja aku lebih putih"

Tak penting, "Langsung saja ke urusan kita."
Aku menelan ludah, "Aku menerima tawaranmu."

"Tentu saja, aku sudah menebaknya, silahkan baca berkas ini."

Aku membacanya dengan teliti, tidak ada sesuatu yang tidak adil menurutku.

"Uangnya akan diberikan padamu seminggu setelah pemotretan, lusa depan baru kau bisa dapatkan uangnya." Ia bermain dengan pena di tangannya.

"Apa? Aku tidak bisa dapat uangnya besok?"

Aku butuh uang itu sesegera mungkin untuk transplantasi Minhyun.

"Kenapa terburu-buru Nona Joohyun?"

"Aku sangat membutuhkan uang itu, aku harus membayar transplantasi hati Minhyun."

"Siapa itu Minhyun?"

"Itu bahkan bukan urusanmu"

"Lalu bagaimana aku dapat jaminan bahwa kau tak akan kabur membawa uangku?"

"Ya Tuhan, dalam bisnis kau harus mempercayai rekan bisnismu. Kau tinggal memasang fotoku di surat kabar manapun, menyebar identitasku di internet, dan membayar siapapun untuk menangkapku."

"Santai Nona, kau sangat tidak sabaran"

Aku memutar bola mataku, "Kalau begitu, aku pergi dulu."

Aku keluar dari ruangannya dan berjalan secepat mungkin untuk menghindari sesuatu yang ku benci.

"Joohyun?" Seseorang memanggilku.

Aku berbalik dan melihat Kyungsoo. Apa? Aku belum siap melihat mereka. Ini bukan waktu yang tepat untuk bertemu-dengan-mantan-pacarmu.

"Apa yang kau lakukan disini?"

Aku menengok ke belakang dirinya. Beruntung, dia sendirian.

"A.. Aku mengurus sesuatu disini." Aku memaksa tawaku untuk tetap disana, "Aku harus pergi."

Aku melanjutkan langkahku untuk pergi dari sini.

Ya Tuhan! Ini SM Entertainment! Kau punya kemungkinan besar untuk bertemu dengannya, Joohyun. Aku pikir kau sudah melupakannya? Lalu, apa ini?

Tidak, kemarahan dan kesakitan itu masih ada dan terus menghantuiku. Kapan ini semua berhenti? Beritahu aku, kapan?

***

👻👻👻

Bad Boy [SuRene]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang