15

3.9K 460 17
                                    

Hatiku berat saat melihat keluarga Suho masuk ke ruangan Minhyun. Aku belum siap. Aku mengambil napas panjang, "Annyeong haseyo."

Aku kaget saat Ibunya memelukku, "Joohyun!" Dia menarikku, "Aku tak mengira bisa melihatmu lagi." Dia tersenyum pada Minhyun, "Dia Cucu-ku?"

"Tidak usah bertanya Sayang. Lihat saja wajahnya sangat mirip dengan Junmyeon." Ayah Junmyeon mencium pipiku.

Ini canggung bagiku, aku tak pernah bertemu mereka bertahun-tahun dan kemudian aku muncul dengan hei-ini-cucu-kalian.

"Annyeong haseyo." MinHyun tersenyum malu.

Suho berdiri didekat mereka, "Minhyun, ini Nenek dan Kakekmu. Eomma, Appa, ini anakku, Minhyun."

Eomma membawa sekeranjang buah dan menaruhnya disampingku. Aku mengatur buah sembari melihat mereka. Mereka sangat gembira berbicara dengan Minhyun, mungkin mereka ingin punya Cucu dari dulu.

Waktu berlalu cepat. Aku memutuskan membeli makan malam untuk semuanya. Orangtuaku juga disini, mereka berbicara dengan orangtua Junmyeon.
Mereka sudah dekat sebelumnya, mereka bahkan berpikir aku akan berakhir dengan Junmyeon. Yah benar-benar 'berakhir' kan?

"Aku akan membeli makan malam. Kalian ingin makan apa?"

"Aku ingin makanan Cina untukku dan Minhyun-ku."

"Okay, aku akan pesan makanan Cina." Aku sedang mengenakan mantel dan Suho memberikanku sesuatu, kartu kredit hitam miliknya. Unlimited.

"Kenapa memberikanku kartumu?"

"Gunakan ini saja." Ucapnya tenang.

"Berhenti menyombongkan uangmu, Kim Junmyeon. Kau melukai harga diriku." Aku berbisik sembari mengembalikan kartu tersebut.

Keributan tersebut terhenti karna Eomma, "Aku akan ikut dengan Joohyun."

"Tidak perlu, Eomma."

"Aku memaksa, aku mau ikut denganmu."

***

Perjalanan diisi dengan keheningan, "Aku bahagia, dia menemukanmu."

Apa?

"Saat dia bilang dia punya seorang Putra, darahku mendidih. Aku bertanya bagaimana caraku mendidiknya hingga Ia bersikap seperti ini. Apa aku melakukan kesalahan? Aku kira dia menghamili wanita murahan, seperti yang kau tahu. Dia terkenal, setiap wanita tidak akan pikir banyak untuk itu. Kemudian dia bilang wanita itu dirimu. Aku sangat bahagia."

Dia memegang tanganku sembari berjalan, "Kamu satu-satunya anak perempuan yang kumiliki, kamu sangat dekat dengan kami seperti kita memiliki hubungan darah. Aku berpikir 'Joohyun adalah gadis baik, dia yang terbaik', Junmyeon sudah benar."

Sejak kapan meninggalkan wanita yang kau hamili adalah perbuatan benar.

Maaf Eomma, aku bukan gadis lagi. Aku adalah wanita sekarang, diuji dengan derita dan kekecewaan.
Aku masih tak bisa melupakan hari itu.

"Maaf karna aku menyembunyikan Minhyun darimu dan Suho, Aku.. Aku sangat membenci Junmyeon karna itulah aku memutuskan menyembunyikan Minhyun."

"Tak papa, aku tahu semua itu berat. Jika itu terjadi padaku, aku juga akan melakukan hal yang sama. Sekarang kita akan menjadi keluarga yang bahagia bukan?"

***

"Joohyun, aku rindu padamu.."
Tidak semudah itu Junmyeon. Dia memegang tanganku lalu menepisnya kasar, "Aku tak berhak atas tangan ini, tapi dengan ini, aku berhak kan?" Dia menyentuh bibirku dengan jemarinya.

"Siapa kau berhak denganku?!" Aku mendorong dadanya, namun kekuatanku tak lebih besar. Pria kecil ini kuat juga.

Dia mendorongku kearah tembok dan mulai menghirup aromaku, dari telinga menuju leherku. Aku menolak, tapi Ia menahan kedua bahuku.

"Apa yang kau lakukan Junmyeon?!!"

"Memilikimu, Joohyun." Perlahan aku mengingat semuanya, perkataan yang sama yang Ia katakan bertahun lalu sebelum merampasnya, kemudian membuangku akibat dari perbuatannya sendiri.

Dia mundur dan menangkup wajahku, "Joohyun? Kau menangis? Kenapa?"

Kenapa? Aku menamparnya, "Pria jahat, aku tak mau menanggung semua ini sekali lagi. Lepaskan aku."

Junmyeon malah menarikku kedalam pelukannya, menyisakan sedikit ruang untukku bernapas, "Kenapa kau sejahat ini padaku?! Kau berniat menghancurkan hidupku sekali lagi?"

"A.. Aku.. Apa maksudmu Joohyun?"

"Setiap sentuhanmu membuatku hancur, jadi tolong.." Aku melepas pelukannya, "..Jangan lakukan yang seperti itu lagi.. Aku hancur.." Kemudian meninggalkan tempat itu dengan pikiran kalut.

Tidak Junmyeon, aku tak akan terjerumus ke lubang yang sama untukmu.

***

Bad Boy [SuRene]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang