Ekstra Part (1) ArTris

106K 5.7K 212
                                    

Temenin gue buat jalanin
hari dan kenangan KITA

Gadis berambut pirang dengan bola mata abu-abu itu berdiri dengan santai di depan gerbang yang sudah tertutup. Ia menghembuskan nafas pelan kemudian menoleh ketika sebuah tangan memegang bahunya.

"Tristan?" sapa Ara sambil tersenyum.

"Telat juga?" tanya Tristan membuat Ara mengangguk.

"Lo tau kan pagi ini macet banget, ya bukan salah gue dong kalo gue telat." jelas Ara dan berbalik untuk melihat Pak Yanto, satpam sekolah tersebut.

"Lo tadi bangun jam berapa sih?" tanya Tristan membuat gadis itu melihat kearahnya.

"Jam berapa ya? baru jam 6 lebih 15 menitan deh kayaknya," ucapnya lalu tersenyum ketika melihat Pak Yanto berjalan menghampiri mereka dibalik gerbang. "bapakkkkkk, bukain pintunya dong, tadi tuh saya harus ngurusin sesuatu dulu pak, bukain ya pak, bapak ganteng deh." lanjut Ara merayu Pak Yanto membuat Tristan terkekeh.

"Aduhh neng, nggak neng Vina, nggak neng Evelyn, nggak neng Meta, nggak neng Ara, kenapa suka telat terus sih, ya udah masuk." jawab Pak Yanto kemudian membuka pintu gerbang.

"Lo mau masuk apa tetep disitu kayak gembel?" tanya Ara menoleh ke arah Tristan.

Cowok itu tersenyum lebar kemudian mengikuti Ara masuk ke dalam sekolah.

"Ra, tunggu bentar." ucap Tristan membuat Ara berhenti dan menoleh dengan tatapan bingung.

"Rambut lo berantakan, lo naik apa sih ke sekolah? karpet terbang?" tanya Tristan dengan tangan yang sibuk merapikan rambut Ara yang tergerai.

Gadis itu terdiam dengan tangan gemetar. Ia benar-benar gugup dan bingung harus menjawab apa.

"Yaelah nih anak, padahal gue cuma tanya gitu aja, gimana coba kalo gue tanyain perasaan lo ke gue, apalagi kalo suruh jawab mau nggak jadi pacar gue." ucap Tristan membuat Ara membulatkan matanya.

"Bercandaan lo nggak lucu ya bekantan pantai selatan." jawab Ara dan segera menjauh dari tempat itu.

"Mamaaaaa, gue nggak kuat sumpah."
ucap Ara dalam hati dan memejamkan matanya sekilas.

***
Sepulang sekolah Vina yang sedang menunggu Varo, melihat Ara berjalan sambil menelpon seseorang dengan wajah sebal.

"Ra, ngapain?" tanya Vina datar

"Boker, jelas-jelas abis nerima telfon, guee beteeee sumpahhhh, masak iya tiba-tiba nyokap gak bisa jemput. Kang Ujang juga lagi nganter papa ke bandara, terus gimana nasib gueeeee??" ucap Ara dengan wajah memelas.

"Ya udah bareng gue aja." usul Vina membuat Ara menggeleng keras.

"Enak aja lo bikin gue jadi kambing congek, OGAH." jawab Ara dan berlalu dari tempat itu menuju gerbang sekolah.

"Ini hari apa sih? sial banget gue, udah tadi telat, sekarang nggak ada yang jemput, mana taksinya lama banget. Tuh tukang taksi nggak mau dapet rejeki apa gimana sih? anak istri mau dikasih makan apa pak?" omel Ara sambil sesekali melihat jam tangannya.

"Apa gue telfon gojek aja ya? siapa tau mas-masnya ada yang ganteng gitu. Tapi, gimana coba kalo gue diculik? ihhhhhhh, bete sumpah."

"Lagi nungguin gojek ya neng? sini sama abang, gratis kok." ucap seseorang membuat Ara menoleh dan terkejut.

"Tristan? lo belum pulang?" tanya Ara

Cowok itu tersenyum kemudian turun dari motornya sambil membawa sebuah helm.

ALDANELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang