3. MAAF (3)

1.5K 63 6
                                    


Naruto berjalan keluar kantor menuju mobil miliknya, hari sudah malam ini saatnya Naruto kembali ke rumah.

Namun tiba-tiba "NARUTOOO!!! AWAS!!!" Suara nyaring masuk ke dalam telinganya, membuat Naruto menoleh ke sumber suara, namun belum sempat Naruto melihat siapa yang memanggilnya. Naruto di dorong oleh seseorang yang membuatnya jatuh karna terlempar.

Naruto bangkit sambil sedikit meringis karena tubuhnya yang sakit. Ia lihat seorang perempuan tergeletak tak berdaya serta berlumuran darah akibat tertabrak mobil. Naruto menoleh ke arah mobil yang tadi nyaris menabraknya. Sekilas ia melihat seseorang di dalam mobil itu.

Hidan, orang yang dia lihat di dalam mobil itu, Hidan adalah musuhnya dalam hal pekerjaan. Perusahaan mereka selalu bersaing satu sama lain.

Naruto berlari menuju orang yang menyelamatkan nyawanya. Hatinya bagai tertusuk jarum saat melihat wajah perempuan itu. "Hinata..." ucap Naruto lirih. Naruto langsung berlari ke arahnya dan membawa tubuh lemah Hinata ke dalam pelukannya.

Bibir itu, bibir yang selalu menampilkan senyuman untuk Naruto kini diam tanpa menampilkan apapun.
Mata itu, mata yang selalu memandang Naruto tulus kini terpejam.
Wajah itu, wajah yang selalu menemani hari-hari Naruto dulu, kini hanya diam lemah dengan darah yang keluar dari hidung dan mulutnya.

"Kenapa Hinata? Kenapa?" Ucap Naruto pada dirinya sendiri. Ia menangis tersedu. "Kau...aku kan sudah bilang Hinata, jangan kembali lagi apalagi kembali hanya untuk menyelamatkanku..." ucap Naruto lirih ia semakin mengeratkan pelukannya.

"Lepaskan!" Ucap seseorang dari arah belakang. Naruto menoleh "ku bilang lepaskan brengsek!" Ia melihat tubuh Neji yang berjalan ke arahnya hendak mengambil alih tubuh Hinata. "Tidak... ku mohon biar aku yang membawanya ke rumah sakit" ucap Naruto memohon pada Neji.

"Kalaupun kau yang membawa Hinata ke rumah sakit, itu tidak akan membuat Hinata kembali seperti semula" ucap Neji pada Naruto lalu mengambil alih tubuh Hinata dengan paksa.

"Dan 1 hal lagi. Jangan pernah menampakkan wajahmu lagi di depan Hinata!" Ucap Neji ketus kemudian berlalu meninggalkan Naruto.

"HINATAAAAA!!!!!"

"Naruto... Naruto bangun nak" ucap Kushina yaitu ibunda Naruto membangunkan Naruto sambil menepuk-nepuk pipi anaknya.

"Hah... hah bunda?" Ucap Naruto dengan napas yang tersengal seperti habis lari jarak jauh. "Ada apa denganmu Naruto?" Tanya sang bunda pada anaknya sambil mengusap rambut Naruto.

"Aku tidak apa apa bunda" ucap Naruto pada ibunya. "Yasudah, bunda mau lanjut masak ya, nanti kamu abis mandi langsung turun ke bawah makan oke?" ucap Kushina lalu pamit kemudian pergi dari kamar Naruto.

Mimpi itu, mimpi kejadian 3 tahun lalu dimana Hinata yang berstatus pegawai di perusahaan Naruto sedang bekerja disana yang kemudian menjadi penyelamat Naruto. Namun semenjak kejadian itu Naruto tidak pernah bertemu dengan Hinata lagi.

Rasa bersalahnya semakin hari semakin besar. Dan mulai sekarang Naruto bertekad akan menemukan Hinata bagaimana pun caranya. Ia pun bersiap-siap menuju kantornya.

Naruto yang baru sampai ke kantornya langsung menghubungi anak buahnya untuk mencari seorang perempuan bernama Hyuuga Hinata.
Naruto sedang melamun berkutat dengan pikirannya sendiri.

"Hei kawan kau kenapa?" Ucap Gaara yang tanpa basa-basi langsung masuk ke dalam ruangan Naruto. "Eh? Aku sedang mencari seseorang" ucap Naruto pada sahabatnya. Gaara adalah sahabat baik Naruto sejak mereka menjadi rekan kerja.

"Oke aku akan membantumu" ucap Gaara pada Naruto. "Tidak...tidak perlu, kau kan akan menikah jadi tidak perlu membantuku, aku bisa kok menanganinya sendiri" ucap Naruto pada Gaara.

"Yaelah mau nikah atau enggak, aku tetaplah sahabatmu" ucap Gaara pada Naruto. "Iya sih.. tapi tetap saja aku tidak mau merepotkanmu, sudah sana kau urus saja pernikahanmu" ucap Naruto setengah meledek. Umurnya sudah menginjak 27 tahun namun ia belum juga memikirkan teman hidupnya.

"Hm yasudahlah, ngomong-ngomong pernikahan aku jadi ingat kalo aku ada acara untuk mempersiapkan pernikahanku" ucap Gaara "aku pamit dulu ya..." ucap Gaara pada sahabatnya.

"Yaa semoga acaranya lancar bro" balas Naruto. Naruto kembali berkutat dengan laptop miliknya. Dalam hati ia berkata aku harus bertemu Hinata bagaimanapun caranya- tekad Naruto dalam hati.

Ia menyesal, sangat menyesal. Menyesal karna telah menyakiti perempuan sebaik Hinata, yaa penyesalan memang selalu datang belakangan karna kalo duluan itu pendaftaran wkwk, oke back to the story.

Beberapa bulan pun berlalu, namun anak buahnya tak juga menemukan Hinata. Naruto mendengus huh ia lelah mencari perempuan itu. Benar kata sahabatnya yaitu Kiba dulu, beribu kata maaf yang akan ia keluarkan hanya akan menjadi sia-sia.

Memikirkan hal itu membuat Naruto makin merasa bersalah. Hinata, coba aku tak sebodoh ini- ucap Naruto dalam hati. Tapi menurut Naruto, Hinata jauh lebih bodoh. 1 hal bodoh yang Hinata lakukan adalah menyelamatkan Naruto dulu, Naruto tidak menyangka bahwa Hinata perempuan yang ia sakiti tanpa berpikir panjang rela mengorbankan dirinya untuk menyelamatkan Naruto.

Karna mengingat sesuatu, yaitu sahabatnya ingin menikah Naruto jadi berfikir untuk membelikan sebuah hadiah pernikahan untuk sahabatnya. Saat ia ingin mencoba membeli lewat online, karna jujur saja Naruto malas pergi membeli sesuatu. Pintu kantor Naruto terbuka menampilkan sahabat merahnya itu.

"Ada apa kau kesini?" Tanya Naruto pada si merah. "Memangnya tidak boleh? Aku hanya ingin menghabiskan waktu lebih lama bersama mu karna sebentar lagi aku akan menikah" ucap Gaara yang di sertai senyuman manis di wajahnya.

"Cih sombong" ucap Naruto bercanda. "Hohoho iya dong harus sombong. Makanya cari istri sono kasian nanti anu punya kau bisa mengkerut" ucap Gaara asal. "Hei! Enak saja kau bicara dasar panda merah!" Balas Naruto pada Gaara, sedangkan Gaara hanya tertawa terbahak-bahak.

"Bagaimana kalau yang menikah denganku kau saja..." ucap Naruto menggoda sahabatnya. "Tapi kau yang jadi uke ya" lanjut Naruto. Gaara bergidik ngeri, "najis lu! Sorry sorry ae ye, bool gua cuma buat boker bukan buat tempat masuk barang kaya gitu, apalagi punya elu" ucap Gaara kesal karna perkataan sahabatnya. Kini gantian Naruto yang tertawa terbahak-bahak.

"Hahaha udahlah lu ngapain disini sih? Ganggu gua tau nggak" ucap Naruto pada Gaara. "Yaelah sewot amat sih. Emang lu lupa semboyan gua? Tiada hari tanpa mengganggu Naruto" ucap Gaara. Naruto mendengus kesal "cih semboyan macam apa itu" balas Naruto pada Gaara.

"Huh sudahlah kau tidak seru. Aku pergi dulu ya.. kalau kau merindukanku telfon aku saja" ucap Gaara gantian menggoda Naruto. "Ewh lebih baik aku menelfon anjingnya Kiba dari pada menelfonmu" balas Naruto pada Gaara. Gaara menyentil dahi sahabatnya "kampret lu!" Balas Gaara lalu berjalan menuju pintu keluar. "Hus hus panda merah gila" ucap Naruto dan di balas dengan juluran lidah oleh Gaara lalu kemudian Gaara berlalu pergi.









-tuhan tolonglah aku kembalikan dia kedalam pelukku karnaku tak bisa mengganti dirinya, ku akui jujur aku tak sanggup sungguh aku tak bisa- juiur aku tak sanggup.





*************

Hola gais bertemu lagi dengan istrinya Gaara yang imut ini ewkwk.

Jangan lupa vote dan komen yaa..
Maaf kalo ada typo hehe..

TOO LOVE (Naruto Fanfic)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang