9. KENAPA? (1) -GAAHINA-

917 35 8
                                    

Hinata, gadis yatim piatu yang hidup di sebuah panti asuhan yang dimiliki oleh Mikoto sebagai pengurus serta orang yang merawat anak-anak di panti asuhan.

Hinata adalah orang yang paling tua yang berada di panti asuhan itu, semua anak-anak memanggilnya kakak. Hinata sangat menyayangi Mikoto seperti menyayangi ibunya sendiri, namun satu fakta yang membuat Hinata merasa bersalah adalah Mikoto yang mempunyai hutang begitu besar pada bank. Dan ternyata uang yang Mikoto pinjam hingga sebesar itu ia gunakan untuk segala kebutuhan di panti asuhannya.

Hinata bingung, dia sedih melihat ibunya tertekan seperti ini. Hinata pulang sekolah dengan pikiran yang sangat mengganggunya, dia tak sengaja melihat Gaara orang yang Hinata sukai sejak lama. Tapi jika biasanya Hinata melihat Gaara maka ia akan berhenti untuk memandang Gaara lebih lama, namun kali ini berbeda. Hinata harus mencari uang bagaimanapun caranya.

Hinata berjalan terus berjalan berharap ada peluang baginya untuk mendapatkan uang, sampai akhirnya ia berhenti di sebuah parkiran rumah sakit. Yaa Hinata selalu lewat sini agar dapat lebih cepat sampai ke rumah.

Hinata mendengar sebuah percakapan yang serius diantara mobil-mobil disana, Hinata menuju ke sumber suara terlihat ada sepasang suami istri sedang membicarakan hal yang penting.

"Gaara butuh darah yah, dia butuh darah" ucap sang istri sambil terus menangis.

"Iya, tapi mau bagaimana? Kau dengar sendiri kan bahwa stok darah sedang habis" balas sang suami sambil terus mengelus punggung istrinya.

Gaara? Gaara sakit? Darah? Gaara butuh darah? Entah setan apa yang merasuki Hinata ia merasa bahwa ini adalah kesempatannya mendapatkan uang, apalagi mengingat bahwa Gaara berasal dari keluarga yang kaya raya.

Hinata dengan ragu menghampiri mereka, tapi mau bagaimana lagi? Hinata tidak mampu melihat orang yang sudah ia anggap ibunya terus bersedih karna memikirkan hutang nya yang begitu besar.

Akhirnya dengan mantap Hinata menghampiri sepasang suami istri tadi. "Ehm maaf tadi saya mendengar bahwa kalian membutuhkan donor darah kebetulan golongan darah saya o" ucap Hinata sambil tersenyum.

"Benarkah?" Tanya sang istri dengan mata yang berbinar.
.
.
.
.
.
.

Disinilah Hinata, ia mulai sekarang harus tinggal bersama keluarga Gaara agar jika Gaara membutuhkan darah Hinata mudah di temukan, setelah perjanjian akan membayar semua hutang serta tidak memberi tahu ibu asuhnya akhirnya mereka sepakat untuk saling membantu.

Namun sebelumnya orang tua Gaara sudah bilang bahwa Gaara menderita penyakit yang cukup parah dan mungkin suatu saat bukan hanya darah yang harus Hinata berikan namun karna harga yang cukup tinggi mereka tawarkan pada Hinata, Hinata pikir uang itu akan sangat ia butuhkan untuk orang-orang di dalam panti asuhan dan Hinata menyetujui itu semua. Ini saatnya Hinata membalas kebaikan Mikoto-pikirnya.

"Kok dia ada disini bu?" Tanya Gaara sambil memandang rendah Hinata.

"Yaa karna ayah dan ibu akan sibuk makanya dia ada disini untuk menemanimu" ucap ibu Gaara yang tentunya berbohong karna memang Gaara tidak mengetahui yang sebenarnya dari penyakitnya. Setiap Gaara bertanya orang tuanya hanya bilang bahwa ia sakit karna tidak boleh kecapean saja, hanya penyakit ringan kata orang tuanya.

Gaara memandang Hinata dengan tatapan kesal, Gaara tau bahwa gadis itu menyukainya tapi Gaara tidak menyukai gadis itu sedikitpun, kemudian Gaara beranjak masuk ke dalam kamarnya.

Gaara dan Hinata hendak berangkat ke sekolah. "Lo! Berangkat sendiri!" Ucap Gaara ketus kemudian masuk ke dalam mobilnya dan melajukan mobil itu meninggalkan Hinata sendirian.

Hinata menarik nafasnya, ia jalan barharap ada angkutan umum yang lewat namun angkutan itu lama sekali datang hingga menyebabkan Hinata telat.

Dan jadinya Hinata harus dihukum dengan cara hormat di tengah lapangan, Gaara yang melihat itu tidak menyianyiakan kesempatan ia ingin sekali mengerjai gadis itu. Ia membawa teh panas kemudian dengan sengaja menumpahkan ke baju Hinata membuat gadis itu meringis karna panas.

"Gaara! Kau apa-apaan sih?!" Ucap Naruto sahabat Gaara kemudian membantu Hinata untuk membersihkan pakaiannya. "Hinata!!!" Ino berlari ke arah sahabatnya. "Siapa yang bikin dia kaya gini?!" Tanya Ino dengan mata melotot.

Gaara hanya mengangkat bahunya acuh kemudian pergi meninggalkan tempat itu.

Gaara tidak boleh kecapean tapi cowok itu tidak pernah menghiraukannya mengingat penyakitnya hanya penyakit ringan-kata orang tuanya.

Alhasil kini Gaara membutuhkan darah lagi, yaa dan Hinata harus memberikan darah miliknya lagi. Hinata mengusap dadanya, ini jalan yang sudah ia pilih dan harus ia jalankan secara suka rela apalagi orang yang ia bantu adalah Gaara. Ia senang sekali meskipun kini tubuhnya menjadi lemah.

Lagi dan lagi Gaara tidak pernah mau ada di dekat Hinata, Hinata beruntung karna ada Naruto yang dengan senang hati mengantar dan menjemputnya sekolah.

"Eh cewe miskin! Nih kerjain tugas ini dan harus bener semua!" Ucap Gaara keras sambil memukul meja Hinata.

Hinata tersentak, kepalanya terasa sangat berat namun ia tetap menampilkan senyuman manis pada Gaara, walau Hinata tau itu tidak akan berpengaruh pada Gaara.

Sebenarnya Gaara bingung, belakangan ini gadis itu terlihat lemas. Namun apa urusannya dengan Gaara? Hinata tidak lebih dari seorang tak berharga yang menumpang di rumahnya.

Hinata adalah gadis yang pintar, tugas Gaara tidak sulit baginya namun kekuatan tubuhnya sudah tidak seperti dulu hingga hanya 3 nomor saja yang diisi oleh Hinata.

Gaara kesal, sangat kesal karna akibatnya Gaara harus membersihkan kamar mandi karna nilainya yang jelek. Gaara dan Hinata berbeda kelas, pulang sekolah Gaara menuju kelas Hinata dan menarik gadis itu kasar. Lalu membantingnya di kamar mandi saat mereka berdua sampai.

Gaara menghampiri gadis itu kemudian menarik rambutnya "gara-gara kau, aku jadi kena hukuman! Kau sengajakan?!" Ucap Gaara tepat di depan wajah Hinata yang sekarang menahan rasa sakit akibat tarikan Gaara pada rambutnya.

"Maaf..." ucap Hinata lirih, bibirnya memucat, namun Gaara tidak memperdulikannya. Sampai akhirnya suara pintu kamar mandi di dobrak menghentikan aktifitas Gaara yang masih menjambak rambut Hinata.

"Gaara! Kau sudah keterlaluan!" Ucap Naruto menghampiri Hinata dan membantunya berdiri. Gaara mendecih kemudian keluar dari kamar mandi itu.

Naruto mengantar Hinata pulang ke rumah Gaara dan langsung pamit karna ada banyak tugas yang menunggunya.

Jam dinding menunjukkan pukul 9 malam namun Gaara belum juga kembali ke rumah. Orang tua Gaara hanya mondar-mandir khawatir dengan keadaan Gaara.

Hinata juga sedih karna Gaara tak kunjung pulang, Hinata takut jika kecapean Gaara membuatnya harus mendonorkan darahnya lagi. Karna Hinata sudah merasakan perubahan pada dirinya, jika dulu Hinata jarang sakit namun sekarang dia sering kali mengalami sakit kepala. Hinata berharap Gaara tidak lagi membuat kesalahan yang berujung pada Hinata harus mendonorkan darahnya lagi dan lagi.






Bersambung.....

***************

Aloha gais! Kembali lagi dengan istrinya Gaara yang unyu pisyan wkwk...

Ada yang penasaran sama kelanjutannya? Aku usahakan bakal update cepet ya..

Jangan lupa vote dan komen...
Maaf kalo ada typo hehe...

TOO LOVE (Naruto Fanfic)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang