19. PLEASE (4)

823 31 28
                                    

Hati manusia persis seperti lautan, penuh misteri.
Kita tidak pernah tau kejadian menyakitkan apa yang telah dilewati seseorang.
-Tere Liye : Tentang kamu.

●●○○

"Tenten, ku mohon temui Neji" Ino memohon pada Tenten agar dia mau menemui Neji, Tenten mengerutkan keningnya "untuk apa? Memangnya ada hal apa sehingga aku harus menemuinya?" Tenten kembali membuang mukanya, mau bagaimana pun perasaan Tenten sekarang hanya ada perasaan benci untuk Neji.

Ino menarik nafas kuat-kuat, ia kecewa dengan sahabatnya, bagaimana bisa Tenten berubah jadi orang yang tidak peduli terhadap orang lain. Ino memegang pundak Tenten dan mencengkramnya keras "NEJI SAKIT TENTEN! DIA SAKIT!" suaranya meninggi dari yang sebelumnya.

Tenten sedikit tersentak namun kemudian dia menghempas tangan Ino dari pundaknya "SAKIT? AKU JUGA SAKIT! TAPI DIA AJA GA PEDULI KAN?!" suara Tenten ga kalah tinggi dari Ino.

"Cukup!" Hinata menghentikan aksi kedua sahabat itu "jika kau tidak ingin menemui kak Neji, ku mohon maafkan dia" Tenten berdecih "memang dia membutuhkan maafku! Bahkan peduli padaku saja ti-"

"Cukup!" Tangisan Hinata pecah, Naruto yang baru datang langsung menarik Hinata kedalam pelukannya, "its okey Hinata, jika kamu ga sanggup mengatakannya biar aku yang mengatakannya" Hinata menggeleng mendengar ucapan Naruto.

"Ini hal terakhir yang bisa kulakukan untuk kak Neji, setidaknya tak ada lagi kebencian untuk kak Neji" Hinata menghapus air matanya, dia menatap Tenten namun entah mengapa rasa sedih justru semakin dalam saat dia melihat Tenten.

Hinata menatap Tenten "kumohon maafkan kak Neji" ucapnya sambil memberikan sebuah surat pada Tenten, Tenten mengernyit. Setelah memberikan itu Hinata menarik Naruto dan Ino keluar dari kamar Tenten.

Perlahan-lahan Tenten mulai membuka surat itu, entah mengapa ia memiliki perasaan yang tidak enak dan mendadak dada nya terasa sesak.

Untuk Tenten.

Haii Tenten, kita masih sahabatkan? Atau kamu udah ga nganggep aku sahabat lagi? Itu salahku.

Maaf.. walau mungkin kata maaf saja tidak cukup untuk mengobati rasa kecewamu.

Hidup ini indah ya? Iya.. sebelum aku menderita sakit ini, kau tau? Bahkan aku sudah menyukai mu sejak kita berumur 8 tahun. Tapi apa dayaku, aku hanyalah laki-laki dingin yang pengecut.

Tenten membekap mulutnya sendiri saat membaca kata demi kata yang ada di surat itu.

Sampai suatu hari aku sudah menyiapkan semuanya untuk mengungkapkan perasaanku, namun hari itu aku jatuh dan di vonis memiliki penyakit kanker.

Kau tau kanker kan Tenten? Hanya sedikit sekali kesempatan hidup untuk para penderitanya, coba kau fikir? Aku tak akan mampu membuatmu menderita.

Air mata Tenten jatuh dengan derasnya, dia tak sanggup lagi membacanya namun dia harus tetap membacanya.

Awalnya aku masih ingin menyatakan perasaan ini karna penyakitku belum parah, namun semakin lama semakin parah, semakin lama tubuh ini semakin lemah, semakin lama tubuhku semakin tidak terkendali.

Aku tidak mau jika suatu saat kau akan mencintaiku dan benar saja ketakutanku terjadi, senang.. jujur saja.. tapi juga sedih karna aku takut melukaimu nantinya.

Aku takut, jika aku tiba-tiba pergi dan kau tak mampu menerima semuanya, aku tidak ingin kau larut dalam kesedihan.

Tanpa Neji sadari dengan tidak jujur pada Tenten sama saja dia menorehkan luka pada hati sahabatnya.

TOO LOVE (Naruto Fanfic)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang