16. PLEASE (1) -NEJITEN-

713 35 19
                                    

"Cepat Tenten!" Yaa itulah yang keluar dari mulut sahabat Tenten, sahabat menyebalkan lebih tepatnya.

"Neji no baka! Kau yang jalannya terlalu cepat!" Huh kalau bukan sahabatnya, mungkin Tenten sudah memukul Neji hingga terpental ke ujung dunia.

"Kau lama sekali! Nanti kita bisa telat!" Neji terus mengomel tanpa menoleh ke arah Tenten yang berada di belakangnya yang terus berjalan sambil ngos-ngosan.

"Kau lama Tenten!" Jam sudah menunjukkan pukul 07 : 14 sedangkan gerbang akan di tutup jam 07 : 15. Neji mendekat ke arah Tenten dan langsung menggendongnya seperti pasangan yang baru menjadi pengantin.

"Kyaaa!! Turunkan aku baka Neji!" Tenten terus mengumpat, wajahnya memerah melihat bagaimana sahabatnya menggendong tubuhnya dengan susah payah lalu lari dan melesat masuk ke gerbang sekolah.

Setelah mereka memasuki area sekolah barulah Neji menurunkan Tenten dari gendongannya "lain kali kalau kau masih jalan dengan lama aku akan meninggalkanmu!" Selesai berkata seperti itu Neji langsung melongos menuju kelas meninggalkan Tenten yang masih shock dengan perilaku sahabatnya.

Setelah mengatur nafas, Tenten pergi ke kelasnya. "Kau kenapa Tenten? Wajahmu kusut sekali seperti celana dalam Naruto" ucap Ino asal "hei!" Naruto melempar penghapus ke kepala Ino yang di balas jitakan di kepala Naruto dari Ino.

Tenten menenggelamkan wajahnya di lipatan tangan yang ia taruh di atas meja tempat duduknya. Ino duduk di tempat duduknya juga, yaitu di samping Tenten lalu dia menoleh ke arah Neji yang tempat duduknya tepat di belakang dia, Neji duduk di samping Naruto. "Kau kan yang berangkat bersama Tenten, apa yang terjadi pada Tenten?" Tanya Ino mengintimidasi.

"Tidak ada apa-apa, biasalah perempuan itu kan memang aneh" Ino memelototkan matanya mendengar ucapan Neji, laki-laki ini memang sangat menyebalkan. Bisa-bisanya Tenten betah menjadi sahabat Neji, Ino tak habis pikir.

Tenten mengangkat kepalanya "aku tak apa-apa Ino, aku hanya lelah karna buru-buru untuk sampai ke sekolah tadi" jelas Tenten, Ino mengangguk.

"Kak Neji, Nanti pulang sekolah aku ada kerja kelompok dengan Kiba dan Shino. Kakak tolong sampaikan pada ayahku ya" Hinata, adik Neji menghampirinya.

"Oke baiklah" balas Neji sambil tersenyum, Neji melirik ke arah Naruto yang dari tadi terus tebar pesona pada Hinata. Neji menarik pipi Naruto "apa yang kau lihat hah?" Oh sungguh Neji memang kakak yang possesif.

Naruto hanya membalas dengan cengiran khasnya.

》》》《《《

Pelajaran pun telah usai, semua murid-murid berhamburan keluar dari kelas mereka masing-masing.

"Tenten!" Panggil Lee yang baru keluar dari kelasnya. "Ada apa Lee?" Tanya Tenten sambil menoleh ke arah Lee "ehm aku mau mengajakmu ken.."

"Ayo pulang" Neji menarik tangan Tenten, Tenten menghempaskan tangan Neji kasar "kau tidak lihat ada orang yang sedang bicara Neji? Tunggu sebentar!" Ucap Tenten kesal.

"Hehe maafkan Neji ya, kau kan tau memeng begitu sikapnya" Lee membalas dengan senyuman "tidak apa-apa..."

"Tuhkan dia bilang gapapa, udah ayo pulang!" Neji kembali menarik tangan Tenten, Lee memberi isyarat bahwa dia tidak apa-apa. "Kau ini Neji, selalu saja begitu!" Tenten melipat kedua tanganya di depan dada.

"Ck! Kau itu berisik sekali!" Tenten memanyunkan bibirnya saat mendengar ucapan Neji, bah sahabatnya ini benar-benar menyebalkan.

Tenten menoleh ke arah Neji, setelah menoleh Tenten merasakan pipinya memanas, oh god pertanda apa ini? Tenten sebenarnya sudah merasakan ini dari lama, namun ia tidak mau mengambil resiko persahabatannya dengan Neji akan hancur. Tenten takut, jika Neji tidak nyaman dengan perasaannya.

Neji melambaikan tangannya di depan wajah Tenten saat melihat sahabatnya itu melamun, namun Tenten tak kunjung sadar kemudian Neji menjentikkan jarinya di depan wajah Tenten.

"Eh?" Tenten tersadar dari lamunannya "kalau mau ngelamun jangan di jalan!" Yaa itulah Neji, walaupun ucapannya tak menampilkan rasa sayang namun sikapnya selalu menampilkan bahwa dia sangat menyayangi sahabatnya.

"Neji! Antarkan aku ke toko buku yaa?" Tenten memohon "tidak bisa, Sakura sudah lebih dulu minta bantuan padaku untuk menemaninya" Tenten menghela nafasnya.

"Tapikan kemarin kau sudah janji" balas Tenten, padahal kemarin Neji sudah berjanji padanya. "Ah ya maafkan aku, aku lupa dan akhirnya aku mau dimintai tolong oleh Sakura" lagi-lagi Tenten menghela nafasnya.

"Besok deh ya, aku janji akan menemanimu" janji Neji pada Tenten sambil tersenyum ke arah Tenten.
"Yasudah" ucapnya lemas, dan tak lama kemudian mereka sudah sampai di depan rumah Tenten "aku langsung pulang ya... daah" Neji langsung pamit pulang setelah mengantar Tenten.

Tenten membalas lambaian tangan Neji, setelah terlihat Neji cukup jauh Tenten kembali menghemhuskan nafasnya. Senyuman di wajahnya memudar, beberapa hari ini Neji selalu beralasan menemani Sakura.

Tenten mulai memejamkan matanya dan tak lama kemudian larut di dalam alam mimpi.

》》》《《《

"Tenten!!" Suara Neji mulai terdengar dari depan rumahnya, Tenten langsung bergegas menuju ke sumber suara sambil menguncir rambutnya dengan gaya cepol dua kebiasaannya.

Tenten tersentak saat melihat Sakura berada di samping Neji "eh? Sa..sakura?" Tanya Tenten saat melihat Sakura, Sakura menoleh ke arah Tenten kemudian tersenyum.

"Hai Tenten! Aku mau berangkat bareng kalian berdua gapapa kan?" Tanya Sakura sambil terus tersenyum "ah? Oh ya ya" Tenten membalas dengan senyuman canggung yang tercetak di wajahnya.

"Cepatlah Tenten!" Neji menoleh ke arah Tenten yang masih saja sibuk dengan tatanan rambutnya "iya iya" Tenten langsung menghampiri Neji dan Sakura.

Sepanjang jalan Sakura dan Neji terus berbincang-bincang tanpa menoleh ke arah Tenten yang mengikuti mereka di belakang dalam diam. Tenten mulai merasa tidak enak, kenapa ya, rasanya bagian dada Tenten terasa sedikit sesak. Atau jangan-jangan Tenten punya sakut jantung? Tenten langsung menepis pemikiran aneh itu.

Tanpa sadar mereka sudah berada di sekolah "dadah! Aku duluan ya Neji.." Sakura melambaikan tangannya, karna memang kelasnya berbeda dengan kelas Tenten dan Neji.

"Oh ya Tenten, nanti kau pulang sekolah sendiri ya, karna aku sudah berjanji pada Sakura" Tenten langsung menoleh ke arah Neji "ta..tapikan kemarin kau sudah berjanji..." Tenten menundukkan kepalanya.

"Oh ayolah Tenten kan aku sudah sering menemanimu" balas Neji, sungguh balasan yang tidak di inginkan oleh Tenten "tetap saja.. seharusnya kalau kau tidak bisa, kau jangan membuat janji Neji!" Tenten melangkahkan kakinya dengan cepat meninggalkaan Neji yang terus memanggil namanya.

Tenten melempar tasnya kemudian bergegas pergi menuju atap sekolah, entah kenapa Neji membuatnya benar-benar kesal. Namun sebenarnya Tenten bingung, perasaannya itu perasaan kesal atau perasaan... tidak mungkin! Tenten lagi-lagi menepis pemikiran konyolnya.

Namun memang jujur saja, Tenten mulai merasa bahwa Neji berubah.

》》》《《《

Tenten keluar kelas sebelum Neji keluar, dia bertemu dengan Rock Lee "Tenten? Ehm mau pulang denganku?" Pertanyaan Rock Lee membuat Tenten bingung, Neji keluar dari kelas.

Saat Neji hendak menghampiri Tenten tiba-tiba Sakura sudah berada di depan Neji "hai Neji! Kita jadikan?" Tanya Sakura sambil tersenyum. "Ah..oh? Tentu..ayo!" Neji menarik tangan Sakura lalu pergi dari sekolah itu.

Tenten menghembuskan nafasnya "ayo kita pulang Lee" Tenten tersenyum dan di balas dengan senyuman senang dari RockLee.









Bersambung....

***************

Aloha semua! Gimana menurut kalian part ini?..

Jangan lupa vote dan komen.
Maaf kalo ada typo hehe.

TOO LOVE (Naruto Fanfic)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang