11. KENAPA? (3)

454 31 3
                                    

Naruto merogoh sakunya lalu mengambil handphone miliknya dan mengambil beberapa gambar kertas yang ia temui tadi, setelah selesai ia langsung merapihkan kertas itu dan menaruhnya di tempat semula. Beruntung Hinata belum datang.

Naruto berpura-pura sedang melihat-lihat agar kalau Hinata datang dia tidak curiga. "Naruto.. " panggil Hinata sambil membawa sebuah nampan yang berisi minuman.

"Eh iya Hinata, oh ya ada yang mau aku tanyakan" Naruto mendekat ke arah Hinata kemudian duduk di samping gadis itu dan meminum minuman yang sudah di buat oleh Hinata.

"Oh? Tanya saja" ucap Hinata lembut sambil tersenyum ke arah Naruto. "Eum aku ingin tanya, kau sebenarnya siapanya Gaara?" Tanya Naruto dengan hati-hati. Hinata menoleh ke arah Naruto lagi "aku sebenarnya anak panti asuhan dan aku di adopsi untuk mengawasi Gaara karna orang tuanya sibuk" jawab Hinata yang pastinya berbohong.

"Dimana panti asuhanmu?" Tanya Naruto pada Hinata "tidak jauh dari sini, ngomong-ngomong soal panti, aku jadi ingat kalau aku sudah lama tidak kesana" Hinata menundukkan kepalanya "kau mau kesana? Ayo aku antar" tawar Naruto yang membuat Hinata terkejut lalu menghadap Naruto.

"Eh? Tidak perlu, aku sudah sering merepotkanmu" Hinata menolak ajakan Naruto "memangnya kenapa? Aku senang membantumu, ayolah ku antar mau ya?" Ucap Naruto sedikit emm... memaksa(?). "Eum baiklah jika tidak merepotkanmu" Hinata kembali menampilkan senyuman manisnya.

"Tidak kok, ya sudah ayo kita berangkat" Naruto berdiri menuju motornya "aku ganti baju dulu atau tidak?" Tanya Hinata melihat dirinya yang masih menggunakan seragam sekolah. "Tidak usah, lagi pula kita tidak akan lama kan? Mumpung masih siang" jawab Naruto.

Hinata mengangguk "tapi aku harus mengambil tasku dulu, tunggu sebentar ya" Naruto mengangguk kemudian Hinata bergegas menuju kamarnya dan mengambil tas miliknya sebelum ia keluar ia mengoleskan lipstik warna soft pink pada bibirnya agar tidak terlihat pucat.

Mereka menuju panti asuhan tak lupa membeli sedikit bingkisan dulu saat di perjalanan, mereka telah sampai di depan panti asuhan.

"Kak Hinata?!" Teriak seorang anak kecil kemudian berlari menuju Hinata dan memeluknya "kak Hinataaaa aku kangeeeen" ucap Hanabi, yaa Hinata adalah kakak kesayangan Hanabi.

"Kakak juga kangen" Hinata tersenyum kemudian membalas pelukan Hanabi, Hanabi berlari masuk menuju kamar ibunya dan memberi tahu bahwa Hinata datang.

"Hinata?!" Mikoto berlari kemudian memeluk Hinata "apa kabar bu?" Tanya Hinata di dalam pelukan sang ibu. "Ibu sehat, kenapa kamu baru datang?" Ucap Mikoto setelah melepas pelukannya.

"Hihi maaf bu, aku baru sempat" Hinata berkata sambil tersenyum "ibu kira kamu udah ngelupain ibu, ngomong-ngomong dia siapa?" Tanya Mikoto saat melihat keberadaan Naruto.

"Oh iya aku lupa, ini temanku namanya Naruto" ucap Hinata "eh? Ehm halo tante" ucap Naruti kemudian mencium tangan Mikoto "jangan panggil tante, panggi saja ibu" ucap Mikoto sambil tersenyum.

"Ehm iya bu" jawab Naruto sambil tersenyum, "oh iya, ibu baru selesai masak ayo kita makan bareng-bareng" ucap Mikoto sambil menarik tangan Hinata dan Naruto.

"Eh? Nggak usah tan.. eh bu, jadi ngerepotin" ucap Naruto yang merasa tidak enak "ibu nggak merasa di repotin udah ayo" Hinata dan Naruto pasrah di tarik oleh Mikoto ke meja makan.

"Aku pulang.. kak Hinata?!" Konohamaru yang baru pulang dari sekolahnya langsung berlari menuju Hinata dan memeluknya. "Huhuuu aku kangen kakak" rengek Konohamaru.

"Kok kamu baru pulang sekarang? Hehe iya kakak juga kangen" ucap Hinata sambil membalas pelukan Konohamaru. "Iya, aku kan udah kelas 4 jadi yang kelas 4,5 sama 6 pulangnya lebih lama" Konohamaru menjelaskan kepada Hinata.

"Oh ya? Kakak ini siapa?" Tanya Konohamaru saat melihat keberadaan Naruto "oh? Hehe namaku Naruto" ucap Naruto sambil tersenyum kemudian mengusap kepala kecil Konohamaru. "Kakak siapanya kak Hinata? Pacar ya? Ganteng sih tapi masih gantengan aku" ucap Konohamaru polos, Hinata dan Naruto tertawa mendengar ucapan Konohamaru.

"Kamu ini masih kecil, ga boleh mikirin pacar-pacaran" ucap Hinata sambil mencubit ujung hidung Konohamaru. "Oh ya ada yang lupa" Naruto beranjak dari tempat duduknya kemudian izin untuk mengambil sesuatu di motornya.

"Oh iya, hampir aja kelupaan" ucap Hinata saat Naruto sudah kembali membawa dua bungkusan. 1 bungkusannya berisi buah-buahan dan di berikan kepada Mikoto.

"Nah ini ada coklat, kamu bagi-bagiin ke yang lain juga ya" ucap Hinata pada Konohamaru. Konohamaru menngambil bungkusan itu dengan senang. "Yey coklat.. makasih kak Hinata dan kak Naruto" ucap Konohamaru riang kemudian mencium pipi Naruto dan Hinata.

"Hehe maafin Konohamaru ya, asal nyium kamu aja" ucap Hinata pada Naruto. "Ah enggak kok, aku suka anak kecil" balas Naruto, Hinata tersenyum kemudian mulai memakan masakan Mikoto.

Naruto tersenyum, baru kali ini ia kagum pada perempuan selain ibunya. Hinata adalah perempuan yang baik dimatanya, tapi kenapa cobaan yang Hinata alami begitu berat? Jawabannya adalah karena Hinata adalah gadis yang kuat. Tuhan tidak akan memberi cobaan yang berat pada hambanya yang lemah, maka itu jika kau di beri cobaan yang berat berarti kau adalah orang yang kuat.

"Eh bengong aja, ayo makan" ucapan Mikoto membuyarkan lamunan Naruto, Naruto tersenyum kikuk kemudian mulai memakan masakan Mikoto. Hari ini di habis kan dengan mengobrol dan bermain dengan para penghuni panti.

Hingga hari semakin gelap dan mereka harus pulang, Hinata sudah berada di depan rumah Gaara. Setelah mengantar Hinata, Naruto langsung izin pupang karna hari sudah mulai malam.

Hinata berjalan untuk memasuki rumah Gaara, baru saja satu langkah ia masuk ke dalam rumah Gaara pembantu yang bekerja disana menghampiri Hinata.

"Non Hinata, tuan Gaara sakit lagi" ucap pembantu itu pada Hinata, Hinata shock "benarkah? Lalu sekarang dia dimana?" Tanya Hinata yang khawatir pada Gaara. "Di rumah sakit yang biasa non" jawab pembantu itu kemudian Hinata langsung bergegas menuju rumah sakit.
.
.
.
.
.
"Ibuuu dadaku sakiiit" Gaara terus meringis sambil meremas baju di bagian dadanya. "Sabar ya sayang" ucap Karura sambil terus menangis karna dokter yang biasa menangani Gaara belum juga datang.

"Aduuuh sakiit buu" Gaara terus meringis karna rasa sakit pada bagian dadanya tak kunjung reda. Setelah dokter datang dia langsung memeriksa Gaara, dan Gaara sudah tertidur karna di suntik cairan penenang.

"Gimana keadaan anak saya dok?" Ucap Karura sambil terus menangis di pelukan suaminya. "Jantung anak ibu sangat lemah, dia masih bisa bertahan namun rasa sakitnya bisa saja sering muncul" ucap sang dokter yang membuat Karura makin sedih.

"Terus bagaimana dok?" Tanya Karura yang masih terus menangis. "Yaa mau bagaimana lagi, kami akan mencoba memberinya vitamin tapi itupun tidak akan menjamin rasa sakitnya tidak akan muncul lagi" jelas sang dokter.

"Bagaimana kalau jantung saya saja dok?" Tanya Hisagi membuat Karura membulatkan matanya. "Kau bicara apa sih?! Kan ada Hinata.. untuk apa kita adopsi dia kalau bukan untuk Gaara" Karura mulai emosi.

"Tapi dia juga manusia! Sudah cukup banyak dia menolong Gaara!" Hisagi berkata tegas pada sang istri. "Hah peduli apa kita dengannya?! Dia bukan siapa-siapa! Pokoknya Hinata yang akan mendonorkan jantungnya pada Gaara!" Ucap Karura kemudian keluar dari ruangan dokter sambil membanting pintu.
.
.
.
.
.
Foto Hinata yang berada di kamar Mikoto terjatuh. "Yaa tuhan pertanda apa ini?" Tanya Mikoto saat mengambil foto Hinata yang sudah pecah.




Bersambung....

***************

Aloha semuanya, maaf ya aku baru bisa update diusahakan part selanjutnya akan segera di update.

Jangan lupa vote dan komen...
Maaf kalo ada typo hehe...

TOO LOVE (Naruto Fanfic)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang