15. In a Relationship

2.5K 321 20
                                    

Dorm SNSD
06.54 am

Tiffany memandang Taeyeon aneh. Sejak Taeyeon tiba barusan dia melihat gelagat aneh dari Leader-nya itu. Taeyeon tersenyum dengan riangnya dan pipinya bersemu merah. Oh! Jangan lupakan juga bagaimana Taeyeon bersenandung bahagia.

"Eonni are you okay?" Tanya Sooyoung. Taeyeon mengangguk lalu tersenyum lebar.

"Kau keluar sebelum matahari terbit apakah kau bertemu hantu dijalan?" Sunny bergidik ngeri. Apa mungkin Taeyeon kerasukan pikirnya. Dan Taeyeon hanya menggelengkan kepalanya.

Seohyun memicingkan matanya menatap Taeyeon dengan pandangan menyelidik. Taeyeon yang ditatap hanya tersenyum lebar. "Yak! Jangan lakukan itu. Menakutkan sekali" Yuri memukul lengan Taeyeon dan anehnya Taeyeon tidak meringis seperti biasa membuat Yuri hanya bisa kaget saja.

"Aku tak apa hanya saja tadi aku menemukan kebahagiaanku yang telah hilang dulu" ujar Taeyeon sambil mengulum senyumnya.

"Eonni memangnya apa?" Yoona bertanya karena penasaran. Taeyeon hanya tersenyum saja lalu langsung melenggang pergi masuk kedalam kamarnya.

Taeyeon langsung merebahkan badannya ke atas ranjangnya lalu memeluk bantalnya dengan erat dan membenamkan wajahnya di bantal. Dia senang sekali sekarang. Dia terus memikirkan pertemuannya dengan Jiyong dan itu membuatnya merona.

Flashback

Taeyeon dan Jiyong duduk dibangku taman. Keduanya terdiam terlalu gugup untuk memulai percakapan setelah sekian lama.

Pipi Taeyeon memerah karena tadi Jiyong menciumnya setelah Jiyong memakan permen untuk menghilangkan bau rokok dari mulutnya. Ya, Jiyong benar-benar berusaha.

"Eung.. oppa?"

"Taeng-ah?"

Mata mereka saling bertemu lalu tertawa bersama. "Kau duluan oppa" kata Taeyeon pelan lalu tersenyum.

"Aku merindukanmu, Taeng-ah" Jiyong menatap Taeyeon lalu menggenggam tangannya. Taeyeon menatap manik mata Jiyong untuk mencari kebohongan disana tapi dia tak menemukannya.

"Aku serius merindukanmu. Maaf aku meninggalkanmu dan maaf untuk segalanya, aku tau kesalahanku sangat fatal sampai menyakiti hatimu" Jiyong menundukkan kepalanya.

"Tak apa, oppa. Aku juga merindukanmu. Bahkan aku tak bisa benar-benar tersenyum karena merindukanmu" Taeyeon memeluk Jiyong.

"Taeng-ah, aku sudah lama ingin mengatakan ini padamu tapi aku terlalu bodoh untuk mengatakan itu" Jiyong memegang kedua pundak Taeyeon lalu menatapnya serius.

"Aku menyukaimu, Taeng-ah. Tidak, bukan hanya suka! Tapi aku mencintaimu lebih dari apapun"

Taeyeon menatap Jiyong lalu tersenyum. Pipinya memerah lagi.

"Kau tau selama 6 bulan aku tak bertemu denganmu aku merasa gila. Aku tak bisa tidur karenamu dan harus selalu mengonsumsi obat tidur untuk itu. Bahkan aku menumpahkan semua yang aku rasakan karenamu dilaguku"

Jiyong menghela nafasnya memberi jeda sebelum melanjutkan kalimatnya.

"Taeng-ah, aku tak bisa menahannya lebih lama lagi. Aku ingin menghabiskan sisa hidupku bersamamu sampai akhir nanti. Maukah kau jadi kekasihku, Kim Taeyeon?"

Taeyeon mengangguk dan dia menangis. Kali ini tangisannya bukan karena dia sedih, marah atau tersakiti. Tapi ini karena dia senang perasaannya terbalas.

***


Tiga tahun kemudian.

•GTAE• We Are In Love✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang