Diceritakan kalau dahulu kala, hiduplah seorang pangeran kerajaan tampan yang jatuh cinta pada seorang gadis desa sederhana yang kecantikannya bahkan mengalahkan sinar rembulan di musim semi. Meski banyak yang meragukan, marah, dan mengecam tindakan pangeran untuk mengangkat gadis sederhana sebagai ratu kerajaan ketika dia naik tahta sang pangeran yang kini menjadi raja tetap memandang wanita pujaan hatinya itu sebagai yang terbaik.
Para bangsawan dan beberapa loyalis kerajaan yang tidak suka dengan ratu baru mereka akhirnya membuat sebuah rencana untuk membunuh sang ratu. Mereka menggunakan cara satu-satunya yang paling ampuh bahkan raja-pun tidak bisa berkutik yaitu menuduh sang ratu sebagai penyihir jahat. Penyihir jahat yang membuat wilayah di sekitar desa dimana sang ratu dulu tinggal terkena wanah kutukan kegilaan karena bulan. Kegilaan yang membuat para penduduknya menari-nari dan melolong layaknya hewan serigala. Tentu saja wabah itu hanyalah histeria yang sengaja dibuat untuk menjerat sang ratu.
Ketika semua bukti yang dibuat ditunjukan pada sang raja, sang ratu tidak bisa membela dirinya sendiri karena dia tidak memiliki bukti untuk membantahnya. Sang ratu hanya meminta kepercayaannya pada hati sang raja dan cintanya untuk membantah segala keraguannya. Sayangnya pria yang dinikahinya dulu bukanlah pangeran melainkan raja dan dia terbeban untuk menuruti keinginan rakyat. Dia dibutakan bukti palsu, amarah akan penipuan oleh cintanya, dan tugasnya sebagai raja hingga dia memalingkan wajahnya dari sang ratu.
Para rakyat dan bangsawan melakukan hukuman satu-satunya yang dilakukan pada penyihir yaitu membakarnya di tiang kayu. Sang ratu yang patah hati dan marah akan sang raja akhirnya hanya bisa pasrah diikat, dihina, bahkan dilecehkan oleh para penduduk dan bangsawan. Untuk mengisi kekosongan posisi ratu, para bangsawan sudah menyediakan rencana berupa putri pengganti untuk dinikahi raja. Terbebani dan patah hati, raja akhirnya setuju untuk menikahi seorang putri disaat itu juga.
Di malam pernikahan mereka adalah malam dimana wanita malang yang difitnah itu dieksekusi. Wanita itu dibawa ke lapangan kerajaan dimana sang raja dan ratu yang baru duduk bersama di pelaminan. Melihat luka dan kondisi cintanya dulu membuat hatinya menjerit sedih, tapi dia tidak bisa berbuat apa-apa karena hatinya sudah buta. Hatinya sudah buta bahkan dengan jeritan minta tolong dan tangisan wanita yang ia cintai dulu tidak mampu menggerakan keputusannya.
Wanita malang itu akhirnya berserah pada bulan purnama yang bersinar terang diatas kepalanya. Jeritan hatinya yang pilu akhirnya terdengar oleh Sang Bulan dan dia turun merasuki wanita malang itu tepat ketika sang raja melemparkan obor menyala kearahnya.
Api menyulut seluruh tumpukan jerami di sekitar wanita itu dan membakar sekitarnya, tapi tidak ada luka apapun atau jeritan kesakitan yang diharapkan semua orang terdengar. Dari balik cahaya kobaran api, sebuah sayap angsa melingkupi tubuh wanita malang itu seperti pelindung dimana api bahkan tidak menghanguskan ujung rambutnya yang perlahan berubah menjadi perak.
Semua orang langsung berteriak histeris, meneriaki penyihir pada wanita itu. Mungkin apa yang mereka tuduhkan akhirnya menjadi kenyataan dan mereka harus menerima akibatnya. Dalam satu hembusan keras, wanita malang itu terbang ke atas api dan menatap dingin pada setiap orang di hadapannya terutama sang raja.
"Kalian ingin wanita ini menjadi penyihir? Kalau begitu rasakan kutukan penyihir!" Ucap wanita itu dalam nada suara yang sangat berbeda dari sebelumnya.
"Kalian menghinaku dengan menuduhku menjadikan penyebab wabah bohong kalian hanya untuk mencelakai wanita ini. Jika wabah palsu itu adalah kegilaan seperti serigala maka terjadilah.... Aku kutuk kalian semua menjadi manusia serigala yang akan menjadi buas dan membunuh setiap keturunan kalian ketika kalian melihatku! Melihat Bulan! Kutukan dimana kalian akan hidup liar, tanpa kedamaian, ditakuti, dan diburu oleh manusia yang membenci kalian sekarang dan selamanya! Kalian akan melolong padaku untuk meminta ampunan, tapi aku tidak akan mendengar. Tidak akan!"
Seketika itu juga setiap orang yang terkena cahaya rembulan mulai berubah menjadi manusia serigala yang memburu setiap penduduk yang tidak terkena sinar rembulan. Antara membunuh dan memakan tubuh mereka atau mengubah mereka menjadi manusia serigala juga. Tidak terkecuali sang raja yang sekarang menyesali perbuatannya pada cinta sejatinya. Sayangnya semua sudah terlambat.
Wanita malang itu terbang ke langit malam menuju bulan setelah menitikan air mata kekecewaan pada sang raja. Sang raja yang berubah menjadi werewolf berusaha mengejar cintanya, tapi apa daya. Dia hanya bisa melolong memanggil namanya kepada Sang Bulan.
.
.
.
.
.
Hey readers! Lama tidak bertemu! Author kembali dengan cerita segar nih! Maaf kalau cerita sebelumnya jadi terbengkalai karena sejujurnya Author sudah lupa plotnya ^.^;;;Mohon dimaklum juga kalau sekarang Author harus kerja dan tidak bisa janji update tepat waktu. Semoga readers setia mengerti. Tenang saja, Author akan mencoba mengingat lagi cerita lainnya agar cepat diselesaikan. Mohon bersabar dan terima kasih atas kesetiaan pembaca!
Seperti biasa vote, add reading list, share, comment, saran, kritik, ide cerita, atau camilan akan sangat dinanti! 10 pembaca pertama yang melakukan semua tadi akan dicantumkan namanya di special thanks di chapter 2. So.... tanpa menunghu lebih lama, nyok capcyus!

KAMU SEDANG MEMBACA
The Wild Hunt
Hombres Lobo"Setiap terang menyimpan kegelapan, tapi kegelapan tidak bisa menyimpan terang. Jika gelap tidak bisa bersama dengan terang, maka setidaknya gelap akan selalu berada di sisi terang."