"Olive, ada yang ingin gue tanyain sama lo." Kali ini pembicaraan mereka serius. Bukan hanya sekadar basa-basi.
"Kenapa dulu lo ninggalin gue gitu aja, tanpa kasih tahu gue sebelumnya kalau lo mau pergi?" Tanya Dana. Dana menatap Olive lekat-lekat. "Dan kenapa setelah lo pergi, malah gak kasih kabar sama sekali. Gue coba hubungi nomor lo tapi gak aktif. Gue coba lewat sosmed tapi lo gak main sosmed lagi. Apa lo sengaja buat gue lost contact sama lo?" Pertanyaan yang selama ini dia pendam akhirnya dia lontarkan.
"Maaf, Dana. Aku salah." Olive menunduk. Matanya mulai memanas. Olive mencengkram celananya dengan kuat.
"Kenapa kamu ninggalin aku?" suara Dana melemah.
Olive tidak langsung bicara. Dia diam beberapa saat untuk menenangkan pikirannya sampai akhirnya dia dapat berbicara.
"Waktu itu ... aku pernah ngecek ke dokter, kenapa aku sering mimisan, terus pusing luar biasa. Awalnya aku kira cuma gejala-gejala biasa. Tapi ternyata kata doker aku punya penyakit leukimia." Dana kaget mendengar bahwa gadis itu memiliki penyakit leukimia.
"Untungnya masih stadium awal. Jadi masih bisa ada harapan untuk diobati." Olive mengusap air matanya yang mulai jatuh. "Maaf aku gak pernah cerita apa-apa tentang ini ke kamu. Aku cuma gak mau buat kamu khawatir."
Dana menunduk. Kemana saja dia selama ini, sampai tidak tahu keadaan Olive yang sebenarnya? Dana merasa bersalah. Harusnya dia lebih perhatian pada gadis ini.
"Waktu aku dengar aku punya penyakit itu, aku udah mikir macem-macem. Aku udah berpikir kalau hidup aku gak lama lagi di dunia ini. Tapi aku gak mau buat orangtua aku sedih. Aku juga gak mau buat kamu sedih." Olive menatap Dana dengan matanya yang sudah dipenuhi air mata. "Maaf waktu itu aku ninggalin kamu gitu aja tanpa sempat ngucapin selamat tinggal. Aku pikir, dengan aku bersikap begitu, kamu bakal benci aku. Dan aku pikir, kalau kamu benci sama aku, kamu bakal gak terlalu sedih waktu tahu aku udah gak ada." Olive kembali menghapus air matanya.
Dana duduk di sebelah Olive, lalu merangkul gadis itu.
"Kamu jangan ngomong gitu. Aku gak akan bisa benci sama kamu." Bisik Dana di telinga Olive.
"Untungnya, setelah menjalani pengobatan, leukimia aku berangsur-angsur sembuh. Jadi aku bisa kembali ke sekolah seperti biasa."
Dana menggenggam tangan Olive. Akhirnya semua terungkap setelah sekian lama.
"Aku sengaja milih sekolah yang sama dengan kamu, supaya aku bisa satu sekolah lagi sama kamu." Ucap Olive.
Dana tersenyum mendengar itu.
"Karena aku masih sayang sama kamu." Olive mengeratkan genggamannya.
"Maaf, selama ini aku salah. Udah ninggalin kamu tanpa beri kabar. Aku benar-benar menyesal." Olive kembali menundukkan kepalanya. Merasa sangat menyesal dengan perbutaannya.
"Gak apa-apa. Jangan dipikirin yang udah lewat. Aku juga minta maaf sama kamu karena ngira kamu pergi ninggalin aku tanpa alasan yang jelas. Yang penting sekarang aku udah bisa lihat kamu secara nyata. Bukan cuma ilusi yang datang saat mimpi doang."
Dana dan Olive sama-sama tersenyum. Senyuman yang tulus. Yang datang dari lubuk hari paling dalam.
-TAMAT-
A.N: Cerpen Dana Athaya sudah selesai. Dan akan dilanjutkan dengan cerpen Jose Rahardian.
See you on next chapter :)
KAMU SEDANG MEMBACA
5 Friend 5 Love
Short Story[COMPLETED] Ini adalah kisah 5 sahabat yang menemukan cinta pertama mereka. Mereka yang mempunyai kepribadian yang berbeda-beda, mendapatkan cinta yang berbeda-beda. Dengan cara yang berbeda-beda pula. Bagaimana cara mereka mendapatkan cinta tersebu...