Aby berjalan ke kantin dengan wajah murungnya. Dana yang berjalan di sampingnya memperhatikan Aby dengan bingung.
"Lo kenapa? masih kesal dengan ulangan fisika tadi?" tanya Dana sambil menepuk bahu Aby. Aby menggeleng.
"Katanya Luna pacaran sama Alfaro. Gue telat, Dan." Kata Aby murung.
"Telat? Maksudnya?" Dana tidak mengerti.
"Gue telat bilang sama Luna kalau gue sayang sama dia." Lirih Aby. Dana mengerti sekarang. Selama ini Aby memang tidak berani untuk menyatakan perasaannya pada Luna. Dia terlalu takut untuk ditolak. Memang aneh melihat sikap Aby yang seperti ini. Padahal selama ini dia terbiasa dengan penolakan cewek.
"Ya elah, belum tentu berita itu benar. Santai, bro. Lo harus tanya langsung sama Luna, benar enggak dia pacaran sama Alfaro." Dana menepuk-nepuk bahu Aby untuk menyemangatinya.
Tapi saat mereka sampai di kantin, Aby melihat Luna sedang makan bersama Alfaro. Luna dan Alfaro tampak tertawa bersama. Aby terdiam melihat Luna bersama Alfaro. Hatinya terasa sakit, karena seseorang yang dia sayang sudah menyayangi orang lain.
"Aby, balik ke kelas yuk," Dana yang mengerti dengan keadaan Aby, langsung mengajak Aby pergi. Aby mengangguk pelan. Dia menghela nafas panjang. Secara tidak langsung Luna sudah menolak dirinya.
***
Aby tidak masuk kelas saat jam pelajaran ketujuh. Dia sedang tidak ingin belajar. Jadi dia memutuskan untuk duduk di taman belakang sekolah sambil mendengarkan lagu menggunakan headset dan membaringkan tubuh di bangku. Dia mencoba untuk tidur. Tapi pikirannya tidak fokus. Dia terus memikirkan Luna dan Alfaro yang tertawa bersama. Dari wajah mereka tampak mereka sudah pacaran.
Aby mengacak-acak rambutnya frustasi. Dia tidak bisa tidur. Dia melepaskan headsetnya lalu duduk sambil menutup wajahnya. Aby menghembuskan nafasnya. Mencoba untuk menstabilkan emosinya.
"Aby, kamu ngapain di sini?" Suara Luna membuat Aby tersentak kaget. Luna duduk di samping Aby. Mikirin lo. Ingin sekali Aby mengeluarkan kata-kata itu. Tapi lidahnya terlalu kelu untuk mengucapkan dua kata itu.
"Lo sendiri ngapain di sini?" Aby balik bertanya.
"Kelas aku lagi gak ada guru. Aku biasa ke sini kalau lagi gak ada guru." Luna membuka buku paket IPAnya untuk belajar.
"Lo gak biasa ya pakai bahasa 'lo-gue'? dari pertama kali masuk selalu pakai 'aku-kamu'," tanya Aby.
"Waktu masih awal-awal aku sekolah di sini bahasa 'aku-kamu' memang aku pakai ke semua orang. Tapi sekarang aku pakai kalau lagi ngomong sama kamu aja." Jawab Luna.
"Kenapa? Lo belum nyaman ngobrol sama gue?" tanya Aby. Luna menggeleng dengan cepat.
"Aku paling nyaman kalau ada di dekat kamu. Bahasa 'aku-kamu' cuma aku pakai ke orang-orang yang spesial doang." Perkataan Luna berhasil membuat jantung Aby berdetak kencang. Berarti dirinya dianggap spesial oleh Luna.
"Kamu pasti ngira aku pacaran sama Alfaro kan?" tanya Luna. Aby langsung membelalakkan matanya.
"Kok lo tahu?" tanya Aby menatap Luna horor. Jangan-jangan Luna adalah cewek indigo yang bisa baca pikrian orang.
"Tadi Dana udah ceritain semua sama aku." Jawab Luna sambil tersenyum.
Ternyata bukan indigo.
"Dana? Cerita semuanya? Cerita apa?" Aby masih belum nyambung dengan perkataan Luna. Luna malah tersenyum manis sambil menatap Aby. Aby jadi diam tidak mampu bersuara. Mata coklat terang milik Luna berhasil membuatnya terpesona.
"Hoi, ngapain kalian berdua di sini? Pakai acara tatap-tatapan segala lagi," Dana mengagetkan mereka berdua. Aby dan Luna jadi salah tingkah.
"Aby, cepetan lo balik ke kelas, Pak Fahri udah ngamuk tuh lo gak masuk. Udah nilai ulangan 30, pakai acara cabut segala lagi. Tobat lo, Aby!" seru Dana. Aby menutup wajahnya. Baru saja tadi pagi Olive mempermalukan dirinya di depan Luna. Sekarang Dana yang mempermalukan dirinya.
Sama aja mereka berdua.
KAMU SEDANG MEMBACA
5 Friend 5 Love
Short Story[COMPLETED] Ini adalah kisah 5 sahabat yang menemukan cinta pertama mereka. Mereka yang mempunyai kepribadian yang berbeda-beda, mendapatkan cinta yang berbeda-beda. Dengan cara yang berbeda-beda pula. Bagaimana cara mereka mendapatkan cinta tersebu...