Ryan Naufal (1)

109 5 0
                                    


RYAN NAUFAL

Aku katakan "aku suka sama kamu"
dan kamu menganggap itu sebuah lelucon terlucu.
Padahal itu adalah kalimat tersulit untuk diucapkan.

***

Sekarang adalah pelajaran PKN-nya Pak Upil. Pak Upil adalah nama samaran dari Pak Andrew yang dibuat-buat oleh Ryan. Ryan memanggilnya begitu karena pernah waktu itu Ryan menangkap basah Pak Andrew yang sedang mengupil di ruangannya. Semenjak hari itu, nama Pak Andrew tidak lagi dipakai di sekolah. Tapi menjadi Pak Upil. Tentu saja itu semua karena Ryan yang menyebarkan nama julukan itu ke seantero sekolah.

Dia benci pelajaran Pak Upil. Tapi dia sayang pada Pak Upil. Jadi dia tidak akan masuk ke kelas saat pelajaran Pak Upil. Karena kalau Pak Upil melihat Ryan, dia akan naik darah. Naik darah karena Ryan lah yang menyebabkan namanya yang kerena diubah menjadi upil.

Ryan mengendap-endap menuju pagar belakang sekolah. Dia ingin bolos hari ini. Untungnya pagar belakang sekolah sekarang sedang terbuka lebar dan tidak ada penjaga di sana.

"Tumben," gumam Ryan.

Saat Ryan berjalan keluar dari pagar sekolah, dia melihat Alysa, siswi kelasnya yang baru saja akan masuk ke dalam pekarangan sekolah. Tampaknya Alysa baru saja membuang sampah. Sekarang di tangannya ada kunci pagar. Pasti Alysa yang membuka pintu pagar ini.

"Waah, mau bolos lagi lo, ya?" tebak Alysa sambil menunjuk-nunjuk wajah Ryan.

"Berisik, lo." Ryan menepis tangan Alysa dari hadapannya. Alysa segera mengeluarkan hpnya dari saku roknya lalu mengambil foto Ryan yang berada di luar pekarang sekolah.

"Eh, mau ngapain lo?" tanya Ryan sambil berusaha mengambil hp Alysa.

"Gue mau kasih laporan ke Bu Andien, kalau lo cabut lagi." Alysa sibuk mengetik sesuatu di hpnya. Ryan mencoba merebut hp itu, tapi tidak bisa karena gerakan Alysa sangat gesit untuk menghindari tangan Ryan. Setelah selesai mengetik dan mengirimnya ke kontak WA Bu Andien, Alysa memasukkan hpnya ke saku baju, lalu menatap Ryan dengan puas.

"Apa? Lo mau ngambil?" ucap Alysa yang puas melihat wajah kesal Ryan. Tidak mungkin Ryan berani mengambil kalau sudah berada di saku baju.

"Ngapain sih lo ngurusin orang? Urusin dulu tuh diri lo sendiri," Ryan menatap Alysa dengan pandangan tidak suka.

"Idih, siapa juga yang ngurusin lo? Gue cuma mau menegakkan keadilan." Alysa melipat kedua tangannya di depan dada. Dia menatap Ryan dengan sengit. Alysa dan Ryan memang tidak pernah akur. Keduanya adalah rival. Alysa adalah anak ter-rajin di kelas. Sedangkan Ryan, anak termalas di sekolah. Keduanya satu kelas. Jadi jangan heran kalau Alysa dan Ryan sudah bertengkar, bakalan heboh.

Hal itu sudah terjadi semenjak mereka kelas 2 SD. Keduanya memang tidak pernah akur dari zaman batu sampai zaman modern.

"Ryan, di mana kamu? Berani coba-coba bolos kamu?" teriakan Bu Andien yang sedang mencari-cari keberadaan Ryan membuat Ryan panik.

"Bu, Ryan-nya ada di—" Ryan segera membekap mulut Alysa saat Alysa berteriak.

"Heh, Ryan! Di sana kamu ternyata," Bu Andien berhasil menemukan Ryan.

"Lo ikut gue," Ryan menarik tangan Alysa keluar dari pekarangan sekolah. Bu Andien yang melihat mereka kabur, segera mengejar mereka.

"Hei, jangan kabur kamu!" teriak Bu Andien. Tapi Ryan tetap berlari. Dia juga menarik tangan Alysa agar ikut kabur bersamanya.

"Lo ngapain bawa gue kabur, Goblok?!" tanya Alysa kesal disela-sela mereka berlari.

"Lo pikir gue bakal biarin lo kabur setelah lo laporin gue ke guru BK? Gue bakal buat perhitungan sama lo!" Ryan makin menguatkan cengkramannya di tangan Alysa.

"Hei, mau kabur kemana kalian?" ternyata Bu Andien masih belum menyerah untuk mengejar mereka.

Ryan dan Alysa berbelok ke gang sebelah kanan, dan langsung masuk ketika melihat minimarket yang berada di mulut gang.

5 Friend 5 LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang