"Gue mau jadiin dia umpan, supaya lo mau datang kemari. Gue pengen balas dendam sama lo karena udah berani mukul gue kemarin." kata Arya.
"Bego, lo! kalau mau berurusan sama gue, gak usah bawa-bawa Luna!" Aby memukul wajah Arya sekali lagi. Tapi Arya malah tertawa. Walaupun mulutnya sudah mengeluarkan darah.
"Kita lihat aja nanti. Kalau lo kalah, Luna buat gue. Kalau gue kalah, gue serahin Luna ke elo." ujar Arya.
"Apa maksud lo?" Aby mengepalkan tangannya. Sudah siap untuk memberi pukulan pada Arya.
BUG!
Arya memukul Aby terlebih dahulu. Plester yang kemarin menutupi luka Aby yang belum sembuh, kini sudah terlepas dan luka itu mengeluarkan darah. Aby membalas Arya dengan memukul pipinya. Tapi Arya kembali memukul Aby. Pertengkaran itu terus terjadi. Tak ada satupun yang ingin mengalah. Tentu saja Aby ingin melindungi Luna dari Arya. Dia tidak ingin Luna kenapa-napa.
Arya tertawa dengan susah payah saat dirinya dan Aby sudah terkapar tidak berdaya di lantai. Wajah mereka sudah lebam-lebam semua. Tapi tetap masih tidak ada yang mau mengalah.
"Kuat juga lo," ujar Arya. Dia mengelap darah yang keluar dari hidungnya. Aby menatap Arya dengan marah. Walaupun tenaganya sudah sangat sedikit, tapi Aby masih dapat bangkit dan memukul wajah Arya.
"Dasar, cowok gila." Gumam Aby. Arya menatap Aby dengan tajam. Dia mengumpul seluruh tenaganya lalu memukul wajah Aby secara bertubi-tubi.
"Woi, berhenti lo!" Dari arah pintu tampak Dana dan Frans masuk dan langsung menahan Arya untuk tidak memukul Aby lagi.
"Awas lo!" Arya berusaha memberontak. Tapi tangannya ditahan oleh dua orang. Jadi dia tidak bisa kemana-mana. Aby mencoba bangkit. Tapi tenaganya sudah habis. Dia melihat kearah Luna. Cewek itu masih tidak sadarkan diri. Lalu tak berapa lama pandangan Aby menjadi kabur lalu menjadi gelap.
***
Samar-samar Aby dapat mencium bau obat-obatan yang sama sekali tidak ia sukai. Tak berapa lama, dia tersadar dan melihat sekeliling. Aby tahu sekarang dia sedang berada di rumah sakit. Tubuhnya terasa lemah dan wajahnya terasa nyeri di segala bagian. Perban di mana-mana. Dia tahu pertengkarannya dengan Arya tadi adalah pertengkaran hebat.
"Aby, syukurlah kamu udah sadar." Luna yang baru saja masuk kedalam ruangan langsung tersenyum lega. Luna duduk di kursi lalu mendekatkan kursinya dengan kasur Aby.
"Luna ... kamu gak apa-apa, kan?" tanya Aby. Perlahan Aby menyentuh pipi Luna dengan lembut. Mata Luna menjadi berkaca-kaca dan air matanya mulai jatuh.
"Kenapa nangis, Luna?" Aby menghapus air mata yang jatuh di pipi Luna. Luna menggenggam tangan Aby dengan erat.
"Maaf, Aby. Aku, hiks ... udah ngerepotin kamu. Maaf udah buat kamu jadi kayak gini" Ujar Luna dengan penuh penyesalan. Aby tersenyum. Dia mengelus rambut Luna dengan tangan yang satunya.
"Jangan minta maaf. Kamu gak salah kok. Udah, jangan nangis lagi, ya. Entar bidadari yang cantik ini berkurang kecantikannya." Kata Aby. Luna menghapus air matanya dan tersenyum dengan tulus.
"Nah, gitu dong. Baru kelihatan cantiknya."
Klek.
Pintu dibuka. Tampaklah empat sahabat Aby dan juga Olive masuk ke dalam.
"Akhirnya lo sadar juga. Gue udah khawatir tadi." Dana bernafas lega.
"Si Arya udah disidang sama kepala sekolah. Katanya dia mau dikeluarin dari sekolah. jadi sekolah bakal aman gak ada Arya." Jose memberikan informasi. Luna tampak lega sekali mendengar informasi itu.
"Untung gue cepat kasih tahu Dana buat nyariin elo di luar sekolah. Kalau enggak, gue gak bisa bayangin apa yang selanjutnya terjadi." Kata Olive.
"Thanks ya, Liv. Thanks juga Dana, Frans. Kalau kalian gak datang, gue juga gak bisa bayangin apa yang terjadi." Ucap Aby. Dana dan Frans mengangguk.
"Elo kan sahabat kita. Pasti kita selalu ada buat lo." kata Frans.
KAMU SEDANG MEMBACA
5 Friend 5 Love
Short Story[COMPLETED] Ini adalah kisah 5 sahabat yang menemukan cinta pertama mereka. Mereka yang mempunyai kepribadian yang berbeda-beda, mendapatkan cinta yang berbeda-beda. Dengan cara yang berbeda-beda pula. Bagaimana cara mereka mendapatkan cinta tersebu...