"Belakangan ini, lo kenapa kelihatan murung?" tanya Frans
Virsta menggeleng. "Enggak kok, lengan gue masih sakit aja, jadi agak kurang enak badan." Bohong Virsta. Sebenarnya dia ada masalah dengan Mamanya. Tapi dia enggan membicarakan hal ini pada Frans. Dia takut akan mengganggu Frans. Virsta sudah berjanji pada dirinya sendiri untuk tidak mengganggu Frans lagi. Itulah sebabnya Virsta selalu menghindari Frans belakangan ini.
"Gue kekelas duluan, ya." Virsta segera pergi dari sana. Frans bingung dengan perubahan sikap Virsta yang tiba-tiba.
Lo kenapa berubah, Vir? Disaat gue mulai suka sama lo, disaat gue udah mulai nyaman sama lo. Tapi lo malah pergi seakan lo gak pengen lihat wajah gue.
Frans mengacak rambutnya. Kesalahan Frans sepertinya tidak dimaafkan oleh Virsta. Dia memang keterlaluan. Dia harus siap menghadapi konsekuensi bahwa Virsta tidak lagi menyukai dirinya. Justru malah membencinya.
Dia memutuskan untuk kembali ke kelas. Saat Frans berjalan menuju kelasnya, samar-samar dia mendengar suara Virsta sedang berbicara di belakang perpustakaan.
"Ma, Mama kenapa gak bilang-bilang sama aku sih? Mama jahat! Kalau Mama mau nikah sama dia, ya udah, nikah aja sana. Aku tinggal sendirian aja." Suara Virsta terdengar terisak dan serak.
"Kayaknya lagi nelepon Mamanya." Gumam Frans. Dia melihat sedikit ke belakang perpus. Virsta tampak menahan air matanya sambil menggenggam telepon yang menempel di telinganya.
"Mama kenapa gak pernah peduli sama aku? Mama tega ninggalin aku dan nikah lagi sama orang lain? Mama jahat. Kamu bukan Mama aku!" teriak Virsta. Virsta duduk sambil menekuk lutut. Dia menumpahkan semua air matanya. Dia belum bisa menerima kalau Mamanya menikah dengan orang lain. Virsta masih sayang sam Papanya. Dia tidak ingin Mama meninggalkan Papa.
"Papa ... hiks, hiks. Papa dimana? Virsta kangen." Gumam Virsta. Air matanya terus berjatuhan.
Frans yang tidak tega melihat Virsta menangis sendirian, segera menghampirinya.
"Vir," panggil Frans pelan. Dia duduk di samping Virsta dan merangkul gadis itu.
"Kalau ada masalah, jangan dipendam sendirian. Cerita sama gue, gue pasti bakal dengerin kok." Ucap Frans lembut.
Virsta menangis sekeras-kerasnya. Meluapkan semua emosi yang selama ini dia tahan. Frans memeluk Virsta. Membiarkan gadis itu menangis dalam dekapannya.
J
Frans dan Virsta tidak masuk kelas. Suasana hati Virsta benar-benar sedang kacau. Jadi Frans mengajaknya keluar untuk makan di salah satu cafe. Siapa tahu Virsta bisa tenang jika Frans bawa kemari.
"Jangan nangis lagi, ya, Vir. Dimakan es krimnya, biar enakan perasaannya." Kata Frans dengan sangat lembut. Virsta mulai memakan es krim yang berada di depannya. Frans memperhatikan Virsta yang sedang makan es krim dengan mata yang sembab karena kelelahan menangis. Setidaknya sekarang Virsta tidak menangis lagi. Hal itu cukup membuat Frans tenang.
Dia benar-benar tidak tega melihat Virsta menangis. Walaupun dia tahu dia lah orang yang sering membuat Virsta menangis. Tapi kali ini dia berjanji akan menebus semua kesalahan-kesalahan itu.
"Frans," panggil Vrista.
"Ya?"
"Maaf ya, selama ini udah ganggu kamu. Udah buat kamu gak nyaman. Aku janji setelah ini aku gak akan gangguin kamu lagi. Aku gak akan deket-deket sama kamu lagi." Kata Vista. "Aku juga bakal pura-pura gak kenal sama kamu, biar kamu gak merasa terganggu lagi. Anggap aja aku gak ada, biar kamu bisa tenang. Sekali lagi aku minta maaf."
Frans murung mendengar hal itu. "Gue gak pengen lo ngejauhin gue, Vir."
Virsta menatap Frans dengan bingung. Frans menggenggam kedua tangan Virsta.
"Gue sayang sama lo. Gue gak pengen lo ngejauh dari gue. Rasanya sepi banget gak ada lo. Sehari aja gak ngelihat lo, rasanya ada yang hilang dari diri gue."
Virsta bungkam mendengar pengakuan Frans.
"Harusnya gue yang minta maaf sama lo, karena selama ini udah buat lo sedih terus. Gue janji hari ini dan kedepannya gue bakal buat lo tersenyum." Ucap Frans dengan sungguh-sungguh.
Virsta tersenyum mendengar hal itu.
"Vir, sini bentar deh." Kata Frans. "Ada sesuatu di muka lo."
Virsta mendekatkan wajahnya.
"Lagi, deket lagi," ujar Frans. Virsta makin mendekatkan wajahnya. Saat wajah mereka sudah tidak berjarak lagi, Frans mencium bibir Virsta dengan lembut. Virsta bungkam ketika Frans menciumnya.
"Dengan itu lo resmi jadi pacar gue."
-TAMAT-
KAMU SEDANG MEMBACA
5 Friend 5 Love
Short Story[COMPLETED] Ini adalah kisah 5 sahabat yang menemukan cinta pertama mereka. Mereka yang mempunyai kepribadian yang berbeda-beda, mendapatkan cinta yang berbeda-beda. Dengan cara yang berbeda-beda pula. Bagaimana cara mereka mendapatkan cinta tersebu...