Prolog

8.8K 677 10
                                    

Pria itu berjalan tertatih sambil menggendong putri bungsunya yang baru berusia satu tahun, dan menggandeng tangan putri sulungnya yang berusia tiga tahun. Wajahnya begitu sendu berhiaskan air mata.

"Nayeon-ah..." isaknya pelan sambil terus menatap jenazah istri tercintanya yang akan segera disemayamkan. Di belakang pria itu, seorang wanita tua memandangnya dengan iba. Beliau menangis meratapi kepergian menantunya untuk selamanya. Tapi, yang lebih menyakitkan baginya adalah melihat putra kesayangannya harus kehilangan permata hidupnya. Belum lagi, ia juga harus menerima kenyataan bahwa dua cucunya kehilangan sosok ibu di usia sekecil itu. Tragis, baginya, takdir ini sungguh tragis.

Tepat saat rombongan berduka itu berbelok di koridor rumah sakit, muncullah rombongan lain yang tampaknya juga sedang bersedih. Seorang wanita tua terlihat sedang menerima CPR dari dokter sambil terus dibawa menuju ruang operasi. Di belakangnya, ada seorang gadis yang mengikutinya sambil menangis.

"Eomma, bertahanlah, jebal!! Aku hanya punya eomma, bertahanlah! Jangan tinggalkan aku!" ucapnya serak.

Sepersekian detik, dua mata itu bertemu. Mata dari pria sedih yang kehilangan istrinya, dan mata dari seorang gadis yang takut akan kehilangan ibunya.

Her and His [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang