CHAPTER 3

6.6K 650 61
                                    

Di sinilah Yein sekarang, di sebuah kafe di Seoul. Ya, Seoul, kota yang jauh dari tempat tinggalnya. Kota yang dua tahun terakhir ini ia hindari. Tapi sayangnya takdir berkata lain, ia harus kembali ke kota ini. Entah untuk waktu yang lama atau sebentar, yang jelas kota ini pernah memberikan kenangan yang buruk bagi Yein.

"Ini kopimu Yein-ssi" kata Yugyeom sambil menyodorkan secangkir espreso pada Yein.

"Terima kasih," jawab Yein pelan.

"Temanku akan datang lima belas menit lagi," kata Yugyeom lagi yang hanya ditanggapi dengan anggukan oleh Yein.

"Yugyeom-ssi.. uri eomma.."

"Eommamu baik-baik saja, aku akan pastikan ibumu akan ditangani oleh dokter terbaik di kota ini. Biaya hidupmu selama di Seoul, termasuk tempat tinggalmu, juga akan menjadi tanggung jawabku. Aku baru akan lepas tangan setelah kau dan temanku membuat kesepakatan."

"Ah, nde. Terus kuliahku?"

"Aku akan mengurus kepindahan kuliahmu setelah kau membuat kesepakatan resmi dengan temanku. Kau akan kehilangan pinjaman dari pemerintah untuk biaya kuliahmu, bahkan mungkin kau harus melunasi pinjamanmu, tapi tak masalah, kau bisa meminta imbalan yang besar pada temanku nanti."

"Memangnya aku bisa pindah? Ini bukan tahun ajaran baru."

"Tidak ada yang tidak bisa dilakukan oleh keluarga Jeon," jawab Yugyeom singkat.

Yein diam. Dalam hati ia bertanya-tanya, sehebat itukah keluarga teman Yugyeom? Ia juga bertanya-tanya bagaimana wajah orang yang akan membuat kesepakatan dengannya yang kata Yugyeom bernama Jeon Jungkook. Yugyeom bilang Jungkook adalah CEO perusahaan ternama Korea, tapi Jungkook selalu menghindari media, sehingga tak banyak orang yang tahu tentang dia dan juga kehidupan pribadinya. Tapi yang jelas, keluarga Jeon bisa mendapatkan apapun. Keluarga Jeon juga bisa membeli apapun, termasuk 'dirinya'.

"Ah, itu temanku sudah datang," kata Yugyeom sambil menunjuk ke arah pintu kafe. Pandangan Yein pun ikut mengarah pintu, dan saat itu juga Yein tertegun.

"Pria itu.."

***

Yein duduk berhadap-hadapan dengan Jungkook saat ini. Yugyeom meninggalkan mereka berdua untuk saling mengenal satu sama lain. Sebenarnya, Yein masih terkejut dengan fakta bahwa pria yang disebut Yugyeom sebagai temannya itu adalah pria yang pernah ia lihat secara tidak sengaja dua tahun lalu. Ya, Jungkook adalah pria itu, pria yang Yein ingat dengan tangisan memilukannya karena kehilangan sosok yang amat dicintainya. Pria yang ia lihat sedang menangis dengan dua balita ada di sampingnya.

"Jadi, Yein-ssi, aku sudah tahu tentangmu dari Yugyeom. Sebenarnya aku tidak terlalu tertarik dengan kehidupan pribadimu ataupun alasanmu melakukan hal ini, yang jelas aku harus memastikan satu hal sebelum menyetujui kesepakatan ini," Jungkook memulai percakapan.

"Apa yang perlu Anda pastikan Tuan Jeon?" tanya Yein.

"Tidak perlu terlalu formal padaku Yein-ssi," kata Jungkook. "Aku hanya harus memastikan bahwa kau bisa dekat dengan kedua putriku, dan aku juga ingin tahu apa kau bisa merawat mereka dengan baik. Yugyeom bilang kau adalah gadis pintar, tapi bagiku itu bukanlah jaminan kalau kau bisa merawat anakku dengan baik. Aku tak mau mengeluarkan banyak uang untuk hal yang sia-sia, karena membayarmu juga merupakan biaya yang harus diperhitungkan."

"Jadi, kau ingin aku menemui anakmu?" tanya Yein dengan nada sedikit kesal. Perkataan Jungkook tadi menyiratkan seakan-akan ia meremehkan Yein.

"Tentu saja, apalagi? Tujuan utamaku adalah mencari ibu untuk anakku, jadi mempertemukan anakku denganmu adalah hal pertama yang akan kulakukan. Aku akan menilai apa kau layak atau tidak menjadi ibu bagi putriku."

Her and His [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang