Epilog

7.5K 562 43
                                    

Dua tahun kemudian.

Yein dan keluarga kecilnya sedang berada di Busan. Mereka berniat untuk mengunjungi makam kedua orang tua Yein. Karena terlalu malam, mereka memutuskan untuk menginap di rumah lama Yein sebelum ziarah keesokan paginya.

Saat ini Yein sedang duduk bersandar di bahu Jungkook. Mereka berdua tengah memperhatikan ketiga anak mereka yang sedang bermain.

"Aku tak menyangka Youngguk akan tumbuh sesehat ini," ujar Jungkook.

Yein mengangguk. Ia teringat masa kehamilannya yang bisa dibilang tidak mudah. Dua bulan pertama, Yein hanya mual jika mencium bau yang menyengat. Tapi menjelang bulan ketiga, Yein nyaris tidak bisa memakan apapun. Semua makanan membuatnya mual dan muntah. Bahkan Yein harus menjalani rawat inap di rumah sakit untuk memastikan bayinya mendapatkan gizi yang seimbang.

Beruntungnya Yein, Jungkook selalu ada di sisinya. Suaminya selalu menyempatkan diri menjenguknya sepulang kerja sebelum pulang ke rumah untuk mengurus Najung dan Yejung.

Proses kelahirannya juga tidak berjalan mudah. Ketuban Yein tiba-tiba pecah saat usia kandungannya baru tujuh bulan. Jalan lahirnya juga tidak terbuka padahal bayinya harus segera dilahirkan. Terpaksa Yein melahirkan dengan operasi sesar. Sedihnya lagi, bayinya harus tinggal di inkubator selama dua bulan karena ukurannya yang terlalu kecil. Yein dan Jungkook sangat bersyukur karena Jeon Youngguk, putra pertama mereka, tumbuh dengan sehat sekarang.

"Najung dan Yejung juga tumbuh dengan baik," kata Jungkook.

"Dan kita juga hidup saling mengisi satu sama lain," tambah Yein.

Mereka saling bertatap-tatapan dalam diam. Menyampaikan rasa sayang lewat kedua netra mereka dengan tangan saling bertautan.

***

Pria bernama Kim Yugyeom itu muncul di bandara bersama dengan sang ibu setelah dua tahun lamanya meninggalkan Korea.

Ibu angkatnya datang untuk menjemput Yugyeom dan adik kandungnya. Beliau sangat merindukan kedua sosok yang sangat berarti baginya.

"Yugyeom-ah!" panggil ibu angkat Yugyeom sambil memeluknya erat. "Kau terlihat semakin tampan setelah dua tahun tinggal di Inggris."

"Aku memang sudah ditakdirkan tampan, bahkan sebelum aku dilahirkan aku juga sudah tampan," ujar Yugyeom. Keduanya pun tertawa bersama.

"Eonnie," ibu angkat Yugyeom pun beralih memeluk adiknya. "Kau sehat eonnie?"

"Aku selalu sehat," jawabnya. Kemudian atensinya teralihkan pada sosok wanita yang berdiri di samping Yugyeom. Ia tersenyum ramah dengan tangan mengelus perut buncitnya.

"Yugyeom-ah, dia.."

"Kenalkan, dia Son Eunseo, ah, bukan, dia Kim Eunseo. Dia istriku, dan sebentar lagi eomma akan mendapatkan cucu dariku."

Mata ibu angkatnya langsung membulat.

"Kau menikah tanpa mengundang eomma!?" tanyanya tidak terima.

"Maaf, kami merayakan pernikahan dengan seserhana, tidak ada pesta apapun, kami hanya tidak mau eomma repot-repot datang hanya untuk menyaksikan pernikahan sederhana kami."

"Setidaknya kau harus memberi tahu!" Yugyeom hanya terkekeh. "Tapi eomma ikut bahagia melihatmu sudah menikah."

"Bagaimana kabar Jungkook dan Yein?" tanya Yugyeom.

"Kurasa kau harus menemui mereka sendiri."

***

"Eomma, appa, aku datang bersama suamiku. Aku pernah berjanji untuk mengenalkan suamiku pada eomma, tapi baru sekarang bisa kutepati. Suamiku ingin mengatakan sesuatu pada eomma dan appa" kata Yein di depan makam ibunya.

Her and His [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang