Special Chapter (4)

6.3K 518 85
                                    

Yein pulang dengan terburu-buru. Dia panik setelah Jungkook memberinya kabar kalau Youngguk demam. Sebagai seorang ibu, tentu saja Yein begitu khawatir saat mengetahui bahwa anaknya sedang sakit.

"Bagaimana keadaan Youngguk?" tanya Yein setelah ia sampai di kamar Youngguk.

"Demamnya sudah turun," jawab Jungkook sambil membetulkan kompres yang ada di dahi Youngguk.

"Oppa sudah memberinya obat penurun demam?" tanya Yein. Jungkook mengangguk. "Youngguk mau makan kan? Youngguk tidak mengeluh pusing atau nyeri kan? Tadi di sekolah Youngguk tidak jajan aneh-aneh kan?"

"Kalau kau mengkhawatirkannya seharusnya kau pulang lebih awal dari rumah sakit!" bentak Jungkook tiba-tiba.

Yein pun terkesiap. Jungkook itu termasuk jarang marah apalagi membentak pada Yein. Kalau sampai Jungkook membentaknya seperti ini, berarti Jungkook benar-benar marah padanya.

"Aku memberitahumu kalau Youngguk demam sejak tadi siang, tapi kau baru pulang ke rumah setelah jam delapan malam. Kau tahu, betapa susahnya aku membujuk Youngguk yang terus menanyakan ibunya! Youngguk tidak mau makan dan tidak mau minum obat, aku harus membujuknya ratusan kali sebelum akhirnya dia menurut. Dia ingin disuapi olehmu! Youngguk ingin dirawat dan dimanjakan olehmu! Aku tahu pekerjaanmu di rumah sakit itu penting, tapi anakmu juga butuh perhatianmu Jeon Yein!"

Yein tertohok. Hatinya perih mendengar ucapan tajam Jungkook. Ini kalimat paling sarkas yang pernah Jungkook ucapkan padanya. Apakah dirinya memang sudah keterlaluan? Jungkook sebelumnya selalu baik-baik saja dengan kesibukannya di rumah sakit. Bahkan saat ia pulang malam atau saat Yein tidak sempat memasak pun, Jungkook tidak pernah protes. Tapi, sekarang suaminya itu terlihat begitu marah dan gusar.

"Dan satu lagi, wali kelas Youngguk ingin agar aku atau kau datang ke sekolah. Katanya ada hal penting yang ingin disampaikan soal Youngguk. Aku ada rapat penting besok, aku tidak bisa datang ke sekolah Youngguk. Kalau kau ada operasi di rumah sakit, aku akan meminta eomma atau pengasuh Youngguk untuk datang."

Setelah menyelesaikan kalimatnya, Jungkook langsung beranjak keluar. Ia sedikit membanting pintu kamar Youngguk dengan keras, membuat Youngguk yang tengah tertidur terbangun karena kaget.

"Eomma!!" rengeknya.

"Cup! Cup! Cup! Eomma di sini sayang, uljima!" Yein pun segera memeluk Youngguk dan mengusap kepalanya pelan sampai bocah itu tertidur.

Keesokan harinya, Yein memutuskan untuk cuti dari rumah sakit. Dia akan memenuhi panggilan wali kelas Youngguk. Sedangkan Youngguk akan tetap tinggal di rumah karena kondisinya yang belum stabil. Ibu Jungkook yang akan menjaganya. Dan Jungkook, seperti yang dikatakannya semalam, ia berangkat ke kantor karena ada rapat penting. Yein tak masalah dengan itu, dia bisa ke sekolah Youngguk sendiri, hanya saja ia merasa sedih karena Jungkook yang terus mendiaminya sejak semalam. Bahkan Jungkook tidak menyentuh sedikit pun sarapan yang sengaja Yein buatkan untuknya.

"Kalian sedang bertengkar?" tanya ibu Jungkook yang peka akan keadaan.

"Ah, tidak, oppa hanya sedang terburu-buru," bohong Yein yang untungnya dipercaya oleh mertuanya.

Yein pun pergi ke sekolah Youngguk. Putranya itu sekolah di Taman Kanak-kanak elit di daerah Gangnam. Itu adalah sekolah mahal yang menggunakan dua bahasa dalam kegiatan belajar mengajar, Bahasa Korea dan Bahasa Inggris.

Yein langsung disambut oleh Seo Jisoo, wali kelas Youngguk, saat ia sampai di sekolah itu. Guru muda itu menghidangkan secangkir teh hangat sebelum memulai pembicaraan seriusnya dengan Yein.

"Youngguk sedikit kesulitan untuk mengikuti pelajaran di sini," ucap Jisoo.

"Maksudnya?" Yein bertanya tidak mengerti.

Her and His [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang