Special Chapter (2)

6.2K 531 40
                                    

Yein drop. Tubuhnya sedang dalam kondisi tidak baik. Tadi saat dia bertugas sebagai dokter residen di rumah sakit, tiba-tiba saja dia pingsan. Ia pun langsung dibawa ke UGD untuk mendapatkan pengobatan.

"Kenapa bisa begini, Kook? Istrimu itu sedang hamil muda, seharusnya kau melarangnya untuk bekerja di rumah sakit, tugas sebagai dokter residen itu tidak mudah, bisa saja ini membahayakan bayi kalian berdua," ujar ibu Jungkook pada putranya.

"Yein tidak akan mau, eomma, menjadi dokter adalah impiannya, itu juga janji Yein pada mendiang ibunya. Lagipula, ini tahun terakhir Yein menjadi dokter residen, setelah ini dia akan menjadi dokter tetap, tepat saat bayi kita akan lahir, jadi dia sudah bisa ambil cuti," jawab Jungkook.

"Tapi sekarang dia pingsan Jungkook, dia sakit! Tetap saja sebaiknya kau melarang.."

"Aku tidak akan melarang Yein melakukan apa yang dia mau, apapun yang dilakukannya akan selalu aku dukung. Yein menghabiskan masa mudanya untuk merawat Najung dan Yejung, juga Youngguk, aku berhutang banyak padanya."

Ibu Jungkook hanya terdiam mendengar ucapan anaknya. Beliau membenarkan apa yang dikatakan oleh Jungkook. Menantunya itu telah berkorban banyak untuk Jungkook dan dua cucunya. Beliau juga ingin menantunya itu meraih apa yang diingankannya, tapi, bagaimanapun, kesehatan menantu dan calon cucunya itu jauh lebih penting.

"Wali Nyonya Jeon?" panggil seorang perawat yang baru saja keluar dari ruang UGD.

"Saya," jawab Jungkook sambil berdiri dari duduknya.

"Dokter ingin bicara dengan Anda," Jungkook pun mengangguk mengerti. Ia pun melangkah masuk mengikuti dokter itu.

"Istri saya baik-baik saja kan dokter?" tanya Jungkook sesaat setelah dia duduk di depan dokter yang menangani Yein.

"Istri Anda mengalami kelelahan dan dehidrasi, setelah istirahat yang cukup, dia akan segera pulih," jawab dokter itu.

"Bayinya juga baik-baik saja kan?" tanya Jungkook lagi.

Dokter itu tidak langsung menjawab. Bahkan dokter itu tampak menghela nafas pasrah. Jungkook yang melihatnya pun mendadak cemas.

"Ada apa dengan bayinya, Dokter?" tanya Jungkook tidak sabar.

"Kehamilan istri Anda sudah masuk usia berapa?"

"Minggu ini seharusnya masuk usia delapan minggu."

"Saat Nyonya Jeon dibawa ke sini, rekan kerjanya bilang kalau dia sedang hamil, maka dari itu, kami juga memeriksa kandungannya."

"Lalu?" perasaan Jungkook semakin tidak karuan. Ia takut terjadi apa-apa pada calon anaknya.

"Istri Anda mengalami blighted ovum."

"Blighted ovum?" Jungkook mengernyit bingung. Dia tidak mengerti dengan istilah kedokteran sama sekali, yang ia tahu hanyalah istilah dalam dunia bisnis.

"Ya, atau bisa disebut juga dengan hamil kosong. Ini merupakan keadaan di mana seorang wanita merasa seperti sedang hamil, tetapi sesungguhnya tidak ada apa-apa dalam rahimnya."

Jungkook pun menegang di dalam duduknya. "Tidak mungkin! Hasil pemeriksaannya positif kalau istriku hamil. Yein juga mengalami morning sickness, hasil USG juga menunjukkan kalau bakal janinnya baik-baik saja, bahkan kantung janinnya juga sudah terbentuk!"

"Tuan Jeon, tanda-tanda hamil kosong itu sama dengan tanda-tanda kehamilan normal. Istri Anda bisa saja merasakan mual, muntah dan terlambat menstruasi. Bahkan jika melihat alat tes kehamilan pun, Anda akan memperoleh hasil yang positif. Perkembangan kantung kehamilan, atau kantung janin seperti yang Anda sebut tadi, juga terus terjadi, tapi tidak ada isi apa-apa di dalamnya, alias kosong."

Her and His [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang