CHAPTER 12

8K 664 145
                                    

"Sepertinya, aku punya kesempatan untuk mendapatkan Yein, Jungkook-ah."

Jungkook langsung menatap Yugyeom tajam. "Apa maksudmu, Gyeom?"

"Kurasa kau tak bodoh untuk mengerti apa yang aku katakan. Aku mencintai Yein, apalagi? Aku ingin dia menjadi milikku."

"Dia itu istriku!" kata Jungkook emosi.

"Pernikahan kalian hanya sebatas kontrak, kau lupa? Lagipula, kertas yang ada di hadapanmu itu adalah bukti kalau Yein tidak ingin bersamamu."

"Sekalipun Yein bercerai denganku, belum tentu dia mau denganmu!"

Yugyeom tersenyum miring. "Ada apa denganmu? Kau cemburu? Kurasa kau juga jatuh cinta pada Yein."

"Memangnya kenapa kalau aku jatuh cinta pada Yein?"

"Ckk, dulu kau membencinya, sekarang kau mencintainya. Dulu kau juga berjanji untuk mencintai Nayeon selamanya, tapi nyatanya kau pindah hati sekarang," sindir Yugyeom.

"Karena masalah hati adalah urusan Tuhan. Mungkin aku pernah berjanji, tapi Tuhan telah mempertemukan aku dengan Yein, gadis yang bisa menggantikan Nayeon di hatiku."

"Sayangnya, Yein tidak ingin bersamamu, seharusnya kau sadar itu," ucap Yugyeom sinis. "Aku akan meninggalkan surat cerai itu di sini, mungkin kau butuh waktu untuk menandatanganinya, setelah kau tanda tangani, kau bisa serahkan itu langsung padaku, atau pada Yein. Aku pergi dulu," Yugyeom pun keluar dari kantor Jungkook, meninggalkan Jungkook yang semakin merasa frustasi.

***

"Appa, kapan appa bangun?" kata Jungkook di depan ayahnya yang masih koma. Ya, saat ini Jungkook sedang menjenguk ayahnya. Tak ada kemajuan yang berarti, tapi Jungkook masih yakin kalau suatu saat ayahnya akan sembuh.

"Appa, aku telah menemukan pengganti Nayeon. Namanya Jeong Yein, atau seharusnya Jeon Yein. Dia cantik, cerdas, dan sangat perhatian pada kedua anakku. Aku membencinya dulu, tapi sekarang aku mencintainya."

"Sayangnya Yein meminta cerai, sepertinya dia tidak suka denganku. Dia tidak mau lebih lama lagi untuk tinggal di sampingku. Mungkinkah itu yang disebut karma? Aku menyia-nyiakan Yein dulu, dan sekarang aku terlalu takut kehilangan dia."

Jungkook terus mencurahkan isi hatinya pada sang ayah walau ayahnya hanya bisa diam.

"Apa yang harus aku lakukan appa? Haruskah aku memperjuangkan cintanya? Atau aku harus melepaskan Yein demi kebahagiaannya?"

Jungkook menarik nafas panjang sebelum melanjutkan, "tapi appa, Yein pernah bilang padaku, kalau aku harus selalu berusaha dan pasrah pada Tuhan. Itu berarti, aku harus memperjuangkan Yein. Aku akan mencoba sekali lagi, kalau dia tetap menolak, maka aku akan menyerah"

***

Jungkook sudah ada di hadapannya saat Yein keluar dari kamar Najung dan Yejung. Yein baru saja menemani mereka tidur.

"Ada apa?" tanya Yein dingin.

"Aku ingin bicara denganmu, soal perceraian yang kau inginkan," jawab Jungkook.

"Kau sudah menerima surat itu? Aku sudah meminta Yugyeom untuk mengurusnya," kata Yein tanpa basa-basi.

"Aku sudah menerimanya tadi pagi," ucap Jungkook pelan.

"Baguslah. Sudah kau tanda tangani?"

Jungkook menggeleng. "Aku ingin bertanya sekali lagi, kau benar-benar ingin bercerai?"

"Harus kukatakan berapa kali lagi!? Keputusan itu sudah final!" kata Yein tidak sabar.

"Baiklah," Jungkook menghela nafas pasrah. "Tapi aku ingin mengatakan sesuatu padamu, terserah apa tanggapanmu, yang jelas, ini tulus dari dalam hatiku. Aku mencintaimu Yein."

Her and His [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang