CHAPTER 7

7.2K 671 108
                                    

"Najung punya ingatan fotografis sepertimu?" tanya ibu Jungkook yang saat ini sedang bersama Yein di ruang kerja Jungkook.

"Bagaimana Anda bisa tahu kalau saya punya ingatan fotografis, Nyonya?" Yein balik bertanya.

"Yugyeom yang memberitahuku," jawab ibu Jungkook. "Jadi benar kalau Najung punya ingatan fotografis?"

"Itu hanya dugaan saya, Najung masih perlu diperiksa oleh dokter untuk lebih pastinya. Tapi Najung bilang pada saya kalau ia masih ingat tentang kepergian ibunya. Dia juga bilang kalau ia susah untuk melupakan apapun."

"Dan kau percaya? Bisa saja ia hanya berbohong kan?"

"Kalau hanya itu, saya juga tidak akan menyimpulkan Najung punya ingatan fotografis. Tapi, Najung masih ingat tentang pertemuan kami dua tahun lalu."

"Kalian pernah bertemu sebelumnya?" tanya ibu Jungkook bingung.

"Ya. Dua tahun lalu, di rumah sakit, tepat di hari kematian ibu kandung Najung."

"Benarkah? Aku juga ada di sana, tapi aku tidak ingat pernah bertemu denganmu."

"Tapi saya masih ingat kalau saya pernah bertemu dengan Anda," kata Yein tenang. "Pertemuan itu hanya sebentar, mungkin hanya beberapa detik dan itu terjadi di koridor rumah sakit. Waktu itu ibu saya sedang dibawa ke ruang operasi, sedangkan Nyonya, Jungkook, Najung dan Yejung baru saja keluar dari ruang operasi. Kita bertemu pada saat itu. Meskipun hanya sekilas, saya bisa mengingat dengan jelas wajah Jungkook, Najung dan Yejung, termasuk Nyonya." Yein menghembuskan nafas sejenak sebelum melanjutkan ceritanya. "Dan Najung.. juga mengingat semuanya. Ia masih ingat wajah saya, bahkan ia langsung menanyakan keadaan ibu saya saat kami pertama kali bertemu. Logikanya, anak berusia tiga tahun tidak akan dengan mudah mengingat hal yang dilihatnya dengan sekilas, sedangkan Najung dapat menceritakan pertemuan itu persis seperti apa yang saya ingat, padahal itu terjadi dua tahun lalu. Hanya ada satu kemungkinan untuk menjelaskan keanehan ini, yaitu Najung mempunyai ingatan fotografis."

Ibu Jungkook menutup wajahnya dengan kedua tangan. Ia terlihat frustasi. "Terkadang kita tidak tahu apa yang Tuhan takdirkan untuk kita, benarkan Yein?" ujarnya pelan. Yein hanya mengangguk. "Ini menyedihkan. Anak seusia Najung harus ingat kematian ibu kandungnya sendiri. Lalu, apa yang harus kita lakukan pada Najung?"

"Kita harus membiasakan Najung dengan kemampuannya. Mungkin Najung belum mengerti dengan apa yang ia miliki, sedangkan ia akan terus mengingat apapun yang dia alami sepanjang hidupnya, senang ataupun sedih. Setidaknya untuk saat ini kita harus selalu ada di sampingnya sampai ia bisa menghadapinya sendiri."

"Tidakkah ada cara lain untuk menghilangkan, ah, paling tidak mengurangi ingatan fotografisnya? Aku tak tega melihat Najung seperti ini," tanya ibu Jungkook penuh harap.

Yein tersenyum kecil. "Sayangnya tidak, Nyonya, kecuali otaknya rusak atau dia mengalami amnesia permanen."

Ibu Jungkook langsung menyandarkan punggungnya lemas. Ia terlalu sedih dengan kenyataan yang harus diterima oleh cucunya. "Aku datang ke sini hanya untuk membantumu menjaga Yejung, tapi aku justru tahu soal Najung yang.."

"Anda tidak perlu khawatir, Nyonya," potong Yein. "Aku akan berusaha membantu Najung hidup dengan kemampuan yang dimilikinya, seperti apa yang ibu saya lakukan dulu pada saya. Akan saya terapkan apa yang dulu ibu saya lakukan saat tahu saya punya ingatan fotografis pada Najung. Mungkin memang tidak terlalu seberapa, tapi setidaknya saya bisa hidup baik-baik saja sampai saat ini."

"Lakukan apapun yang terbaik menurutmu, Yein. Aku percaya padamu. Aku titip Najung dan Yejung padamu. Bisa kan aku titip kedua cucuku padamu?"

"Saya akan berusaha melakukan yang terbaik."

Her and His [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang