"Fa, sekarang buat tugas nya yuk!" ajak Aletha ketika sudah pulang. Iya, Aletha sudah kembali dari UKS setelah istirahat kedua.
"Kemarin kan sempet gajadi, gegara hujan." Sambung Aletha yang hanya disambut tatapan datar oleh Alfa.
"Enggak." Jawab singkat Alfa.
"Lah? Kenapa enggak? Tugasnya lagi beberapa hari di kumpul Fa," ucap Aletha merasa kesal.
"Kalau ga buat, nanti gadapet nilai, gue ga mau begitu!" kata Aletha dengan sedikit emosinya.
"Gapeduli." Jawab Alfa dingin.
"Kok gapeduli sih?" tanya Aletha.
"Itu nilai Fa, nilai!" Sambung Aletha.
"Ga penting."
"Ga penting apaanya bego! Itu penting buat kelulusan semester kita! Kalau lo emang males belajar, tapi setidaknya lo mau buat tugas ini!" ucap Aletha dengan emosi.
"Faedahnya?" Alfa bertanya dengan wajahnya yang datar.
"Ya, lo dapet nilai bagus lah! Bego banget sih!" jawab Aletha.
Ini Kombi bego banget sih, pake nanya lagi tugas itu gunanya buat apa. Batin Aletha.
"Oh." sahut Alfa dingin.
"Pokoknya gue mau buat tugas hari ini juga." pinta Aletha.
"Serah."
"Pokoknya mau buat tugas, Fa!" ucap Aletha sambil mengguncangkan tangan Alfa.
"Berisik." jawab Alfa dingin.
"Ayolah, Fa!" bujuk Aletha dengan puppy eyes nya, membuat kalian pasti tidak akan menolaknya. Tidak. Kalian salah, kali ini ada yang menolaknya. Alfa. Manusia jelmaan itu menolaknya.
"Ga mempan." Jawab Alfa lalu ia pergi meninggalkan Aletha yang masih kesal dengannya.
"Ih! Ada ya orang kayak dia, berubah-ubah, berasa kayak bunglon." kata Aletha dengan sendirinya.
Alfa berbalik lagi menuju kelasnya, membuat Aletha berbinar-binar, dengan cepat ia bertanya kepada Alfa, "Jadi kan buat tugasnya?"
"Enggak." Jawab Alfa, dan ternyata ia mengambil earphonenya yang tertinggal, entah baru sadar atau tidak ternyata earphone Alfa selama ini terbungkus rapi oleh sebuah kotak berwarna hitam putih elegan yang membuat Aletha berdecak kagum.
Perasaan kalau gue nyimpen begituan, gue langsung gulung-gulung gajelas terus gue masukin tas. Tapi ini anak sampe di kotakin, sarap kali. batin Aletha.
"Fa, itu earphone lo kenapa dikotakin?" tanya Aletha membuat Alfa yang baru berjalan selangkah di depannya menoleh.
"Berisik." Sahut Alfa dengan ketus.
"Kan gue cuma nanya Fa." jawab Aletha dengan lembut.
"Serah."
"Begitu banget sih Fa jawabannya." gerutu Aletha.
"Diem." jawab Alfa cuek.
"Lo orangnya tertutup ya?" Alfa yang sedari tadi melangkah menuju pintu, langsung terhenti ketika mendengar perkataan Aletha. Pasalnya ia muak dengan pertanyaan itu. Setiap orang tak henti-hentinya bertanya akan hal itu.
"GUE BILANG DIEM!" bentak Alfa dengan suara kerasnya tanpa mengubah ekspresi wajahnya itu. Masih tetap datar.
Aletha yang merasa jika dirinya dibentak, langsung menunduk, pasalnya ia tidak pernah dibentak oleh orang.
"Lo-"
"Emang jahat." Alfa memotong perkataan Aletha dengan ucapannya yang membuat Aletha mengangkat kepalanya.
"Tapi-"
"Ini hidup gue." jawab Alfa dengan dingin lalu ia pergi meninggalkan Aletha sendirian.
Aletha terduduk lemas di bangkunya, jam sudah menunjukkan pukul 2 siang, Vania sudah pulang terlebih dahulu katanya ada kondangan dan Aletha baru saja menyelesaikan hukuman Pak Dani.
"Lagi dan lagi, kenapa harus kata-kata gitu yang keluar?! Gue juga punya hati kali! Gue gasuka dibentak! Apalagi sama cowok! Brengsek lo, Fa. Brengsek banget!" gumam Aletha dengan pelan.
Lalu Aletha melangkah keluar kelasnya. Pandangannya menangkap sesosok pria menaiki Motor Sport berwarna merah. Aletha memejamkan matanya pelan. "Lo emang brengsek Fa, semoga gue ga akan pernah suka sama lo."
------- Impressed -------
Aletha memutuskan untuk menunggu di halte dekat sekolah. Atha sudah berkali-kali di telfon, tetapi tidak ada yang diangkat. Bagaimana ia bisa pulang? Sementara mobilnya masih berada di bengkel, dan jaraknya cukup jauh dari sekolah. Tidak mungkin jika Aletha berjalan menuju bengkel. Mustahil.
Ya, akhirnya Aletha berjalan menuju kafe di dekat sekolah, kafe itu tampak elegan dalamnya. Dindingnya bercat pink muda. Aletha langsung memilih untuk duduk di dekat jendela supaya bisa melihat keramaian kota Jakarta.
"Mau pesan apa?" tanya seorang pelayan.
"Hot Green Tea." Jawab Aletha dengan cepat. Dan pelayan itu mengangguk.
Sambil menunggu pesanannya, Aletha membuka akun instagramnya. Aletha masih memikirkan ucapan Kila tempo hari.
"Apa gue harus bener-bener cari tau tentang dia? Enggak usah deh, lagian gue juga ga perlu tau tentang dia? Emang dia siapanya gue?" gumam Aletha.
Seorang pelayan datang dan membawa minuman yang Aletha pesan.
Saat Aletha sedang menscroll akun instagramnya, ia melihat nama yang tidak asing baginya @AlfaSanjaya Oke. Awalnya Aletha ragu, tetapi akhirnya Aletha memberanikan diri untuk sekedar melihat isi akun Instagram Alfa, siapa tau dia bisa mendapatkan informasi. Tapi hasilnya nihil. Tidak ada informasi apapun yang bisa Aletha dapatkan. Aletha menghembuskan nafas.
"Mbak," panggil Pelayan itu membuyarkan lamunan Aletha.
"Iya ada apa?" tanya Aletha dengan heran.
"Ini ada kunci mobil, katanya mobil mbak ada di luar sekarang." jelas Pelayan.
"Siapa yang ngasih mbak?" tanya Aletha dengan ragu.
"Ada seorang cowok tadi mbak, saya lupa nanya namanya siapa," jawab Pelayan itu.
"Kalau begitu, saya permisi dulu ya." Kata Pelayan itu dan ia langsung pergi, sementara Aletha masih menatap kunci mobilnya itu.
"Yang bawa kesini siapa? Lagian darimana dia tau bengkel tempat gue benerin mobil?"
****
a.n
Utang udah lunas ya, Impressed sampai part ini dulu ya, Kamis depan Kei lanjutin lagi. Mau persiapan pts😊jadi jangan dihapus dari perpustakaan kalian dulu, Kei bener-bener usahain hari Kamis depan langsung di update.
Salam sayang, Kei.
KAMU SEDANG MEMBACA
Impressed [Completed]
Teen Fiction[Sudah Terbit] Aku tau cerita tentang cowok dingin itu basi. Tapi mungkin, kalian ingin mengetahui, bagaimana perjuangan Aletha yang selalu berusaha mencairkan es yang ada di dalam tubuh si manusia jelmaannya. Dan mungkin, kalian ingin membaca, te...