"Irena, Irena! Ya Tuhan, kau ada di mana?!" Teriak ayah saat aku sedang bersantai di kamarku. Mendengar panggilan ayah, aku segera menemuinya.
"Ada apa ayah, aku di sini." Kataku.
"Irena!" Katanya sambil memegang bahu ku. Aku bingung, kenapa ayah menatapku seperti itu. Dari sorot mata ayah aku bisa melihat bahwa ada kegembiraan di dalamnya.
"Apa ayah?" Kataku lagi karena ayah tidak kunjung menjawab pertanyaan ku."Iren, kau akan menikah 1 bulan lagi!"
'JDER!'
Bagai di sambar kilat, aku tak bisa berkata apa-apa. Lidah ini terasa kelu bahkan hanya sekedar mengucapkan sepatah kata. Bulir air mata yang belum juga lama mengering akibat kejadian 5 hari lalu, kini harus basah lagi. Luka hati yang dulu sempat menutup, kini kembali menganga. Membuat luka lebar di dalamnya.
"A-ayah, apa kau?" Kataku tergagap.
"Iya Irena, malam ini dia dan keluarganya akan datang ke rumah untuk melamarmu." Ujar ayah dengan kegembiraannya."Tapi siapa ayah?" Kataku masih dengan buliran air mata yang menjadi sungai di pipiku.
"Alan sayang, Alan Rusdianto. Anak dari teman ayah sendiri." Katanya. Aku menutup mulutku dengan tangan, tidak percaya akan semua ini. Alan ? Orang yang sungguh aku tidak pernah tahu pernah menyimpan rasa padaku.
"Ayah, a-aku tidak_"
"Tidak ada penolakan Iren! Aku sudah putuskan ini semua, kau akan menikah 1 Bulan lagi! Biarkan masa lalumu pergi, dan berbahagialah dengan yang baru!" Ujar ayah tak menanggapi apa yang aku ucapkan. Setelahnya ayah pergi menuju ke luar, karena ini masih jam kerja ku kira. Dia membuang waktunya hanya untuk memberikan kabar mengerikan ini, menurutku."Ayah, tolong dengarkan aku sebentar." Cegahku saat ayah hendak memakai sepatunya.
"Apalagi Iren?" Katanya.
"Ayah, apa kau sudah fikirkan ini matang-matang? Ini menyangkut tentang kehidupanku ayah." Ujarku.
"Alan anak yang baik, pekerjaan nya juga jelas. Dia seorang Bisnisman yang sudah menjalin kerjasama dengan banyak perusahaan. Sampai saat ini, belum ada kabar buruk yang menyangkut namanya. Apa lagi?" Kata ayah menjelaskan. Aku hanya diam. Aku tahu, aku tahu Alan adalah sosok calon sami yang baik. Dia bisa menjadi imam yang baik buatku nantinya, apalagi melihat prestasinya saat ini. Tapi, tidak ada cinta di hatiku. Apa pernikahan bisa berjalan dengan baik tanpa adanya cinta?Aku sudah tidak bisa berbuat apa-apa lagi, ayah sudah pergi kembali ke kantornya. Aku tidak bisa lagi mencegah apa yang ayah inginkan. Semoga ini adalah yang terbaik, aamiin..
Flashback off
![](https://img.wattpad.com/cover/109103557-288-k617004.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
My Destiny
RandomKalau tahu akan jadi seperti ini jadinya, kenapa aku tidak mulai dari awal cerita dalam diam ku? Rasanya menyenangkan hanya bicara dengan hati. Tidak perlu mendengarkan yang lain bicara, cukup dengarkan hati ku. Ku rasa senja juga melakukan yang sa...