Ternyata Dia

4 0 0
                                    

Aku melangkahkan kaki ku ke ruang latihan teater. Rasanya lelah sekali, setelah selesai latihan vocal suaraku langsung di todong untuk teriak-teriak lagi membacakan naskah teater. Terdengar suara hiruk pikuk orang-orang yang sudah mulai berdatangan di ruangan itu. Malas sekali rasanya. Ya Tuhan.. mengapa jadi seperti ini ? Apa ini dampak dari dilarang nya aku ada di dunia seni ini.

"Irena Rosmaliaaaa... kenapa darang terlambat lagi ? Ini sudah kedua kalinya kamu terlambat Iren.." hhhzzzz kalian sudah bisa menebak lah suara siapa itu. Ya, siapa lagi yang suka teriak-teriak di depan ku kalau bukan Rina. Dia itu anak yang cerewet, bawel, menyebalkan, tapi juga ngangenin. Ya, aku tidak bisa memungkiri yang terakhir itu.

"Rinaaa sudahlah aku lelah sekali, aku habis latihan vocal sekarang aku mau duduk dulu." kataku berjalan gontai menghampiri Rina.

"Oh ya ? Grup mu akan mengadakan lomba lagi, kapan ?" Katanya sembari mensejajarkan langkah nya dengan ku.

"Hmm.. iya, sebulan lagi" jawabku malas.

"What?! Sebulan lagi ?! Itu jadwal pementasan teater kita Iren, kenapa kau tidak menolak saja ?" Iya, pernikahanku juga. Batinku.
oh astaga, dia berteriak di sebelah kuping ku. Sontak aku langsung menutup telingaku yang terasa penging. Apa dia selalu seperti itu di rumah, apa suaminya tidak budeg?

"Rina, apa kau selalu seperti itu di rumah? Telingaku masih berfungsi dengan wajar Rina. Sabarnya suami mu dengan mu Rina.." kata ku mengecilkan suaraku ketika mengucapkan kalimat terakhir.

Ku lihat di sana Rina mengerucutkan bibir nya. Hah baiklah, dia selalu berhasil membuat ku mencubit gemas pipinya yang tembem itu. Sebenarnya aku hanya bercanda saja, sedikit kesal memang, mungkin mood ku hari ini sedang buruk. Aku berhenti berjalan kemudian berbalik ke arahnya yang memang berada di belakang ku.

"Maafkan aku yah, aku hanya bercanda saja. Masa iya suami sahabat ku yang lucu ini tidak betah di rumah. Kan dia punya mainan ini." kataku mencubit gemas pipi Rina.

"Aduh Iren sakit! Kau ini.." katanya mengaduh sambil mengusap-usap pipi nya yang sedikit memerah. Sedangkan aku hanya tertawa saja melihat tingkah nya.

"Oh iya, ngomong-ngomong tentang itu. aku mau tanya, kapan kau akan menikah?" Katanya mengagetkan ku. Sebulan lagi aku akan menikah Rina, hanya saja belum saatnya aku mengatakan semua ini padamu. Aku pergi melangkah meninggalkan Rina yang masih tak berkutik setelah mengucapkan itu.

"iiih.. kenapa ninggalin aku lagi ? Aku salah ya, maaf.." katanya mensejajarkan jalan nya dengan ku.

"Rina aku mohon berhentilah menanyai ku tentang itu, aku sudah beberapa kali menjawab dengan jawaban yang sama, apa kau tidak bosan? Jika sudah waktunya, pasti akan ku beritahu." Kata ku.

"Bukan seperti itu Iren, coba lihat dirimu. Kau sudah cukup umur untuk menikah, apa kau tidak memikirkan itu? Aku rasa juga hidupmu akan jauh lebih bahagia kalau sudah menikah." katanya sambil memposisikan dirinya duduk di sofa yang di sediakan di ruang teater.

"Ck, iya.. aku sudah fikirkan itu secara matang Rin.." kataku malas.

"hei..hei.. dengar, aku punya teman yang sedang mencari istri, apa kau mau aku pertemukan dengannya?" Kata Rina. Dijodohkan lagi? Dengan ayah di jodohkan, sekarang Rina juga berniat seperti itu. Ada apa dengan orang-orang? Menggebu-gebu sekali ingin melihat aku menikah!

"Rina, seperti nya kau salah minum obat hari ini. Dengarkan aku ya.." kataku menekan bahu nya, mencoba untuk menyadarkan Rina bahwa aku akan baik-baik saja.

"Aku belum ingin menikah, aku masih ingin berkarya di masa muda ku ini. Aku juga masih ingin membahagiakan kedua orang tua ku dengan berbagai macam prestasi yang aku capai sendiri dengan keringat ku. Aku tidak mentargetkan kapan atau seperti apa laki-laki yang akan menjadi suami ku kelak, yang terpenting adalah dia laki-laki yang bertanggung jawab pada keluarga, mencintai ku apa adanya dan seagama dengan ku." kata ku panjang lebar sambil menatap mata Rina mencoba lebih meyakinkannya lagi, tak lupa dengan senyum manis ku padanya.

My DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang