Aku benar-benar gak tenang
Sudah semalaman Nara belum juga siuman, ya walaupun dia sudah tidak kritis, tapi tetap saja selama aku belum lihat dia membuka mata dan mengomel lagi padaku, aku tetap tidak tenang
"Kamu makan ya? "
Aku menggeleng, entahlah perutku terasa sangat penuh walaupun sejak pagi sampai sudah lewat dzuhur belum ada satupun makanan yang masuk ke dalam perutku.
"Nay?"
"Aku ga laper"
Bukan niat untuk selalu menolak ajakan Kahna untuk makan, hanya saja aku benar-benar tidak nafsu makan.
Aku menundukan kepala saat melihat Kahna menghebuskan nafas lelah nya karena selalu ku tolak ajakannya.
"Nara sudah siuman dan dia nanyain kalian, terkhusus kamu Nay"
Aku langsung berdiri dan berjalan mengarah kamar Nara ketika mendapatkan info dari ayahnya Nara
Aku meringis ketika melihat selang infus tertusuk dibeberapa tubuhnya, luka memar dan perban pun tak luput dari pandanganku. Matanya langsung melihatku ketika aku membuka pintu
"Nar, lo gapapa?"
"Kelihatannya?"
Aku bernafas lega ketika mendengar dia berkata dengan nada sakratis lagi, itu berarti dia baik-baik saja
"Tante tinggal sebentar ya, mau nebus obat. Oke?"
"Iya tan"
Aku tersenyum dan mengangguk kemudian mempersilahkan Tante Mela untuk keluar, seperti biasa pembawaannya yang tenang dan hangat selalu berhasil membuatku semakin mengaggumi ibu dari pria yang sedang babak belur ini
"Lo gapapa?"
"Ga usah khawatirin gue, khawatirin aja muka lo yang bengep itu"
"Cih, siapa yang ngehawatirin lo? Gue lagi negor otak lu yang gak waras, udah senyum-senyum ga jelas liat ibu gue, dia udah bahagia sama ayah gue, jadi jangan ganggu-ganggu"
Aku mendelik dan ingin sekali menambahkan benjolan merah di wajahnya.
"Lisa kemana?"
Kali ini aku memilih untuk lebih meredam emosi, dan membukakan buah jeruk yang bertengger di atas lemari
"Dia gapapa kok, cuma sedikit syok, mungkin bentar lagi kesini"
"Lu mau nyuapin gue ya?"
"Enggak, orang gue mau makan sendiri jeruk nya. Kepedean banget si"
Dan dengan tangannya yang di infus, dia berusaha untuk menghalangi jeruk itu masuk kedalam mulut ku
"Ih rese banget si"
"Itu jeruk gue"
Aku tertawa, dia tertawa. Dan kami tertawa bersama.
Hah setidaknya aku lega bisa becanda dengannya lagi. Aku sangat takut jika dia benar-benar tak bisa membuka mata nya lagi, entah seperti apa hidupku nanti.
Eh ngomong-ngomong, Kahna mana? Kok dia ga ada di sini? Dia gak ngikutin aku apa?
"Bentar ya, gue keluar dulu"
Aku langsung menyerahkan 2 buah jeruk yang sudah ku kupas kulitnya di atas tubuh Nara
"Eh mau kemana?"
"Cari Kahna bentar. Lo gapapa kan gue tinggal sendiri?"
"Iya sana, biar gue bisa ngabisin jeruk gue sendiri"

KAMU SEDANG MEMBACA
CHOICES
Teen FictionKenapa semua orang gak percaya sama yang namanya persahabatan antara seoarang perempuan dengan seoarang laki-laki? pasti mereka selalu nganggep kalo gaka ada yang namanya persahabatan murni antara dua spesies itu. Disini aku ingin membuktikannya, ba...