Part 9

158 7 0
                                    

Setelah dapet telephone dari Nara yang super duper bikin gendang telinga aku sampe sekarang masih sakit, Kahna akhrinya anterin aku pulang, itu pun aku gak ngasih Kahna mampir kerumah, aku gak mau dia kena amuk dari Bang Rio. Apalagi mamah sama papah juga lagi ada dirumah, wah wah bukan ide yang bagus deh bawa Kahna ke rumah sekarang.

Diliat dari pintu depan sama lingkungan sekitar depan rumah si aman, ga ada tanda-tanda mencurigakan, bang Rio pun ga ada di depan pintu, biasanya dia suka berdiri ngehalangin pintu kalau aku telat pulang sekolah, tapi ini tentram, damai, aman , sentosa aja

Curiga gak si?

Nah saat memasuki ruang tengah ini bau mencurigakan baru tercium, ada sepatu yang bukan milik bang Rio bertengger di dalem rumah, suara orang lagi ngobrol juga kayaknya rame banget, apa ada tamu? Syukur deh kalo ada tamu, kan bisa jadi pengalih perhatian orang rumah.

"Nay?"

"Mamah?"

Aku mencium tangan mamahku dan melihat mamah menenteng air minum di tangannya,

"Tolong bawain ini kedepan?"

Aku mengangguk, tak ada niatan untuk menolak sedikitpun

"Kamu habis dari mana? Jam segini baru pulang?"

"Hmm,,aku abis liat latihan Futsal sekolah mah"

Mamah menatapku curiga, perlu kalian tau, mamahku ini hebat dia kayak punya mesin pendetesksi orang boong di tubuhnya, maka dari itu aku gak berani sekalipun bohong sama mamah. Sekali ketahuan bohong, tamatlah riwayatku

"Yaudah, bawain ini dulu kedepan, terus mandi ganti baju, bantuin mamah bikin makan malem ya"

"Oke mah"

Aku membawa nampan berisikan 3 gelas jus jeruk ke ruang tengah, dari kedengerannya mereka kayaknya tamunya papah, soalnya lagi ngomongin bangunan gitu, tapi langkahku terhenti ketika melihat manusia imigran itulah yang sedang mengobrol dengan papah

"Naya..sayangg kamu sudah pulang?"

Papah memelukku setelah aku meletakan nampan berisikan air minum tersebut, aku menatap curiga si manusia imigran itu yang sedang mengobrol dengan bang Rio, bahkan dia berpura-pura tidak melihat ataupun mengenalku

"Nara,,ayo diminum "

Ucapan papah disambut baik oleh Nara, aku masih menatap curiga plus kesal melihat dia bahkan tidak menyapaku

"Naya keatas dulu ya pah, mau ganti baju"

Papah mengangguk, aku melewati Nara dengan sinis dan balik tidak menyapanya

Apa maksudnya? Menelponku agar cepat pulang sambil marah-marah dan sekarang sedang mengobrol hangat dengan papah bahkan tidak menyapa, menolehpun tidak.

"Akh! Bang Rio, ngagetin aja, ish"

"Habis dari mana kamu? Jam segini baru pulang ? hah?"

Aku menyisir rambutku yang basah, melihat pantulan bang Rio dari kaca

"Habis lihat latihan futsal"

"Gak sampe sesore ini kan?"

"Orang udahannya sore"

"Tumben liat latihan futsal? Kenapa ga pulang bareng sama Nara?"

"Tanya aja sama dia, orang dia jalan sama Lisa"

"Terus pulang ama siapa? Gak mungkin kamu pulang sendiri"

"Sama Kahna"

"Kahna?"

CHOICESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang