Sudah pergantian semester, banyak yang berubah dalam kehidupanku. Semester kemarin, aku dihebohkan dengan serangan Lintang yang mengangganggu Lisa, Nara dan Kahna.
Ya, Lisa sudah pindah ke Palembang, dan kabar terakhir yang ku dengar, dia keguguran, bukan disengaja tapi Lisa jatuh dari lantai atas rumahnya
Dan Lintang. Entahlah aku sudah tidak mendengar kabar tentang dia lagi, mungkin dia menyusul Lisa ke Palembang entahlah
Aku sudah tidak mengetahui dan mengikuti kabar mereka lagi, karena sekarang, aku sedang disibuki dengan try out, ujian, dan bimbel.
Oh God!
Aku sudah kelas 3,aku akan lulus, dan aku..
Aku akan jadi apa?
Sejujurnya, aku masih tidak ingin meninggalkan sekolah ini, tapi aku juga tidak mau jika aku tidak lulus.
Oh iya, aku lupa bilang, pertandingan di Islamic Cup, lagi-lagi di juara oleh sekolahku, yah duet maut antara Nara dan Kahna benar-benar membuahkan hasil
Ngomong-ngomong Kahna, sekarang si pacar lagi sibuk belajar di depan ku loh, dia udah pensiun dari futsal, sesekali dateng cuma buat nengokin Junior nya doang.
Dia rajin banget sekarang ke perpus, kita aja jarang pacaran, kaya sekarang gini
"Serius banget deh belajarnya". Tegurku
Dia tersenyum, kemudian kembali melihat buku dihadapannya
"Kahna..", kugoyangkan tubuhnya
"Apa?", jawabnya sabar
"Udahan dulu dong belajarnya, jangan buku terus yang diliatin, aku dong liatain"
Di tertawa dan menutup buku yang berada di genggamannya itu
"Cemburu kok sama buku", ucapnya sambil menjepit ujung hidung ku
"Ihh abis, aku juga kan pengen disentuh-sentuh emang buku doang ahahah"
Dia kembali tertawa, adem ya liat dia ketawa gitu
"Kamu mau kuliah dimana nanti? Udah nentuin mau ngambil jurusan apa?"
"Heh? Aku? Gatau, masih belum kepikiran, aku rasanya ga mau lulus deh, masih betah di SMA"
"Jangan ngomong gitu ah"
"Kamu sendiri mau kuliah dimana?"
"UK"
"Hah?"
Apa dia bilang UK? UNITED KINGDOM? Inggris?
"UK sayang, aku mau coba oxford"
"Jauh banget"
Kahna merapat kearahku dan menyingkirkan buku-buku yang berserakan di sekitar kita
"Ikut aku yuk kesana, kita kuliah disana aja"
Aku masih diam, masih memikirkan dan mencerna ucapannya
UK?
Dia akan pergi keluar negri abis lulus?
Terus aku gimana?
Ditinggal
"Hey.. Kok diem"
"Kenapa jauh banget si, kenapa gak kuliah di Indonesia aja, gak kalah bagus kok kampusnya juga, UI, UP, Atmajaya, Trisakti, kok jauh banget ampe ke UK"
"Tradisi Hun, Ayah aku kesana, kakak aku kesana, nah sekarang giliran aku yang kesana"
Jadi, aku akan bener bener ditinggal?
"Mmmm gitu, emang kamu mau ngambil jurusan apa?", aku mencoba tegar untuk menanyakan hal ini
"Bisnis, aku harus lanjutin kendali perusahaan ayah aku"
"Ohhh gitu iya, iya juga. Emm nanti kamu tinggal sama siapa disana?"
"Disana ada kakak aku, tapi aku mau belajar mandiri, aku mau coba tinggal sendiri, ayo kuliah disana bareng sama aku"
Aku tersenyum sekadarnya.
Apa dia gak mikirin masa depan hubungan kita ya?"Hun..?"
"Hm?"
"Kenapa?"
Aku menggeleng, kabar ini sangat mengejutkanku. Tapi kayaknya Kahna juga seneng banget perihal ini
Lalu, usapan dari tangan Kahna kembali menyadarkan lamunanku
"Apa yang lagi kamu pikirin?"
"Kita"
"Kenapa kita?"
"Kalo nanti kamu pergi, kita gimana? Maksud aku, hubungan kita? Lanjut atau...."
"Hey", dia menggenggam tanganku. "Jangan berfikir macam-macam dulu, kita jalanin aja, mau kamu dimana, mau aku dimana, mau kita gimana nantinya gak usah kamu pikirin. Oke?"
Lagi-lagi hanya senyuman yang ku berikan.
Kemudian, dia menulis sesuatu di belakang buku catatanku
Hari ini, tanggal 5 Agustus 2017 yang bertanda tangan dibawah ini, berjanji akan saling mencintai sampai kapanpun dan tidak akan ada yang dapat memisahkan sekalipun jarak dan waktu.
Tertanda
Kahna & Naya
"Nah, tanda tangan disini"
"Kamu apa si?"
"Udah tanda tangan. Ini adalah surat perjanjian kita. Biar kamu gak usah khawatir sama hubungan kita nantinya"
Aku menerima pulpen dari Kahna setelah ia menandatangani surat perjanjian yang ia buat sendiri
"Kamu gak usah berjanji kalo kamu ga yakin bisa tepatin. Serius"
Kahna masih menyuruh ku untuk menandatangani suara itu,
"Oke" aku pun menandatanganinya
Kemudian, ku berikan lagi pulpen itu padanya
"Nah, berarti apapun terjadi kamu sudah menyutujui dan harus menepati janji yang kamu buat oke?"
"Hey, harusnya itu pertanyaan buat kamu"
Dia tertawa, kemudian ia menatapku
"Nay, aku sayang kamu. Kita putus"
"Hah? Maksudnya?"
Ini aku diputusin?
"Kamu jangan tegang gitu"
"Ya gimana enggak tegang. Kamu putusin aku? Beneran?"
Kemudian dia tertawa, dan mengusap kepalaku sambil tersenyum
Ini apa si maksudnya?
"Makanya jangan suka pikirin macam-macam, udah ah kita ke kelas, dan jangan pikirin hal yang belum terjadi, oke.. Ayo"
"Kita masih pacaran gak?"
"Masih sayang. Ayo udah bel, ke kelas ayo"
Huh ini si pacar, mau coba copotin jantung aku apa dia.

KAMU SEDANG MEMBACA
CHOICES
Novela JuvenilKenapa semua orang gak percaya sama yang namanya persahabatan antara seoarang perempuan dengan seoarang laki-laki? pasti mereka selalu nganggep kalo gaka ada yang namanya persahabatan murni antara dua spesies itu. Disini aku ingin membuktikannya, ba...