21

2.4K 99 0
                                    

Patah hati.

---

"Udah dong jangan nangis lagi," ucap salah seorang gadis di sudut sekolah. Yori dan teman-temannya sempat melirik, namun terabaikan karena yang menangis adalah Gladis, si wanita ular.

"Gue lagi sayang-sayangnya dan dia selingkuh sama cewek lain." Gladis semakin histeris membuat langkah Yori semakin berat untuk tidak mencari tahu.

"Si Baryu itu emang nyebelin ya? Sok kegantengan! Ganteng sih tapi playboy gak punya hati, ish!" Geram salah seorang cewek dari kerumunan Gladis.

Yori yang tidak tahan langsung berbalik arah dan menghampiri Gladis, Zara sempat mencegah namun yang dicegah sudah tersulut emosi dan kalap. "Heh ular! Berhenti bikin nama Baryu jelek! Lo yang mutusin tanpa sebab! Kenapa Baryu yang jadi kambing hitam lo!"

"Lo bilang gitu karena lo sahabatan sama Baryu kan? Lo pasti tahu Baryu cowok kaya gimana."

"Baryu emang playboy tapi gak saat pacaran sama lo. Dia tulus, dan lo malah menyia-nyiakan dia kaya gini?"

"Tulus? Baryu itu playboy! Dia itu cowok berengsek!"

Plak!

"Jaga ucapan lo bitch!"

Semua mulut ternganga kaget, tak percaya dengan apa yang baru Yori perbuat. Namun Gladis memang pantas mendapatkan itu, karena sikapnya kali ini memang sudah keterlaluan demi popularitas di sekolah.

"Gue peringatin sekali lagi sama lo ya, bocah! Udah cukup lo putusin Baryu sepihak dan bikin sahabat gue kacau kaya semalam. Gak usah sebar cerita karangan lo tentang Baryu, jangan memutar balikan fakta demi popularitas lo! Fuck lo nyebelin banget sumpah! Gue harap ini urusan terakhir kita," Yori berbicara sangat dekat dengan Gladis, membuat Gladis harus menahan nafas untuk dapat membalas tatapan sinis Yori.

Setelah beberapa lama bertatapan, Yori dan Zara mengambil langkah meninggalkan Gladis dan kerumunan melownya. Gladis sudah sangat tidak tahan, ingin rasanya ia menghacurkan Yori detik itu juga, namun dia harus bersabar diri, karena semuanya butuh proses yang matang.

"Tunggu pembalasan gue!" Gumam Gladis lalu pura-pura menangis lagi.

***

Sementara di kantin. Tirtan dan kawan-kawannya sedang asik membahas rencana mereka ke Bali. Tirtan juga merencanakan bahwa di Bali nanti akan ada kejutan manis untuk kekasihnya Yori.

"Gila ya lo, gak ada bosen-bosenya bikin kejutan buat Yori?" Gumam Haikal sambil membolak-balikkan buku paketnya.

"Itu udah jadi hobby baru buat gue." Jawab Tirtan sambil senyam-senyum sendiri.

"Cie cieeee... hawa manusia kasmaran mah beda euy," ejek Gio sambil mengaduk isi mie baksonya. Yang lain ikut terkekeh, sementara Tirtan jadi bulshing sendiri.

"Tirtaaan!" Teriak Gladis lalu merangkul lelaki itu. Tirtan melirik sinis lalu melepaskan pelukan Gladis.

"Apaan sih lo,"

"Kok apaan sih? Kita kan udah pacaran, masa gak boleh pelukan?" Tirtan langsung membekap mulut Gladis lalu membawanya ke luar kantin.

Ciko membulatkan mata, ntah salah dengar atau tidak. Tapi jika Tirtan berpacaran dengan Gladis lalu bagaimana dengan Yori? Jadi ini alasan Gladis mencampakan sahabatnya? Dia memang senang Baryu mendapat karma, tapi tidak cukup tega jika kenyataannya si pahit ini.

Syit.

"Lo tuh ya! Ini sekolah, bukan tempatnya pacaran."

"Tapi kan aku kangen," ucap Gladis sambil bergelantungan di tangan Tirtan.

Tirtan menepis lalu menjaga jarak dengan Gladis. "Kalo gini caranya, Yori bisa tahu. Gue gak mau kehilangan Yori."

Gladis merajuk, lalu memeluk Tirtan posesif, "tapi kan aku kangen. Peluk sebentar dan aku akan berhati-hati biar hubungan kita gak ketahuan sama Yori."

Tirtan menghela nafas panjang lalu sedikit membalas pelukan itu dan membelai rambut Gladis, "oke... jangan sampai ketahuan ya, Glad."

Dari kajauhan Ciko menguping pembicaraan mereka. Ini sangat menyakitkan, seakan patah hati yang akan dirasakan Yori akan melukainya juga. Ciko tidak bisa tinggal diam, diapun segera memberitahu Yori hubungan gelap Tirtan dengan wanita sialan itu lewat chat.

Yori datang beberapa menit kemudian lalu melihat Tirtan berada di pelukan Gladis. Air mata Yori berjatuhan, karena fakta ini sangat tidak masuk akal untuk terjadi. Namun emosinya tak tertahankan lagi, saat Gladis dengan manja menarik leher Tirtan hingga mereka berciuman.

"Bitch!" Yori hendak melabrak namun Ciko menahannya.

"Lepasin gue, Cik!"

"Gak Yori, lo nanti bikin keributan. Gue gak mau anak beasiswa kaya lo masuk ruang BP."

"Persetan," Yori mendorong Ciko lalu berjalan cepat menghampiri Tirtan dan Gladis.

Buk!

Satu tonjokan mengenai ujung bibir Tirtan hingga berdarah. Tirtan meringis ngeri namun satu tamparan berhasil mengenai Yori.

Plak!

"Dasar cewek kasar! Itu balasan buat tonjokan Tirtan,"

"Sialan lo ya!" Yori langsung menjambak Gladis, namun dengan sigap Ciko memisahkan mereka berdua.

"Gue gak habis pikir. Ternyata lo berdua itu, cocok!" Ketus Ciko lalu menarik Yori untuk pergi menjauh.

Tirtan merasa kikuk, dia sangat ingin memeluk Yori. Namun sudah terlambat karena Ciko lebih sigap mengantisipasi keadaan.

Yori... maafin aku. -Tirtan-

Gue benci sama lo, Tirtan! -Yori-

---

THE GOALS OF LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang