27

3.2K 103 0
                                    

Masa depan yang indah berasama orang ketiga. Buah dari hati, aku dan dia.

---

5 years later :

Suasana gedung dengan intensitas warna merah marun yang mendominan, membuat nuansa wedding tampak lebih megah dan elegan. Ciko sudah mempersiapkan ini dari tiga bulan lalu, untuk menyeleggarakan pemberkatan sekaligus resepsi yang sempurna bersama Luna.

Alunan musik piano dari jemari Baryu, terdengar damai mengiringi langkah Luna menuju tempat di mana Ciko berdiri menunggunya dengan setelan jas penganting yang tampak gagah dan mempesona.

Yori menjadi pengiring pengantin wanita, menuntun Luna hinggap didekapan Ciko. Sementara Tirtan yang menjadi pengiring pengantin laki-laki, kini sudah sampai lebih dulu mengantar Ciko hingga di singgah sana.

Semua tamu berdecak kagum akan keindahan yang terlintas, dengan senyuman manisnya, Luna akhirnya bersanding dengan kekasih yang tak lama lagi akan sah menjadi pasangan hidupnya.

"Ciko, apakah Anda bersedia hidup berdampingan bersama Luna, di saat suka maupun duka?"

"Bersedia." Jawab Ciko mantap.

"Luna, apakah Anda bersedia hidup berdampingan bersama Ciko, di saat suka maupun duka?"

Luna melirik sebentar ke arah Ciko lalu menyampaikan senyum tersipu malu, "bersedia." Jawabnya dengan senyum yang terus mengembang.

Setelah dinyatakan resmi menikah, semua tamu undangan dan sanak saudara, saling bersorak gembira. Sementara Ciko dengan sentuhan kasih sayangnya mulai melumat bibir Luna yang terus tersenyum bahagia ke arahnya.

"I love you my beautiful wife."

"I love you too my handsome husband."

***

"Tirtan!"

"Iya sayang, sebentar."

"Sayang cepetan! Ini baby kita udah kedinginan, mana handuknya?!"

Tirtan datang dengan setengah berlari, lalu memberikan yang baru ia cari kepada Yori. "Uhhh kasian anak mommy kedinginan ya? Uhhh tayang-tayang my lovely baby Kim Tan." Bayi itu tersenyum, membuat kedua orangtuanya ikut mengembangkan senyum.

"Manis banget yaaa? Anak siapa sih ganteng bangettt... uhhh tayang anaknya daddy Tirtan ya? Uhhh ganteng."

"Yaiyalah ganteng. Siapa dulu dong ibunya?" Ketus Yori sambil memakaikan baby-nya pakaian.

"Iya ibunya kamu, tapi cakepnya itu hasil dari replika aku."

"Jangan menghayal! Cakepnya turun dari akulah, orang jelas-jelas mirip aku gitu." Yori tersenyum jahat dan menjulurkan lidah, ia lalu menggendong bayinya berjalan ceria menuju halaman rumah. "Kyeopta!" gumam Yori sambil memainkan expresi gemas pada sang anak.

"Iya aja deh, kalo debat sama cewek gak akan pernah bisa menang. Aku sadar diri." Tirtan memasang wajah pasrah lalu berjalan gontai menghampiri Yori.

"Lebay," Yori terkekeh lalu duduk di salah satu ayunan taman.

"Oh ia, hari ini kita ke makam ayah kan? Aku mau beli bunga. Kamu mau nitip gak?"

THE GOALS OF LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang