15

3.4K 134 5
                                    

Kenapa terbang harus pakai sayap?

---

Sepulang sekolah, Yori jadi irit bicara membuat Tirtan gundah gulana. Apa yang menjadi kegundahan Yori hari ini, masih karena ucapan Zara yang menyatakan bahwa hubungan pacaran itu gak cukup sekedar romantis belaka. Harus pake cinta, cinta yang tulus dari lubuk hati paling dalam.

Merasa gerah, Tirtan akhirnya angkat bicara. "Kamu kenapa dari tadi ketemu aku diem aja sih sayang? Giliran ditanya jawabnya singkat."

Yori menoleh sebentar lalu tersenyum simpul, "enggak apa-apa, aku cuma lagi males ngomel."

Tirtan menepikan mobilnya lalu menatap Yori lekat-lekat, ia menggenggam tangan Yori dengan senyuman manis, yang berhasil menghipnotis Yori untuk intens menatapnya balik. "Kalo aku ada salah maafin aku ya sayang. Dalam hubungan itu, aku baca di artikel doktercinta.com, kita itu harus menjaga komunikasi satu sama lain, seandainya ada trouble itu perlu dibicarakan baik-baik, jangan dipendam sendiri, nanti malah jadi masalah berkepanjangan."

Yori masih diam, ntah kenapa dia merasa dari pada menjelaskan semuanya secara detail. Yori lebih memilih agar Tirtan peka sendiri dengan permasalahan yang ada. Padahal cara tersebut hanya membuat Tirtan semakin bingung dan salah menanggapi sikap dingin Yori.

"Yori... please ceritain apa yang mengganjal di hati kamu?"

Yori menggeleng lalu menghela nafas berat, "aku enggak apa-apa. Yaudah lanjut jalan ya, aku gak mau ayah telat minum obat."

Tirtan memasang wajah pasrah. Dengan berat hati ia langsung menstarter mobilnya lalu melaju keluar dari rest area.

Sepanjang perjalanan keduanya diam dalam pikiran masing-masing. Ada rasa kecewa yang teramat dalam dari Yori karena tidak mendapat usaha lebih dari Tirtan untuk menyelesaikan permasalahan yang ada, padahal Tirtan sendiri jadi dibuat serba salah karena Yori bungkam angkat suara.

Seandainya aku emang kurang jago buat kamu bahagia, aku rela kamu berkata jujur soal itu, agar aku bisa intropeksi diri jadi lebih baik buat kamu. Demi kamu yang hanya boleh bahagianya sama aku.

***

Malam itu, Yori kembali menjadi leader dentuman musik dancefloor. Semua orang berlenggak-lenggok karena remix komposer karyanya. Meski dengan mood yang kurang bagus, Yori tetap professional dengan bersikap ceria menjadi disk joki klub milik Rayan.

Rayan tersenyum puas, pasalnya pendapatan klub menjadi meningkat drastis karena kehadiran Yori yang menjadi pengisi bangku DJ. Bakat Yori soal musik khususnya ngeDJ memang tak perlu diragukan lagi. Bahkan beberapa client-nya Rayan, berani menaruh saham atau mengundang Yori dengan harga mahal untuk berpartisipasi menjadi DJ di party-nya.

"Good job, Yori!" Teriak Rayan, mendapat lemparan senyuman manis dari Yori.

Setelah menyelesaikan tugasnya, Yori memilih istirahat di meja bar sambil meminum satu slot vodka campur sprite olahan Jack. Dia menenggak sekali tenggakan. Berharap, rasa sesak yang berkecamuk di dadanya kini menyatu dengan rasa pening akibat minuman alkohol.

"Lagi ada masalah apa gimana Yor?" Kata Jack yang sedang memainkan aksi seninya untuk menyediakan pesanan segelas minuman pelanggan.

Yori menggeleng, "gue gak apa-apa, Jack. Gue cuma lagi pengen minum."

Jack mengangkat sebelah alisnya, lalu tertawa kecil melihat hidung Yori sudah sangat merah padahal baru satu tegukan. "Lo itu gak biasa minum kalo gak lagi ada masalah, gue udah lama ya temenan sama lo, Yor."

THE GOALS OF LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang