"Jam berapa ini?" Arabella bergumam dengan suara mengantuknya yang khas. Setelah membuka mata, di dapatinya, Brent, kekasihnya tercinta sedang duduk di sofa, bersantai sembari menonton TV.
"Kau sudah bangun rupanya, cepat sekali." Brent bangkit dari sofa, lalu berjalan kearah Arabella. "Ini masih pagi sekali, Bel."
Itu mungkin kalimat terakhir yang Arabella dengar dari lisan Brent. Arabella menyumpah dalam hatinya, lalu segera merubah posisinya. Ia bangun dengan wajah panik.
"Tenanglah, Abel," ucap Brent pelan. "Lagi pula, sudah berapa umurmu?" Brent terkekeh. Ia duduk di samping Arabella.
"Kau tahu apa kesalahanku? Pertama, aku melanggar janjiku. Kedua, aku melanggar jam malamku, ketiga, aku tidak mengabari mereka. Keempat, aku berhubungan denganmu."
Brent tersenyum. "Aku tidak mau melepasmu."
Arabella tertawa kecil. "Begitupun aku, Mr. Brenton Caine." Arabella berucap dengan nada yang hangat.
Brent membesarkan matanya. Sejak kapan Arabella yang ia kenal menjadi formal didepannya? Apa karena mereka sudah 5 tahun tidak bertemu? Yah walaupun kadang kala, mereka masih bertukar sebuah pesan singkat.
"Ayolah, Bee. Sopan adalah ciri khas seorang putri." Arabella menelan ludahnya. Dua detik, lalu ia merasa aneh. "Bee, apakah semalam aku mabuk?"
"Sepertinya iya, sedikit." Brent mengusap pipi Arabella. "Aku sangat merindukanmu."
Brent mengecup dahi Arabella. Arabella malah tertawa kecil, menghindari ke-gugupan yang melanda dirinya. Ini melebihi rasa gugup Arabella saat menjalani keputrian di Cambridge.
"Kenapa tertawa?" tanya Brent setelah selesai mencium Arabella.
Wanita itu menutupi kedua buah pipinya yang memerah. "Aku malu. Padahal, aku juga sangat merindukanmu." Arabella malah menangis. Brent jadi agak panik.
"Ada apa? Kenapa malah menangis? Aku ada disini." Brent bingung. "Kumohon, jangan menangis, Abel."
"Aku ini terlalu senang, tahu." Arabella menggosok matanya pelan, lalu tersenyum.
"Iya, iya. Aku juga sangat senang. Kau tahu, aku kira aku tidak akan pernah bisa bertemu dengan bidadari-ku lagi. Syukurlah kalau perkiraanku itu sama sekali tidak benar. Oh iya, kau juga, semakin cantik."
Arabella blushing. Ia memang sudah biasa dipuji dan digoda oleh lelaki. Namun kalau the real prince yang melakukannya, princess yang satu ini sudah dipastikan kalah.
"Kau mau makan, atau mau mandi? Nanti, kau bisa pinjam baju Hail."
"Makan dulu, aku lapar."
Brent tersenyum. Lalu mengulurkan tangannya, membantu wanita yang ia cintai agar bisa bangkit dari sebuah magnet paling kuat yang ada didunia ; kasur.
***
"Tidak ada putri yang melanggar janjinya!" bentak Kiera. "Kau tahu, apa saja kesalahanmu kali ini?"
"Iya, aku tahu."
"Sebutkan." Kiera memerintah. Arabella terpaksa menyebutkan 3 kesalahannya yang ia lakukan sekaligus dalam 2 hari 1 malam.
Kiera mendengus. Ia bingung harus menjatuhkan hukuman apalagi, tentunya selain perjodohan dan pernikahan, kepada anak sulungnya, Arabella.
ia tahu, Arabella keras. Terutama dengan dirinya sendiri. Jika Kiera memaksa, bisa-bisa Arabella kabur dari rumah.
Kiera tidak mau itu terjadi.
"Kali ini ..." Kiera membuang nafas berat. "Kau dimaafkan. Lain kali, kalau kau seperti ini lagi, akan aku kirim ke Liverpool untuk pelatihan."
Arabella, bagai dicambuk mungkin rasanya. Kaget dan sakit. Liverpool, ya Liverpool. Untung saja bukan karena kesalahan hari ini. Karena ia baru saja bertemu dengan Brent. Ia tidak mau langsung pergi jauh-jauh dari Brent, ke Liverpool, atau kemanapun.
"Aku minta maaf. Aku juga sangat berterima kasih," Arabella membungkukkan badannya. "Kalau begitu, Aku permisi."
"Tunggu." Kiera menahan Arabella. Wanita itu segera berbalik.
"Ada apa, Mom?"
"Hanya mengingatkan saja, besok akan ada perjamuan di Birmingham. Kau harus ikut, tolong persiapkan dirimu ya."
Arabella menghela nafas. Ingin menyumpah-nyumpah namun tidak bisa. Kalau ia menyumpah, pasti ia sudah langsung ditampari oleh Kiera. Atau bahkan langsung di terbangkan hari ini juga ke Liverpool.
Arabella tidak mau mengikuti acara keputrian itu lagi.
"Oke." Dan pada akhirnya, Arabella hanya bisa mengangguk. Setelah keluar dari ruang kerja Kiera, barulah wanita itu mengeluarkan semua yang ia tahan dari awal.
***
keep voting and commenting ! I love u guys.
-nam.

KAMU SEDANG MEMBACA
ARABELLA.
RomanceArabella Bradley. Putri sulung dari sebuah keluarga bangsawan, Bradley's. Berkali-kali dijodohkan dengan bermacam jenis dan karakter lelaki. Namun tidak satupun ia terima. Wanita ini menyimpan rahasia yang besar. Jika dirinya ketahuan, Arabella bis...