Arabella ; 4

88 17 10
                                    

Kathleen melihat Arabella dan Calder dari kejauhan. Calder tampak senang, namun Arabella tampak biasa saja, bahkan kesal. Hati Arabella sedang dingin. Kathleen memandangi sekelilingnya. Vodka yang di pegang oleh Calder membuatnya haus. Setelah melihat meja bar, Kathleen segera berjalan kearahnya. 

Kathleen memang dididik. Namun sebagai murid biasa. Bukan sebagai putri. Kathleen juga tidak menolak kalau dirinya dibedakan dengan Arabella. Ia tahu derajatnya beda. Seperti miyak dan air, tanah dan angin, kapas dan besi. Kathleen dan Arabella juga tidak dekat. 

Contoh ketegasan Kiera, Arabella baru diperbolehkan minum saat umur 17 tahun, sedangkan Kathleen dibebaskan untuk minum sejak umur 14 tahun. 

Perbedaan yang ironis. 

Kalau Kathleen hanya boleh memilih 3 kursus, Arabella boleh memilih 15 kursus. berbeda 5x lipat. 

Tapi Kathleen hanya diam. Ia duduk di kursi bar. Memesan vodka, lalu meneguknya bak orang kehausan. 

Berjalan di padang pasir membuat Kathleen lelah. 


***


"Kau tahu, aku belum tertarik untuk menikah." Arabella menegak champagne-nya. Ia menatap Calder datar.

"Aku tahu," jawab Calder. Jawabannya tidak meledek, bahkan nadanya juga, tidak meledek. Namun Arabella kesal dengan jawaban Calder. 

"Kalau kau tahu, kenapa kau menyetujui perjodohan ini?" Arabella ingin tertawa. Bodoh sekali lelaki di depannya!

"Setuju?" Calder terkekeh pelan. "Aku yang merencanakan perjodohan ini. Ayahku memang meminta, namun tidak memaksa."

Arabella bingung. Pernyataan itu bertentangan dengan pernyataan ibunya. Jadi, Calder ini orang yang dihadiahkan untuknya, atau siapa? 

"Lalu apa yang membuat kau tertarik padaku?"

"Tidak ada." Calder berbohong dengan nada mantap. Arabella berdecak. 

"Kau aneh."

Mereka saling diam untuk beberapa saat. Arabella sibuk dengan tenderloin steak-nya. Sedangkan Calder sibuk dengan ponselnya. 

Dia lebih sulit daripada yang aku duga. 

Aku sudah bilang, menyerah saja! 

Aku akan mendapatkan perusahaan itu. 

Calder mengunci hand phone-nya. 

"Calder," ucap Arabella dengan suara tertahan. "Kau tahu, aku belum tertarik menikah. Apalagi dengan orang yang baru aku kenal sepertimu." Arabella menatap Calder. Sinar matanya aneh, tidak bisa dijelaskan. "Jadi lebih baik kau mundur."

"Tidak. Seorang putri tidak boleh menolak hadiah." Kiera menepuk pundak Arabella.

"Mom?" Arabella berucap dengan nada tenang. Namun sebenarnya ia agak kaget. 

"Biarkan aku berbicara dulu dengan Ara, Calder. Permisi." 


***


"Sudah aku katakan padamu, Ara. Kau tidak boleh menolaknya!" Kiera membentak Arabella. Tentunya di ruangan khusus miliknya, yang sudah disediakan. Bukan di hall pesta. 

"Tapi kenapa, Mom? Mom mengerti 'kan? Aku belum mau menikah. Lagipula, mengapa harus dengan Calder?" 

"Ara..." Kiera membelai rambut Arabella yang halus. "Ayah Calder pernah berjasa dalam kehidupanku. Sangat berjasa, bahkan." 

Arabella hanya diam, mendengarkan. 

"Kau tahu 'kan, dulu aku ini orang miskin. Kalau tidak ada dia, aku pasti masih miskin."

"Jadi sebenarnya, yang dihadiahkan untuknya itu aku?"

"Bukan begitu. Aku hanya ingin membantu Ayahnya Calder. Namun dia juga memaksa Calder agar menikah dengamu. Perjodohanmu tidak ada hubungannya dengan urusan perusahaan." Kierra berusaha meyakinkan. "Lagipula, Aku ingin melihat kamu bahagia, berkeluarga, mempunyai keturunan. Kau selalu menolak perjodohan. Tolong ini yang terakhir kalinya. Terimalah Calder. Percaya padaku kalau dia adalah lelaki yang baik seperti Ayahnya."

Arabella terdiam, masih terus mendengarkan. 

"Aku sudah menua. Jadi aku ingin melihat cucuku sebelum aku mati. Aku harus memastikan siapa penerus perusahaan kita selanjutnya. Kau harus menikah dengannya."

"Tapi mengapa harus aku yang menikah dengan Cal--" kalimat Arabella terpotong. Ini pertama kalinya Arabella berucap dengan nada panik, walaupun ekspresinya biasa saja. 

"Karena kamu," ucapan Kierra terpotong sesaat. "Anggota keluarga Bradley yang sesungguhnya."

Satu hal yang Kiera akan sesali; Kathleen melihat semuanya. 


***


Yass, i'm back! Keep voting n commenting! xoxo

-nam

ARABELLA.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang