Arabella ; 5

76 13 3
                                    

Tidak bertemu dengan Brent selama tiga hari sangatlah menyiksa setidaknya bagi Arabella. Entah kenapa putri yang satu ini mendadak jadi manja setelah pertemuannya dengan Brent di restoran dekat London Bridge

Berlawanan dengan perasaannya, Calder malah mengajaknya dinner keluarga malam ini. Tentu saja Arabella menolak. Mengingat bagaimana sombongnya nada bicara Calder tempo hari saat mereka makan di perjamuan.

Namun Kiera memaksa. Bahkan mengacam. Jelaslah, Kiera pasti akan merasa sangat tidak enak hati jika Arabella tidak ikut makan malam itu. Bagaimana tidak? Nantinya 'kan orang tua Calder akan hadir.

Masa calon mempelai Calder digantikan dengan kucing untuk sementara waktu? Tidak lucu 'kan?

Jadi Arabella hanya bisa menurut, karena tidak ada yang bisa ia lakukan. Percuma saja memohon kepada Kiera, atau bahkan berdebat dengannya. Sia-sia. Jadi patuh, hanya itu yang bisa dilakukan Arabella.

Kiera tertegun, namun juga senang, Arabella sudah pasrah dan ingin menikah, itu kiranya. Jadi ia membeli gaun spesial di butik, khusus untuk pertemuan malam ini.

Dan Kathleen melihat semuanya, perdebatan Arabella dan Kiera, sampai adegan peluk-pelukan mereka.

Kathleen hanya diam, tersenyum sesaat. Lalu wajahnya kembali datar.

Satu hal, siratan aneh dimatanya muncul. Baik Kathleen maupun siapapun, belum ada yang pernah melihatnya.


***


"Jadi ini yang namanya Arabella? Perkenalkan, saya Ayahnya Calder." Mr. Mark Franco memberi salam ramah.

Tentu saja seorang putri selalu menanggapi sapaan ramah dari siapa saja. Walaupun tidak tersenyum, Arabella tetap berusaha bersikap sopan dengan membalas sapaan Ayah Calder. "Arabella Ann Bradley. Senang bertemu dengan anda."

Dinner itu berlangsung dengan suasana yang sangat formal. Selesai makan, mereka semua bersulang dengan champagne-nya masing-masing.

Arabella juga ikut bersulang. Hitung-hitung melampiaskan kekesalannya hari ini. Dan berhubung Arabella bisa minum di depan Kiera.

Dan acara yang sama sekali tidak Arabella sangka. Semua datang dari Calder.

Setelah mereka meneguk champagne mereka, musik dansa mengalun. Mark dan Ellie berdiri, mereka berdansa.

Dan Calder menatap Arabella. Megajaknya berdansa. Namun ajakan yang berbeda, ajakan tanpa kata.

Arabella menatap Kiera sekilas, tatapan yang sangat mengharapkan yang ia dapat. Dan Arabella menerima tangan Calder dengan setengah hati.

Arabella berdansa mengikuti ritme musik yang mengalun. Tariannya lembut, sempat beberapa kali Calder mendekap Arabella. Namun lelaki itu tidak mendengar debaran apapun dari dada Arabella.

Aneh, apa hati cewek ini terbuat dari baja? Pikir Calder. Ah, biarlah. Siapa juga yang peduli?

Saat lagu dansa berakhir. Calder berlutut secara tiba-tiba, lalu meneluarkan cincin dari sakunya.

"Would you marry me?" Ajaknya spontan dalam posisi berlutut.

Mata Arabella menyipit. Semua mata, semua mata melihat kearahnya. Ada beberapa yang bersiul, ada beberapa yang berteriak—yang rata-rata perempuan—karena merasa iri.

Arabella seperti disambar petir. Kalau saja bisa menyumpah, ia ingin menyumpah. Apa-apaan Calder? Bagaimana kalau Arabella menolaknya? Tidak malukah dia? Ini 'kan masih restoran umum!

Malah aku juga tidak tahu di restoran ini ada acara dansanya, gerutu Arabella.

Arabella dilanda kebingungan. Ia melirik kearah Kathleen seklias. Air wajahnya tampak datar; seperti air wajah Arabella. Mata Arabella juga sama sekali tidak menampakan sirat keharuan sama sekali.

Ketika Arabella berpaling ke arah Kiera, wanita itu hanya tersenyum sambil mengangguk. Air wajahnya sangat bahagia.

Arabella kembali menatap kebawah, masih ada Calder. Wajah Calder masih tetap menampakan senyum.

Arabella mendengus. "Lain kali kita bicarakan lebih lanjut." Arabella berbisik. Karena ia tidak mau keluarga Calder ataupun keluarganya dengar.

Tidak mau Kiera kecewa, atau membuat malu Calder di tengah banyak orang.

Calder hanya mengangguk. Namun cincinnya tetap ia pakaikan ke jari manis Arabella.

Kiera menangis, ia sangat senang. Ia kira anaknya benar-benar telah dilamar. Padahal ...

Oh, maafkan aku, Mom. Gerutu Arabella dalam hatinya.


***


Keep voting and commenting. Ily hehehe
Maaf baru update sekarang. Baru sempat T.T dari kemarin aku sakit terus hohoho T.T

ARABELLA.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang