❤ - Jimin

4.2K 395 8
                                    

PRANGG!

"Oppa!!!!" teriakku dari arah dapur membuat suamiku harus menghentikkan kegiatannya sebentar.

"Aishh, kau membuat kekacauan lagi?" Jimin menghampiriku.

Dengan sigap lelaki bertubuh atletis itu membantu ku memungut pecahan piring yang berserakan di lantai.

"Mianhae.." ucapku menyesal, lagi lagi aku tidak bisa menjadi istri yang baik untuknya.

"Gwaenchana.." jawabnya sambil tersenyum, aku selalu menyukai senyumannya.

Jelas-jelas ini kesalahanku, tetapi dia masih bisa tersenyum. Aku semakin mencintaimu Park Jimin.

"Oh! Jarimu!" Jimin menarik jari telunjukku yang sudah berdarah karena terkena pecahan kaca yang tadi ku pungut.

"Bagaimana bisa kau tidak sadar jarimu sendiri terluka seperti ini, aish pabo" ia mengemut jariku secara perlahan, kemudian mengecupnya beberapa kali.

"Gomawo oppa.." ucapku sambil tersenyum.

"Lain kali hati-hati ya.." ucapnya lembut masih dengan senyuman yang sama.

Senyuman yang tidak pernah berubah saat pertama kali kami bertemu. Senyuman cerah dan manis yang hanya dimiliki oleh Park Jimin, suamiku.

Dimulai saat kami bertemu di acara fanmeet, saat ia masih menjadi anggota BTS, dan aku salah satu dari ribuan fans nya.

Bayangkan saja ribuan fans, bahkan mungkin miliaran. Aku masih tidak percaya dia akan memilihku dan menjadikanku pendamping hidupnya.

"Kau malah melamun eoh"

"Aniya, hanya mengingat sesuatu"

"Mengingat apa hm?" ucap Jimin yang baru saja membuang pecahan piringnya ke tempat sampah.

Jimin menarik tanganku dan mengajakku untuk ikut bersamanya di ruang tv. Lelaki itu memasang sebuah Flashdisk ke tv, kemudian menampilkan sebuah video.

Itu kumpulan video kencan kami. Ia sangat bersemangat menontonnya, sedangkan aku masih asik menatap Jimin yang asli ketimbang Jimin yang berada di layar televisi.

"Ini adalah saat favoritku" ucapnya yang membuatku mengalihkan pandanganku ke arah televisi.

Layarnya menampilkan adegan dimana Jimin yang memegang kamera berjalan ke arahku, kemudian mencium bibirku tepat saat matahari terbenam.

Padahal itu sudah lama terjadi, tetapi pipi ku malah merah sekarang. Aku jadi malu kalau mengingatnya lagi.

Aku merasakan sesuatu sedang menatapku saat ini, rupanya itu Jimin.

Wajahnya semakin mendekat, bahkan nafas kami sudah saling beradu.

Kami bertatapan sangat lama, hingga akhirnya..











"Eomma! Appa! Aku pulang!!"

Kami berdua menengok ke sumber suara, ku dengar suara anak kami yang sedang melepas sepatunya.

Saat ku hendak menghampiri anakku, Jimin menarik tanganku.

CUP!

"Hehe, Saranghae" ucapnya.













✖✖✖✖✖✖✖
Hehehewwww dah lama ga apdet:>

Salam ena👉👌

Imagine - BTSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang