Sesuai permintaan kalian!1!1!1!
Aku buat chapter 2 untuk cerita ini!1!1!1!
Seneng gaaaa? Seneng dong? Iaiaia?Ah iya, aku mau minta tolong nih..
Aku sangat membutuhkan kritik, saran, dan semangat dari kalian. Caranya?
Kalian bisa cek link di bio ku ya! Kalian bisa kirim tanpa menggunakan akun tellonym nya kok! Dan itu bersifat anonim alias tidak disebutkan pengirimnya siapa. Atau mungkin jika kalian ingin bertanya sesuatu, aku akan bersedia menjawabnya.
Jadi, silahkan tanyakan dan katakan apapun disana!
Terima kasih!♥♥Ah, aku lupa.
Silahkan membaca!♥♥
♥♥♥
"(y/n), ada yang mencarimu." panggil temanku sambil berbisik, itu karena saat ini kami sedang berada di perpustakaan.
"Nugu?" tanyaku tanpa menengok ke arahnya dan tetap fokus dengan tugasku yang 'tidak bersahabat' ini.
"Yoon, yoon apalah itu. Aku lupa namanya. Sebaiknya kau segera menemuinya." ucapnya, kemudian duduk di sebelahku untuk kembali mengerjakan tugasnya.
"Baiklah. Terima kasih, Saerom-ah." ucapku lalu berdiri dan pergi keluar untuk menemui seseorang bernama 'Yoon' itu.
"Kau lama sekali." lelaki itu bersandar di tembok sambil memasang wajah jenuhnya.
Min Yoongi, lelaki yang sekarang merubah kembali warna rambutnya menjadi hitam ini mendengus kesal padaku.
"Kau pikir tugasku hanya satu dua lembar saja apa. Tunggu disini, aku akan mengambil beberapa barang di dalam." ucapku
"Cepatlah, nanti film nya keburu mulai."
"Ya, dasar bawel." jawabku lalu kembali masuk untuk mengambil tas dan tumpukan kertas laknat itu.
"Saerom-ah, aku pulang duluan ya." pamitku pada Saerom.
"Hmm." ku lihat gadis itu begitu fokus pada layar bercahaya di hadapannya.
"Dahhh."
"Tidak ada yang tertinggal?" tanya nya saat aku sudah kembali, lelaki itu kemudian menarik tanganku untuk digenggam olehnya.
"Tidak ada." jawabku lalu melepas genggamannya.
Dengan mudahnya ia menggenggam tanganku. Sial, bisa-bisa jantungku meledak duluan sebelum sampai bioskop.
"Terima kasih, sudah mau membuka hatimu lagi." ucapnya sambil tersenyum padaku.
Aku hanya membalas senyumannya lalu berjalan mendahuluinya.
Min Yoongi, aku hanya kasihan padamu. Sungguh.
Flashback
"(y/n)! Mianhae!" teriak seorang lelaki sambil berdiri di depan rumahku.
"Pulang lah! Kau mau mati kehujanan hah?!" teriak ku dari jendela kamar lantai atas.
Dasar lelaki gila. Seoul sedang hujan deras dan ia malah berdiri di depan pagar rumahku sambil memegang setangkai bunga di tangan nya.
"Aku mohon! Aku menyesal!" teriaknya lagi tak kalah nyaring seperti tadi.
Rambut bahkan bajunya sudah basah kuyup karena hujan, tapi semangatnya untuk memohon padaku tak luntur sedikitpun.