"YOONGI DIBELAKANGMU!"
BUG!!
BUG!!
BUG!!
BUG!!
"Hah... hah... hah..."
Lelaki bersurai coklat tua itu menghirup oksigen di sekitarnya rakus, mengatur napasnya yang sedari tadi memburu.
Tongkat baseball yang selalu dia bawa sudah patah, bersamaan dengan remuknya wajah makhluk pemakan manusia di depannya.
Makhluk yang awalnya juga manusia.
Entah bagaimana ini bisa terjadi. Yang pasti ketika Yoongi dan teman-temannya sedang berkumpul bersama di kantin sepulang kelas, serangan dari makhluk ini pun mulai terjadi.
Sampai hari ini, tepat hari ke 4 mereka masih harus bertahan hidup di gedung kampus yang sudah tidak jelas lagi isinya.
Dan tinggal tersisa 5 dari 10 diantara mereka.
Menyesal? Marah? Sedih? Tidak ada guna nya lagi. Semua orang di sini berusaha melindungi diri masing-masing ketimbang menolong teman mereka. Satu nyawa milik sendiri lebih penting daripada mengorbankan nyawa demi orang lain.
Egois? Memang. Tapi kalau di situasi seperti ini, apa kalian tidak akan berpikiran sama juga?
Untung saja, mereka semua-Yoongi dan kawan-kawannya-masih berusaha agar tidak terlalu egois seperti yang orang lain lakukan.
"Terima kasih." Ujar Yoongi sambil berbalik menatap gadis yang masih duduk terpojok karena hampir saja dimakan salah satu dari makhluk itu.
"Kalian tidak apa-apa?" Tanya Yoongi kepada teman-temannya yang lain, mereka semua mengangguk mantap. Yoongi menendang makhluk yang sudah mati itu menjauh dari tempat mereka, menutupinya asal dengan kain yang seadanya di sana.
Beberapa menit yang lalu Yoongi baru saja menyelamatkan temannya tepat waktu, sebelum digigit oleh makhluk mengerikan yang entah dia harus nenyebutnya dengan sebutan apa.
Zombie? Human Eater? Entahlah, Yoongi bahkan tidak memikirkan hal tak jelas semacam itu.
Yang terpenting baginya sekarang adalah untuk tetap hidup sampai rescue team datang menyelamatkan mereka semua.
Setidaknya, jangan sampai ada korban lagi di antara mereka.
Cukup teman-temannya yang sudah gugur jadi yang terakhir. Jangan ada lagi.
"Sudah menutup pintunya?" Tanya Yoongi pada temannya yang lain.
Dia mengangguk, "Lemari ini pasti cukup kuat untuk menahan pintunya."
Namanya Kim Seokjin, kakak tingkatnya Yoongi. Mereka dari fakultas yang berbeda tetapi bisa saling mengenal lewat UKM seni di kampus mereka.
"Apa sudah aman sekarang?" Tanya gadis yang tadi duduk terpojok. Dia (y/n), teman satu kelas Yoongi yang juga ikut berkumpul bersama karena dipaksa pemuda itu.