Hari Minggu ini tidak seperti Minggu biasanya, aku yang biasanya masih tertidur lelap di siang hari mendadak bangun karena suara ibuku.
"Aish," aku mengucek kedua mataku, sedikit perih karena mataku masih lelah akibat bergadang semalam.
"(Y/N)! CEPAT TURUN! DASAR PEMALAS!"
"YA! YA! AKU TURUN SEKARANG!" Teriakku kesal, sambil loncat aku langsung keluar kamar tanpa mempedulikan penampilanku. Toh aku yakin ibu hanya meminta tolong untuk membetulkan keran air yang macet lagi.
"Bisakah ibu memanggil tukang ke-"
Mataku langsung membulat tatkala melihat penampakan di depanku.
Seorang lelaki berambut nyentrik dengan masker dan kacamata hitam, tak lupa topi yang ia pakai senada dengan kacamata dan maskernya.
Si brengsek Kim itu mau apa ke rumahku?
Cih.
BUG!
"Aw..." Aku mengelus pantatku yang malang karena terkena pukulan manis dari ibuku.
"Bukannya diajak duduk malah diam saja, dasar anak pemalas."
"Ck, duduklah disana. Aku mau mencuci muka dulu." Perintahku padanya. Tanpa melirik lagi, aku langsung pergi ke kamar mandi.
"Omona, pantas saja dia melihatku seperti itu, ternyata wajahku seperti monster." Gumamku setelah melihat pantulan diriku di cermin sambil menggosokan sabun di tangan.
Beberapa menit kemudian aku kembali dan duduk di hadapan lelaki itu, ia belum juga membuka maskernya. Apa dia terkena flu? Semoga saja tidak, dia kan memiliki jadwal yang pa—ah sial, seharusnya aku tidak perlu repot repot khawatir padanya, dia sendiri saja tidak pernah memikirkan ku.
"Ada apa?" Aku menatapnya malas. Sungguh, aku masih mengantuk dan malah terpaksa harus berhadapan dengan lelaki yang sudah 2 minggu tidak berbicara denganku ini.
"Kau yakin tidak mau meminta maaf? Apa kau sama sekali tidak merasa bersalah?" Tanya nya begitu polos.
Ahh, dia memulainya lagi.
"Karena apa? Aku sama sekali tidak melakukan hal yang menurutmu itu salah."
"Kau masih mau mengelak?"
"Mengelak apa sih? Aku tidak mengerti."
"2 minggu yang lalu kau berjalan bersama Jaehyun kan?"
"Astaga, Kim Taehyung! Kita sudah pernah membahas ini. Aku dan Jaehyun satu fakultas, jadi wajar apabila kau melihat kami jalan bersama." Aku memutar bola mataku malas, lelaki ini super duper menyebalkan bila cemburu, aku tidak menyukainya.
"Jadi ini alasanmu mendiamkan ku selama 2 minggu?" Tanyaku penasaran.
Memang benar, Taehyung mendiamkanku selama 2 minggu. Dia tidak mengabariku selama itu, apalagi menanyakan kabarku. Memang terkadang dia bisa tiba-tiba menghilang karena jadwalnya yang padat—sebagai seorang idol, tapi tidak sampai selama ini. Dia terlihat menjauhiku, tanpa alasan yang jelas.
"Lalu kemarin, kau kembali bertemu dengannya di cafe depan kampusmu. Apa harus sesering itu, sebagai teman satu fakultas?"
Astaga, apa dia gila?
"Yak! Kau pikir apa yang ku lakukan ini tidak wajar?"
Taehyung terdiam, ia hanya menatapku tanpa artian yang jelas. Ia seperti, menahan marah?
"Dengan pakaian ketat seperti itu kau begitu percaya dirinya bertemu lelaki seperti Jaehyun, apa kau tidak takut?"
"Untuk apa aku takut? Jaehyun lelaki yang baik. Dan lagipula aku sama sekali tidak merasa mengenakan pakaian ketat seperti yang kau bilang itu."