8. Bad and dreams

6.3K 401 39
                                    

-o-o-o-

Mendengar kalimat terakhir kakaknya, membuat Sora tertawa. Kakaknya, Dyo memang seperti ini. Kalem tapi kadang kurang ajar dan semaunya sendiri. Tapi jika didepan umun seperti orang asing atau orang yang baru dikenal, ia saaaangaat menjaga sopan santunnya. Berbanding terbalik kalau sudah bersama keluarganya.

"Go get take a shower. Abis itu, istirahat. Nanti aku yang bilang sama maid buat nyiapin baju kamu." Sebelum pergi, tidak lupa ia mengelus kepala Sora. Setelah itu, ia berjalan menuju kamarnya yang terletak tidak jauh dari kamar Sora dan segera masuk ke dalam kamar mandi.

-o-o-o-

08:20 AM |Seoul, South Korea | William's new penthouse

Author POV

Suara dering telefon menggangu indera pendengaran seseorang yang saat ini masih terlelap dibalik selimut lembutnya. Padahal sudah lewat jam sarapan, namun belum ada tanda-tanda dirinya akan bangun. Perjalanan kemarin membuatnya cukup kelelahan. Pagi ini, ia hanya ingin bermalas-malasan di kasur ini.

Namun, sepertinya ada seseorang yang tidak membiarkan dirinya. Nyatanya, panggilan itu tidak berhenti sampai detik ini membuat dirinya terpaksa meraba-raba nakas disamping tempat tidurnya. Dengan setengah membuka mata, ia menatap kesal layar telefon genggamnya. Lalu menekan tombol power untuk menolak panggilan tersebut.

Tidak lama setelah itu, telefon genggamnya kembali berdering. Siapa sih yang mengganggunya tidur? Ini masih pagi— Ternyata yang menelfonnya adalah kakaknya ketiga, Kak Luhan. Dan parahnya lagi, sudah missed call sebanyak 7x.

 Dan parahnya lagi, sudah missed call sebanyak 7x

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mati aku Batin Sora membuka matanya lebar-lebar. Buru-buru ia menyibakkan selimutnya dan menggeser tombol hijau dilayar telefon genggamnya.

"Princess...." Geram Luhan sambil menatap Sora dengan tampak garang yang dibuat-buat dari seberang sana.

Sora hanya bisa menyengir sambil sesekali mengucek matanya. "Hehe."

"Do you have any idea how many I call you all?"
[Coba bayangin berapa kali aku nelfon kalian semua?]

"Huaaa maaf Kak Lu.. aku ngantuk bangettt." Jawab Sora dengan nada menyesal.

Luhan yang mendengar nada menyesal dari adiknya langsung menjauhkan telefonnya. Dia tidak bisa menahan tawa saking gemasnya. Luhan harus tegas, ingat itu. Dari kejauhan bisa ia lihat, Sora menatap bingung layar telefonnya.

"..Okay. Tapi jangan gitu lagi ya? Pasti semalem tidur larut kan." Luhan kembali mengarahkan telefonnya sambil menunjuk kearah adiknya dengan tampang menuduh.

Sora mengumpat dalam hati. Siall, siapa yang memberitahu kegiatan mereka semalam. Dan ekspresinya tidak luput dari pandangan Luhan yang lagi-lagi menahan tawanya. Ia sedang menatap adiknya melalui cctv yang sudah terpasang dikamar adiknya lewat iPad miliknya.

My Dear, BrothersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang