14. Curious

4K 320 23
                                    

-o-o-o-

Previously on Brother...

"Mohon perhatian semuanya." Ucap Adam yang berdiri diantara Leo dan Dan. "Kalian sudah tau betul peraturan penthouse ini, prioritaskan keamaan serta privasi para tuan muda dan yang paling penting nona muda. Itu saja, saya harap kalian semua ingat betul peraturan yang sudah kalian baca dan kontrak yang sudah kalian tanda tangani. Sekian, kalian bisa kembali melanjutkam pekerjaan kalian."

Setelah itu, semua orang kembali pada pekerjaan mereka masing-masing kecuali para sekretaris yang berjalan menuju lantai zero. Lantai yang berada satu lantai dibawah lantai satu penthouse ini.

-o-o-o-

_____________________________

Warning! A/N Part 14.

Mohon maaf bila ada kesalahan penulisan, typo dll. Buatnya rada buru-buru huhu. Kalau ada yang janggal, atau aneh langsung komen yah! Terima kasihh!!

dan..

DIBAWAH ADA SURPRISE(๑✧∀✧๑)

Thxx💖

_____________________________

06:17 AM | Seoul, South Korea | Andrew's new penthouse

"Nona muda.."

"Nnggh.."

Yang dipanggil tidak kunjung membuka matanya, pelayan yang memnaggil pun menjadi bingung. Sebenarnya Ia tidak ingin melakukan tugas bagian ini – membangunkan majikan mereka – jika ada kesalahan sekecil apapun habislah dia. Baru saja ia ingin mencoba membangunkan nona-nya suara langkah kaki dari belakangnya, buru-buru ia membalikkan badan dan terkejut ketika melihat salah satu tuan mudanya sudah berdiri disana.

Kalau ia tidak salah, namanya ada Leonard Alderaldo. Tapi karena saat ini sedang berada di negara Korea, mereka meminta para pelayan untuk memanggil mereka dengan nama Korea kecuali  jika ada orang tua mereka dan acara-acara penting. Entah kenapa alasannya, tapi ia harus tetap melaksanakan perintah mereka. Jadi, sekarang nama panggilannya adalah Lu Han.

"Ah- Tuan Luhan.." Pelayan itu bingung harus berkata apa.

"Kau boleh keluar, biar aku yang membangunkannya." Ucap Luhan seperti mengetahui isi pikiran sang pelayan didepannya.

"B-baik tuan muda, saya permisi.."

"AH- tunggu sebentar."

Pelayan itu berhenti dan membalikkan badannya ketika mendengar panggilan dari Luhan.

"Apa seragamnya sudah siap?"

"Sudah siap di Walk-in-closet, Tuan. Peralatan sekolah dan lain-lainnya juga sudah siap di sisi meja belajar." Pelayan itu berjalan menuju meja belajar dan memperlihatkan tas sekolah milik Sora nantinya.

Luhan mengangguk-anggukan kepalanya dan membiarkan pelayan itu pergi. Sekarang perhatiannya sudah terpusat pada adiknya yang saat ini masih belum menunjukkan tanda-tanda bahwa ia akan bangun.

Terkadang ia merasa heran kenapa harus sifat susah bangun milik adiknya yang lain juga hinggap di tubuh adik menggemaskannya ini. Tapi apapun sifat kurang baik yang dimiliki Sora karena turunan dari saudara atau bahkan orang tuanya, rasa sayangnya tidak akan berkurang sedikit pun.

My Dear, BrothersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang