6. Night in the sky

5K 355 26
                                    

-o-o-o-

Previously on Brother...

Kai dan Sehun menatap Sora dengan alis disatukan. Yang bisa Sora kira adalah di dalam otak dua kakaknya ini Antara sadar kalau Sora ini berbohong atau hal bodoh lainnya. Tidak lama setelah itu, Kai dan Sehun bertatap-tatapan dan mengangguk setuju. Entah apa yang ada dipikiran mereka. Namun jika dilihat dari ekspresi keduanya, mereka tidak terlalu peduli. Dan mulai memakan makanan yang sudah tersaji didepan mereka.

-o-o-o-

Author POV

Saat makan malam tengah berlangsung dengan sunyi, hanya ada suara dentingan alat makan dengan piring yang menemani keheningan makan malam hari ini. Namun, disaat keheningan tersebut Kris tiba-tiba berdiri dari duduknya. Membuat semua orang yang berada di meja makan mengalihkan tatapannya dari makanan mereka ke arah Kris. Sebelum Luhan angkat bicara, Kris sudah membuka mulutnya.

"Gua ke toilet dulu sebentar, kalo kelamaan duluan aja. Entar gua nyusul" sebelum benar-benar pergi, Kris masih sempat mengelus puncak kepala adiknya.
"Sebentar ya"

Luhan yang bingung dan sedikit curiga menatap Leo yang berdiri di belakang kursi yang tadi Kris duduki. Hanya dengan melalui tatapan, Leo paham apa yang dimaksud Luhan. Dengan segera dia mengikuti Kris. Luhan menghela nafas gusar, apa ini ada hubungannya dengan tadi?

Apa Kris akan berbohong juga pada dirinya dan Xiumin? Apa Kris juga akan membelot?

Dengan cepat, Luhan menggeleng kepalanya pelan. Gak mungkin, Gak mungkin. Iya gamungkin Kris sebego itu. Luhan harus yakin.

Xiumin yang menatap raut khawatir Luhan menepuk paha saudaranya itu pelan, lalu dengan santai dia melanjutkan makannya yang sempat terhenti. Luhan menatap Xiumin sebentar lalu ikut melanjutkan makannya.

Di tempat lain, bukannya berada di toilet seperti yang tadi ia bilang pada yang lainnya. Kris malah berada di salah satu taman yang berada tidak jauh dari lounge itu. Dengan malas ia mengambil handphonenya yang berada di kantung celananya dan mencari kontak Papihnya.

"Hallo"
"Good evening Dad"

"Too, Chris"

"So, ada apa Dad?" Tanya Kris to the point. Dirinya tidak suka basa-basi. Dan Kris tau Papihnya juga tidak menyukai hal seperti itu.

"Grandpa meminta kalian untuk ke U.S terlebih dahulu—"

"We have a deal, Mr. William" Potong Kris dingin sambil mengeratkan genggaman tangannya. Kurang ajar, apa si tua itu lupa dengan janjinya sendiri?

"Watch your mouth, young man" Jawab disebrang sana lebih dingin.

Seketika Kris merinding dan sadar. Sial, dia malah kelepasan saking kesalnya tadi. "I beg your pardon"

"Hm." Brengsek, hanya 'hm' ?? batin Kris.

"Please continue"

"...Tapi mengingat kalian sudah menuntut perjanjian kekanakan itu, Grandpa memutuskan untuk memundurkan jadwal berkunjung kalian ke US."

Hah? Apa dia bilang barusan? Kekanakan? Batin Kris.

Kris tidak menjawab. Senang? Tidak. Hasilnya tetap sama, bedanya diundur saja.

"Setelah kalian sampai, jangan membuat keributan. Keluarga kita belum mempunyai cukup wewenang untuk diberikan kepada kalian agar bisa bersenang-senang dengan mudah disana. Mengerti Kris?"

"..."

"Chris?"

"..."

"Christsian Melvin William"

My Dear, BrothersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang