Kelulusan

35 7 0
                                    

Setelah pengumuman hasil Ujian Nasional, tiba lah waktu kelulusan sekolah. Senangnya rasanya menjadi ratu murid juara umum di sekolah, dan Danil menjadi seorang rajanya. Danil memang pintar di antara anak laki - laki yang lain, dia sudah tampan, baik hati dan pinter pula.

Aku berdiam diri memperhatikan wajahku  pada cermin seolah aku tidak percaya bahwa yang di cermin itu adalah aku. Aku begitu cantik mempesona dengan memakai kebaya putih modern punya mama dulu. Aku tak bisa membayangkan betapa cantiknya mama sewaktu memakai kebaya ini saat kelulusan masa SMA nya, pasti sangat cantik sama seperti ku.

Pantas saja papa sangat jatuh cinta pada mama, mama itu anggun, di lihat dari manapun tetap saja cantik. Dan katanya sih, kecantikannya itu menurun padaku hehe. Ternyata memang benar, semua akan cantik jika berdandan seperti ini. 

"Auraaa udah belum sih dandan nya lama banget, mama sama papa udah nungguin tuh di bawah" Tiba - tiba saja pintu kamarku terbuka, dan terdapatlah kakaku yang bawel.

"Iya kak ini udah selesai kok, yaudah ayo kita berangkat"

"Wih cantik amat nih adek gue" 

"Emang cantik kali dari dulu juga" Ucap Aura penuh yakin.

Aku, mama dan papaku, serta kak Arsyi. Senang rasanya keluargaku semua ikut datang ke acara kelulusanku. Pasti mereka sangat bangga padaku karena aku mendapat beasiswa dan juara umum disekolah. Aku sengaja tidak memberitahu mereka karena ingin memberi kejutan, tanpa sadar aku senyum - senyum sendiri sepanjang perjalanan menuju tempat kelulusan.

"Kamu kenapasih Ra? Kok senyum - senyum sendiri, udah balikan ya sama Danil?" 

"Ih apaan sih kak sotau deh" Kataku sebal kalau kak Arsyi sudah menggodaku.

"Yee biasa aja kali, kan cuma nanya. Ada apa sih?" Tanya kak Arsyi penasaran.

"Liat aja nanti, wlee" Kataku sambil menjulurkan lidah kepadanya.

"Ih rese ya kamu" Dia mencubit pinggangku membuat ku geli.

"Aw geli tau kak!"

"Ya biarin, abisnya kamu rese"

"Hey kalian berdua apa -apaan sih kaya anak kecil aja, udah nyampe nih ayo turun" Kata mama.

Sesampainya di gedung kelulusan, aku turun dari mobil sangat hati - hati karena memakai wedges tinggi dan kebaya yang sangat ngepas di tubuhku ini. Dan baru ku sadari, semua penghuni gedung berarah kepadaku seakan dikepalanya berpikir 'wah Aura cantik sekali' sungguh aku menahan malu. 

Dan di antara mereka terdapat Danil yang juga melihatku tak percaya, mukanya diam membeku dan matanya terlihat seperti akan keluar dia pun langsung menghampiriku.

"Ra kamu cantik banget, tadinya aku sempet ga ngenalin kamu loh" 

Danil berkata padaku membuatku semakin blushing. 

"Ekhem hem hem.." 

"Eh ada kak Arsyi, om, tante" 

Danil baru menyadari bahwa disini ada kak Arsyi, mama dan papaku. Dia pun langsung bersalaman.

"Makin ganteng aja kamu Nil" Ucap papaku yang berhasil membuat pipi Danil memerah.

"Ah om bisa aja. Om juga terlihat tampan dan gagah" Mereka semua tertawa bersama

"Udah yuk masuk, acaranya mau dimulai tuh" Ucap papa mengajak kami masuk.

Setelah mengikuti berbagai macam acara, dari tari-tarian tradisional atau modern dance serta sekelompok paduan suara yang di tampilkan oleh adik-adik kelas 10 dan 11. Tiba waktunya pad acara yang ku nantikan, pengumuman siswa berprestasi di sekolah kami.

"Kepada bapa ibu sekalian, saya mengucapkan sangat berterimakasih karena telah hadir dan berpatisipasi atas acara penglepasan siswa-siswi sekolah ini. Dan inilah waktunya kita umumkan siswa dan siswi yang berprestasi disekolah ini" 

"Untuk yang pertama kita panggil adalah raja dan ratu kita yang mendapat nilai UN terbesar dan menjadi juara umum disekolah ini. Untuk Aura dan Danil silahkan maju kedepan"

Pak Teguh sangat semangat mengumumkan pengumuman ini.

"Oh ini Ra yang daritadi bikin kamu senyum-senyum di mobil tadi, yaampun Ra kakak bangga deh sama kamu" Ucap kak Arsyi langsung memelukku membuatku semakin senang dan hanya bisa tersenyum lebar.

"Selamat ya nak, papa dan mama bangga sama kamu" Ucapan papa membuatku terharu dan air mataku akhirnya jatuh dan larut dalam pelukan papa. Mama hanya menangis bahagia terlihat bangganya kepadaku, terimakasih Tuhan keinginanku yang ini sudah tercapai.

"Ayo Ra, kita ke depan bareng-bareng" Ucap Danil sambil menjulurkan tangannya kepadaku dan langsung saja ku sambut.

"Selamat juga ya nak Danil, kamu memang pandai. Om bangga sama kamu" Ucap papa membanggakan Danil, aku dan yang lainnya ikut tersenyum.

Aku dan Danil bergandengan tangan di atas karpet merah itu tanpa rasa malu. Kami menunjukkan sebagai siswa berprestasi, bukan seorang kekasih yang sedang kasmaran.

"Ini dia murid berprestasi sekolah kita, tepuk tangan yang meriah semuanya untuk Aura dan Danil" Ucap pak Teguh menyemangati.

prok prok prokk 

suara tepukan tangan meriah seluruh penghuni gedung. Terlihat di tengah barisan tempat duduk ada Sinta yang tersenyum bahagia ke arah kami

"SELAMAT KALIAN!" Teriaknya.

Sesampainya di atas panggung Pak Teguh mengalungi medali kelulusan pada kami dan menyelamati kami.

"Selamat ya nak Aura, Danil. Bapa bangga sama kalian, sudah cantik dan ganteng juga pinter lagi"

"Ah si bapa biasa aja kok pak tidak usah di lebih-lebihkan begitu, terimakasih juga pak telah membantu membimbing kami semua" Ucap Danil kepada pak Teguh dan aku hanya tersenyum.

Dan setelah acara kelulusan yang diakhiri oleh sesi foto-foto bersama, aku dan keluargaku merayakan makan malam di rumahku bersama keluarga Danil.

Sesampainya dirumah.

"Sudah lama kita tidak makan bersama ya" Ucap papanya Danil.

"Iya Gus, saya sendiri kangen dengan suasana ini" Balas papa.

"Oiya anak kita kan akan kuliah di Oxford, bagaimana kalau nanti Aura tinggal di Apart kami yang berada di Inggris, saya khawatir kalau gadis cantik sendirian di negara orang lain"

uhukk uhukk Aura tiba-tiba tersedak makanan dan langsung diambilkan minum oleh Danil.

"Kamu gapapa Ra?" Tanya Danil

"Gapapa" 

"Aura sudah kami anggap seperti anak sendiri, jadi nanti biar Danil aja yang jagain Aura selama di Inggris" 

Kali ini Tante Hana yang berbicara. Ya, dia mamanya Danil

"Wah boleh tuh Han aku setuju, aku juga khawatir kalau Aura sampai sendirian nanti disana, namanya anak gadis kan" Balas mama.

"Yasudah kalau begitu nanti kita antar Danil dan Aura sampai Inggris, sekalian kita liburan bersama disana untuk 2 hari ke depan" Ucap papa Danil.

"Setuju tuh, lama juga aku tidak ke Inggris" Balas papa.

Aku dan Danil hanya tersenyum kaku mendengarkan perbincangan orang tua kami. Dalam hati aku bersorak gembira menemui orang-orang yang sangat sayang padaku. Aku merasa hidupku lengkap setelah masalah-masalah yang telah terlewati.
.
.
.
Memang terkadang hidup adalah sebuah pilihan, meninggalkan atau ditinggalkan. Semua akan terjawab oleh waktu.
Tuhan tidak mungkin memberikan yang terburuk untuk umatnya, yakinilah bahwa rencananya sungguh indah.

Hari ini bisa bahagia, mungkin besok atau lusa akan ada hal yang tidak kita sangka.
Seorang yang sedang denganmu saat ini, mungkin hanya singgah untuk sesaat, dan akan menemukan hati yang baru.

Tetapi ku yakin, bahwa hatiku adalah tempat favoritmu. Jadi, kau tak mungkin berlabuh pada yang lain. Sebab hanya akulah pelabuhan yang tetap kokoh berdiri meski di terjang ombak yang kencang.

DnATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang