Sahabat Sesungguhnya

56 7 0
                                        

Sinta Ananda. Gadis cantik berambut pirang dan ikal sebahu. Pintar selalu bisa diandalkan, tidak ingin melihat sahabatnya disakiti.

Sinta adalah sahabatku dari sejak aku masuk SMP. Dia yang selalu ada jika aku sedang kesulitan dan hanya cuma dia sahabat satu -satunya yang terbaik. Aku dulu memiliki lumayan banyak teman karena aku dikenal sebagai murid teladan. Tapi aku lebih sering bermain dengan ke-4 temanku saja dan ternyata mereka berkhianat, tapi tidak dengan Sinta.

"Eh eh liat deh si Revanka dia ganteng banget ya, jago lagi main basketnya duh idaman banget deh" Kata salah satu temanku.

"Iya dia emang ganteng dan jago banget main basketnya, makanya dia jadi kapten basket sekarang di sekolah kita" Temanku yang kedua berbicara

"Revanka cocok kali ya kalo jadian sama Aura" Kini Sinta yang berbicara

"Eh Sin apaan sih lo Revanka tuh lebih cocok sama gue kali"

Teman pertamaku tidak setuju apa yang Sinta bilang tadi.

"Iya Revanka tuh lebih cocok sama Sharon" Ucap teman keduaku, Vera.

"Revanka tuh cocok sama Aura kali" Sinta mengelak.

"Gue SINTA!!"

Sharon semakin emosi akibat perlakuan Sinta tadi.

"Kalian tuh apa - apan sih kenapa jadi rebutan cowo begini, Sharon tenang aja aku ga akan jadian sama Revanka toh aku juga ga suka ko sama dia"

"Dan kamu Sinta kamu ga berhak cocok - cocokin aku sama Revanka, aku bisa cari cowok kriteriaku sendiri kok"

Ucapku yang sudah kesal melihat tingkah mereka yang seperti kekanak - kanakan.

"Iya Ra, kamu kan cantik terus pinter juga pasti lebih bisa dapetin yang lebih dari Revanka"

Ucap Sinta sambil melirik ke arah Sharon.

Dan setelah kejadian itu aku masih berteman dengan teman - temanku, suatu ketika ada anak murid baru datang ke sekolah kami. Kebetulan sekali dia duduk di tempatkan satu kelas denganku dan dia juga ternyata suka padaku, perkhianatan itu terajadi.

Setelah satu bulan mengenalnya, aku mulai tertarik padanya. Aku selalu menceritakannya kepada teman - temanku, Sharon terlihat senang mendengar ceritaku.

Hari berikutnya setelah aku cerita kepada teman - temanku, aku hendak ingin memberi cup cake pada Karel murid baru itu. Karel bilang padaku kalau dia sedang berada di taman dekat sekolah, dan aku beranjak datang kesana untuk memberi cup cake buatanku sendiri.

Dan ternyata apa yang ku lihat, Karel sedang berduaan dengan Sharon. Karel memegang tangan Sharon seakan mereka sepasang kekasih yang sedang di landa asmara.

Aku tidak menyangka bahwa sahabatku sendiri ternyata main di belakang dengan orang yang ku percayai bahwa dia benar menyayangiku. Karel terkejut melihatku , terlihat sekali muka licik Sharon menatap padaku. Karel hendak mengejarku tetapi di cegah oleh Sharon, sungguh disitu hatiku terasa sangat nyeri.

Aku tidak peduli Karel yang menkhianatiku, aku hanya tidak menyangka pada sahabatku sendiri, teganya dian menghianatiku. Muka senangnya saat ku bercerita tentang Karel ternyata menyimpan kepalsuan, saat kejadian itu aku tidak bertegur sapa padanya.

Hanya Sinta yang ku miliki saat itu, dia yang menasihatiku bahwa Sharon memang licik sejak dulu, dan Sinta memintaku untuk tidak mendendamkan soal hal itu. Itu hanya akal - akalan Sharon aja bahwa dia sebenarnya sirik padaku, karena setiap cowo yang notabennya ganteng dan pintar selalu suka padaku.

"Udah kamu lupain aja ya si Karel itu, dia itu ga sayang sama kamu Ra, kalau dia sayang sama kamu dia ga akan mau deket - deket sama si Sharon munafik itu"

"Dia lebih memilih orang yang baru dia kenal dibanding kamu yang udah cukup lama mengenalnya. Aku yakin suatu saat pasti ada orang yang bener - bener sayang sama kamu, tanpa ada orang ketiga" Sinta menasihatiku.

Aku hanya tersenyum sambil menahan tangis.

"Nangis aja gapapa ko Ra"

Sinta seolah tau aku sedang menahan air mata yang segera ingin tumpah, dan tidak bisa ku tahan lagi aku langsung memeluk Sinta dan menangis dalam pelukannya.


Teman tidak selamanya baik, dia hanya sebatas teman yang tidak tau akan tetap menjadi teman atau malah menyakiti.

Jangan terlalu dekat pada teman, sebab kita tidak tau apa tujuan dia berteman dengan kita. Bersikaplah baik dahulu, jika dia tidak baik dengan kita biarkan saja itu urusannya.

Lain lagi dengan sahabat, dia selalu ada dan setia kapanpun saat dibutuhkan.

Sahabat ialah yang selalu ada saat kita sedang terpuruk dan saat senang, sahabat adalah keluarga kedua kita yang perlu disayangi.

Dia tidak akan meninggalkan kita saat sedang susah maupun senang.

DnATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang