Tiba waktunya

40 7 0
                                    

Selama Ujian Nasional berlangsung aku sama sekali tidak memikirkan yang lain selain fokus dengan soal - soal ujian dan beasiswa itu. Dan semoga usahaku tidak sia - sia, aku sudah berlajar segiat mungkin dan telah mengeluarkan seluruh kemampuanku demi masa depanku.

Hari ini adalah pengumuman hasil ujian nasional dan murid yang mendapatkan beasiswa kuliah di Oxford. Tuhan, semoga aku orang yang beruntung mendapatkan beasiswa itu.

"Disini hanya ada nama 3 orang murid yang mendapatkan beasiswa ke Oxford, Bapa akan mengumumkan nama tersebut dari nilai UN tertinggi ketiga yaitu Danil Alvaro Walters" 

Tepukan riuh murid - murid dan para guru ikut senang mendengar nama itu tersebut. Aku sendiri tidak menyangka Danil bisa mendapatkan beasiswa itu, aku ikut senang mendengarnya.

"Kemudian siswa yang mendapat nilai UN tertinggi kedua dan mendapat beasiswa yaitu Sinta Ananda!"

"Raaaa sumpah aku ga nyangka banget aku mendapatkan beasiswa ke Oxford! Aku yakin posisi pertama itu pasti kamu Ra!" 

Aku sangat senang Sinta mendapat beasiswa itu, Sinta memang anak yang pintar dan rajin. Dia tidak pernah bolos sekolah, bagaimana denganku? apakah aku mendapatkan beasiswa itu?

"Dan terakhir nilai tertinggi UN di sekolah dan se-Kota Bogor ini yaitu.." 

Jantungku berdetak semakin cepat, aku takut tidak mendapatkan beasiswa itu. Tapi aku harus percaya diri bahwa namaku yang akan disebutkan terakhir itu

"Aura Putri Milkea!" Sungguh tak percaya namaku yang terpanggil. Mataku seperti akan keluar, mulutku terbuka lebar membentuk huruf O. Aku masih tidak percaya ini tapi aku sangat senang sekali.

"Aura silahkan maju ke depan, bapa ingin mengucapkan selamat atas kerja kerasmu mendapatkan nilai UN tertinggi se-Kota Bogor ini"

Aku pun langsung maju ke depan menyalami bapa kepala sekolahku tercinta yang sangat sabar mendidik murid - muridnya. 

"Terimakasih pak, saya sendiri sungguh tak menyangka" 

Aku tersenyum sangat lebar menunjukkan deretan gigiku yang rai. Aku bangga dengan diriku sendiri. Aku tidak sabar memberikan berita ini kepada papa mama dan kakakku. Aku tidak sabar melihat wajah mereka yang senang dan bangga kepadaku.

Setelah pengumuman itu selesai aku langsung menemui Sinta yang terlihat menungguku. 

"Hai sahabatku yang pinternya tujuh keliling, selamat yaaa kamu menjadi siswa berprestasi yang mendapat nilai UN tertinggi se-Kota Bogor ini, aku bangga sama kamu Ra"

Ucap Sinta langsung memelukku sangat erat, membuatku terpesona oleh kata - katanya. 

"Terimakasih Ta, aku juga bangga memiliki sahabat sepertimu kita sama - sama berjuang di sana ya"

"Hai dua sejoli yang cerdas ini boleh ikut gabung ga? kebetulan kan kita sama - sama dapet beasiswa tuh boleh dong kita tuker pikiran" 

Tiba - tiba Danil datang menghampiri kami yang sedang mengobrol asik, seketika aku datar melihat wajah Danil yang sumringah karena mendapat beasiswa itu.

"Boleh Nil, gabung aja gapapa kan Ra? Danil gabung sama kita?" Tanya Sinta kepadaku.

"Silahkan aja, tapi awas ada yang marah" 

Loh loh, aku ini kenapa? mengapa jadi sinis seperti ini kepada Danil, apakah rasa cemburu ini semakin meningkat, apa usahaku melupakannya sudah gagal? kurasa iya.

"Aku sudah putus dengan Rena kok Ra" 

Apa? dia putus? mengapa aku senang? ya jelas senang, dia milikku yang sudah di rebut oleh perempuan tidak tahu diri.

DnATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang