"El, itu kenapa kurcaci lo dianter sama Jul sih? Mereka masih berkomunikasi kah?"
Aku yang tadinya sedang asik membaca berita di Line Today menjadi terusik karena kedatangan Tom. Aku menutup gawaiku lalu menyimpannya kedalam saku. Kemudian aku menatap Tom yang sudah duduk disampingku menunggu jawaban.
"Pertama, gue nggak tau siapa itu Jul. Kedua, bukan urusan gue kurcaci mau dianter siapa. Ketiga, lo gangguin gue baca berita tau nggak sih Tom!"
Tom merengut. Aku tidak suka melihat Tom mengerucutkan bibirnya. Itu sangat menggelikan.
"Bego banget si lo El. Jul itu cowok yang ngasih jaketnya buat kurcaci lo. Inget nggak?"
"Oh dia. Yaudah sih biarin aja. Kenapa lo sewot?"
"Gue bukannya sewot El. Kan gue udah pernah bilang kalo cowok itu nggak baik. Kasian dong kurcaci lo ntar kalo jadi rusak gimana? Lo mau tanggung?"
Mendengar ucapan Tom, aku hanya diam. Iya ya kalau beasty dirusak sama laki-laki itu gimana? Dia aja aku bully diem, gimana kalau dia di grepe-grepe oleh laki-laki bernama Jul? Nggak mungkin kan dia bakal diem aja kalau tubuhnya disentuh oleh laki-laki yang baru dia kenal empat hari? Nggak mungkin kan?
Beasty nggak sebodoh itu kan?
Otakku terus menerka-nerka dan itu membuatku pusing.
Ini nggak ada untungnya buat aku, kenapa harus aku yang pusing sih?
"Heh malah diem! Ambil tindakan dong El. Gitu-gitu juga kan dia adik lo."
Tom menyubit lenganku, membuatku tersadar dari lamunanku.
Apa yang harus aku lakukan?
"Itu bukan urusan gue Tom, udah deh jangan bahas bocah manja itu."
Aku memalingkan wajahku dari hadapan Tom. Aku tidak mau Tom melihat kebingungan didalam raut wajahku. Aku tidak mau menjadi baik untuk beasty . Aku dan beasty selamanya akan menjadi musuh. Titik. Nggak boleh ada yang menghancurkan itu semua."Jangan jadikan rasa benci lo sebagai alasan untuk lo nggak berbuat baik El. Gue tau lo itu orang yang baik. Yang penting gue udah ngasih tau lo buat ati-ati."
Tom pergi meninggalkan aku yang masih terdiam. Bukannya aku tidak mendengarkan ucapan Tom. Aku hanya tidak tau harus mulai darimana. Dari awal aku sudah mengibarkan bendera perang. Nggak mungkin dong kalau tiba-tiba aku menjadi baik? Itu sangat menggelikan. Lelah dengan pikiran-pikiran ini, aku memutuskan untuk mencari Cat. Betewe Cat belum keliatan, kemana dia?
++++
Sepulang sekolah, aku melihat Jul dan beasty keluar dari rumah. Jul menggandeng tangan beasty menuju ke sebuah mobil. Melihat hal itu, aku memelankan laju si cantik. Tangan kiriku mengepal dengan keras melihat itu. Otakku mendadak aktif merangkai kata-kata Tom beberapa hari lalu.
"El sebagai kawan baik lo, gue cuma pengen ngasih tau. Kalo laki-laki yang berada disamping kurcaci lo itu nggak baik. Dia pernah sempet deket sama adek gue. Dan ya, kelakuannya minus. Pikirannya cuma disebatas dada dan selangkangan. Ati-ati aja."
"Dia bukan laki-laki yang baik buat lo beasty. Plis lo jangan bodoh-bodoh amat!"
Tanpa sadar aku mengumamkan kata-kata itu, berharap beasty mendengarkan ucapanku. Tapi apa daya, aku berjarak puluhan meter dari rumahku. Mana mungkin dia mendengar ucapanku. Sekarang yang bodoh siapa?
Aku mempercepat laju si cantik saat mobil Jul melewatiku. Dengan sembarangan aku memakirkan si cantik, lalu memasuki rumah. Setelah aku berganti outfit rumahan, aku duduk di sofa ruang santai, fokus dengan ponselku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mo Cuishle
RomanceKarena benci telah berevolusi menjadi cinta. Cinta itu bisa datang kapan saja, dimana saja, dan kepada siapa saja, bukan? "Kau adalah papaver somniferum ku." -El. . . . Copyright © 2017 by blavkflannel_ Hak Cipta Terlindungi Status: Completed. Gxg...